You've come back.

1.7K 56 0
                                    

Michael yang baru saja turun dari mobilnya mulai menapakan kakinya di tempat yang sudah hampir 10 tahun ini tak pernah ia kunjungi , selama hampir 10 tahun ini banyak yang telah berubah darinya,ya Michael tidak berumur 6 tahun lagi tapi lebih tepatnya 16 tahun,setelah beberapa kali ia memaksa momnya untuk hidup dan tinggal sendiri di Indonesia serta melanjutkan SMA-nya juga akhirnya ia diperbolehkan untuk tinggal sendiri di Apartmen milik sahabat lama Mom nya. ketika ia berjalan di salah satu perumahan yang mom dan dad katakan untuk ia kunjungi seorang gadis berambut brunette panjang sambil membawa tas belanjaan datang menghampirinya dan menyapanya.

"Masih mengingatku?" kata gadis itu. El yang terdiam dan menatapnya aneh tiba-tiba saja pikirannya blank tak bisa mengingat gadis itu, mungkin ini pengaruh jet-lag atau apa yang biasa orang sebut.

"Emm.. maaf tapi aku tak mengenalmu" kata El pada gadis itu sambil menggaruk lehernya yang tak gatal sama sekali.

Gadis dihadapannya melongo mendengar perkataan El tadi bagaimana bisa El melupakan gadis itu? setelah hampir bertahun-tahun mereka bersahabat, dengan perasaan sedih gadis itu berlari menjauhi El yang terdiam mematung melihat gadis itu. El yang sedari tadi hanya terdiam lalu berjalan berlawanan arah dengan gadis itu.

*Michael P.O.V*

"Apartment Melati" kata ku.

aku berjalan sambil sesekali bertanya kepada orang-orang disini dimana letak apartmen melati , sebenarnya tidak banyak yang berubah dari perumahan ini, yang aku bingungkan sejak kapan ada Apartmen di kompleks perumahan ini?. Setelah bertemu dengan gadis yang memang ku anggap aneh tadi , aku jadi ragu dan memikirkan gadis itu.

Aku mengetuk pintu yang kata orang-orang merupakan rumah pemilik Apartmen Melati ini.

"Sebentar" kata orang yang didalam

setelah hampir 5 menit aku menunggu seorang gadis bertubuh wow dengan mengenakan serbet datang dan tersenyum padaku.

"M-m-Michael?! wow sejak kapan kamu kesini? bagaimana kabarmu?! hehe maaf berantakan aku tak sempat membersihkan semua ini" kata wanita itu menceroscos dan menarik tangan ku.

"Dan wow.. kau sangat tampan" kata gadis itu sambil memegang wajahku.

Risih? yes I am.

"engg... kau lupa dengan ku?!" kata gadis itu yang akhirnya tersadar akan wajah bingungku.

"Oh my god , I'm so sorry, aku Mira" kata gadis itu lagi.

Mira? mira? engg mira? who's that? dan setelah beberapa lama akhirnya aku ingat walau samar-samar.

Wait what? Mira jadi sekarang ia seperti ini? pikirku, Mira mengenakan dress dan memakai serbet serta kacamata yang tebal dan rambutnya yang ia potong se-bahu memberi kesan dewasa padanya.

"engg ... aku baru ingat" kata ku canggung.

"Jadi untuk apa kau kesini? ku kira kau lupa dengan ku, apakah kau sudah bertemu dengan teman-teman yang lain?dan oh ya aku pemilik Apartmen ini , my mom baru membuatnya beberapa tahun lalu" Kata Mira.

Belum sempat aku menjawab gadis itu terkekeh pelan dan blushing, ya itu kebiasaan Mira ketika berbicara dengan ku entah kenapa wajahnya cepat sekali memerah.

"Mom menyuruhku untuk memberikan ini padamu" kata ku sambil memberinya surat.

"Oh ini, Mrs. Sahara sudah memberi tahuku tentang nya aku baru ingat" kata Mira menyengir padaku.

"Ayo kuantarkan ke ruangan mu" kata Mira menarik tangan ku dan kita berjalan ke lantai 3.

Aku mengamatinya dari atas sampai bawah, rupanya puberty make it so good for her.

Mira yang melihat ku memperhatikannya hanya bisa menunduk malu, dan aku mulai memalingkan pandanganku darinya.

"Kacamata mu sangat tebal" Kata ku memecah hawa kecanggungan yang berada disekeliling ku.

"Iya, aku sangat suka membaca, entah sejak kapan, yang pasti aku sangat suka novel dari John Green judul novelnya The Fault In Our star" kata gadis itu berceroscos.

"Aku juga suka itu, kapan-kapan bolehkah aku meminjamnya?" kata ku pada MIra.

"Boleh! kalau bisa aku akan mengajak mu ke Gramedia minggu ini, karena stok buku bacaan ku sudah habis" kata gadis itu bersemangat.

"Dan ini kamarmu! maaf jika kamar ini sempit" kata Mira.

"Jika kau butuh sesuatu telfon saja aku disana sudah ada nomor telpon ku, aku akan memasakan mu makanan" kata Mira lagi sambil menunjuk telfon yang ada di meja.

"Ini sudah luas untukku, dan ya makasih , kau tak perlu repot-repot" kata ku padanya.

"Tak apa, apakah kau sudah menemui Alva?" kata Mira padaku.

"Alva? hah Alva?aku belum menemuinya" kata ku pada Mira.

"Mungkin besok, kau sudah akan mulai sekolah kan besok? Alva pasti akan sangat senang bertemu denganmu" kata gadis itu tersenyum sendu.

Entah kenapa ekspresi Mira berubah ketika membicarakan Alva.

"Ya sudahlah, aku tak enak terlalu lama disini" kata nya lalu pergi menutup kamarku.

Aku terdiam sejenak , lalu membuka box-box serta koper yang kubawa dan menaruh isinya ke rak-rak dan lemari yang sudah ada di kamar ini.

Aku menemukan selembar foto gadis kecil yang sedang bermain biola dan di disana tertulis Alvenia Esttele ,2006.

Aku mengempaskan badan ku ke tempat tidur dan berbaring sambil memegang foto itu.

"Aku akan bertemu denganmu" kata ku lalu terlelap tidur.

3.650 days without youWhere stories live. Discover now