MBS - Part 12

Começar do início
                                    

"Emangnya lo pinter apa? Pake ngatain gue bego segala" ucapku cukup keras.

"Vanilla, ini bukan dihutan dan ini masi jam pelajaran saya, jangan berisik atau kamu keluar" ucap bu diva.

"Iyah bu" ucapku singkat dan menatap johsua yang cengengesan dari tadi.

"Apa lo liat liat, naksir" ucapnya.

"Sampe kiamat juga gue gak akan naksir sama lo" ucapku pelan tapi dengan nada marah, karna tak ingin dimarahi lagi oleh bu diva.

"Sampe kiamat? Itu pun kalo umur lo panjang kalo pendek gimana" ucapnya.

"Lo doain gue mati" ucapku sambil menyubitnya keras.

"Anak- anak tutup buku kalian, sekarang kita ulangan" ucap bu diva mendadak membuat satu kelas kaget termasuk aku yang sedari tadi berdebat dengan johsua.

Kulihat johsua, dialah satu satunya orang yang biasa biasa aja dan masi santai setelah mendengar info ulangan mendadak itu.

"Lo kenapa biasa-biasa aja?" tanyaku penasaran.

"Agama doang mah udah diluar kepala gue" ucapnya sombong, dan itu membuatku sebal dengannya.

Bu diva membagikan soal ulangan kepada seluruh anak dengan soal yang berbeda disetiap baris, yang duduk disebelah kanan mengerjakan soal A dan sebelah kiri mengerjakan soal B.

Sekarang kulihat soal didepanku sangat membuatku mual, soal apaan ini sangat sangat susah..kenapa agama sesusah matematika sih..

"Dia cepet banget!" batinku berteriak, melihat johsua yang sudah maju kedepan menyerahkan ulangan nya kepada bu diva, dia berbalik dan kembali duduk di bangku sebelahku sambil menatap ku dan soalku.

"Dasar bego, satu pun belum lo jawab" ucapnya.

"Bukan gue yang bego, tapi lonya yang kepinteran" ucapku dalam hati, aku tak berniat menjawab penyataannya tadi karna itu benar apa ada nya.

"Karin, phuss karin " ucapku berbisik pada karin yang duduk dibelakangku.

"Apa?" tanyanya.

"No 1-50 apa jawabannya?" tanyaku.

"Bukan nanya, namanya kalo gitu, tapi lo nyalin jawaban gue idiot"ucapnya padaku membuatku berbalik kedepan, huh sebel..

Kring..kring..

Suara bel istirahat berbunyi, semua murid mengumpulkan ulangannya selesai atau tidak selesai memang tetap harus dikumpulkan. Kulihat jawabanku hanya satu no yang kujawab dan itu berkat ngasal..

"Vanilla apa-apa ini?" tanya bu diva saat aku menyerahkan kertas ulanganku dan bu diva melihatnya.

"Jawaban lah bu masa, gambar monalisa" ucapku.

"Vanilla!!" ucap bu diva menyeramkan.

"Maaf bu" ucapku dan bu diva tidak menjawabku hanya berjalan menuju kantor.

"Oh yah aku ingat harus kekantor" ucapku sendiri.

Aku berlari menuju kantor dan masuk keruangan bu diva.

Tok tok tok

Aku mengetuk pintunya terlebih dahulu, lalu ada sautan dari dalam'masuk'..Aku pun melangkahkan kakiku kedalam dan duduk dihadapan bu diva. Aku sekarang sedang menahan tawa, bagaimana tidak kulihat kursi yang diduduki olehnya sudah hampir patah dan bergoyang goyang..

"Apa yang kamu lihat?" ucap bu diva mengagetkanku.

"Bukan apa apa bu." jawabku gugup..

"Kamu tau hubungan apa ibu memanggil kamu kesini vanilla?" tanyanya, yang hanya ku jawab gelengan..

My Boyfriend SucksOnde histórias criam vida. Descubra agora