MBS - Part 2

6.5K 225 5
                                    

MBS - Part 2

===============×===============

VANILLA POV

"Cewe yang berbeda. " ucap fernan dalam hati, ia pun lanjut berjalan ketengah lapangan untuk bermain basket dengan teman temannya .

Dikelas

"Karin gimana ini ?" ucapku yang ketakutan.

"Maksud lo apaan sih, gak jelas banget deh ." ucap karin bingung karena sikap dan perkataanku.

"Itu...itu tadi ..." belum aku sempat menyelesaikan kalimatku, karin sudah berkata lagi .

"Lama deh " ucapnya sebal sambil kembali menulis novelnya yang terhenti karna aku. Karin memang lah penulis yang cukup baik dia sudah menerbitkan puluhan novel di setiap bookstore yang ada di Indonesia .

"It..u tadi gu..e ketemu fernan " ucapku terbata bata.

"Terus, emang ada apa sama dia sampe bikin lo ketakutan ?" ucapnya sambil mengangkat alis yang kanan.

"Gue bukan takut karin tapi cuma..." ucapku terpotong lagi karna karin.

"Lo gak takut ?tapi kenapa lo gugup gitu ngomongnya ?" ucapnya menutup buku novel yang ditulisnya dan menatap ku lekat lekat.

"Kok lo ngeliatin gue gitu sih rin ?" aku berkata semakin gugup didepan dia.

"Oke, jelasin dari awal sampe akhir gimana dan dimana lo ketemu fernan ." dia berkata tapi mata tak lepas dari menatap ku terus.

Aku pun menceritakan semua yang ku alami tadi dengan fernan kepada karin, dan karin hanya diam saja itu membuatku sebal denganya.

"Karin, lo denger gue cerita kan ?" aku menguncangkan tubuhnya pelan.

"Iyah, gue denger kok tapi kayaknya kesempatan lo jadian ama fernan kecil deh untuk sekarang ini ." aku bingung dan diam saja sambil menggaruk rambutku yang sama sekali tidak gatal .

"Pasti lo bingung kenapa gue ngomong itu, karna lo udah berani bentak dia dan ngehina dia ." yah itu benar yang dikatakan karin dan aku langsung memelaskan wajahku menampakan puppy eyes andalan ku didepan karin.

"Karin, please bantuin gue yah caranya jadian sama fernan gue bener bener pusing karna masalah tadi please." ucapku merengek pada karin .

"Tapi lo harus ikutin semua cara dari gue, setuju ?" karin mengulurkan tangannya dan tersenyum seram dan itu berhasil membuatku takut, tapi tanpa pikir panjang aku langsung membalas uluran tangannya.

"Setuju" ucapku yang berhasil membuat dia semakin senang dan tersenyum, sekarang aku berdoa agar cara yang diberikan tidaklah konyol tapi kayaknya dewi fortuna tidak memihak kepadaku sekarang .

"Lo sekarang ikutin kata kata gue, lo beri dia surat yang berisi pujian untuk dia dan maaf sekalian juga lo kasi dia baju atau apa gitu biar dia terkesan sama lo ." bukannya terkesan malah jadi jijik dia sama aku, aku udah bentak bentak dia dan sekarang sok manis didepan cowo itu.

"Iyah, tapi gak ada cara lain apa ?" kataku yang sempat menolak cara karin.

Lanjut aku saat melihat ekspresi marah karin "iyah-iyah deh gak usah marah gitu bisa kali, huh" aku berdiri dari kursi ku menuju kemana saja asalkan tidak kembali kekelas tersebut, aku sebal sangat sangat sebal dengan karin .

Saat aku sedang berjalan disepanjang koridor aku melihat bola basket yang tergeletak ditengah lapangan akupun berjalan kearah bola tersebut dan berpikir untuk bermain sebentar karna ingin menghilangkan kejenuhanku, kalau kalian tanya aku kenapa bisa diluar kelas? yah Aku bolos lagi. Saat aku asik bermain bola basket aku mendengar suara seseorang berjalan kearahku dan menepuk pundakku membuat aku menoleh kearahnya .

"Hai lo vanilla kan,kenalin gue marchel?" siapa tadi namanya apa aku gak salah denger mar...ah siapa yah namanya .

Lanjut marchel "gue marchel" kok dia bisa tau pikiran aku sih apa dia dukun yah, masa sih dukun seganteng dia .

"Gue bukan dukun dan thx karna lo bilang gue ganteng ." ucapnya menaik turun kan alisnya yang membuatku bergidik ngeri.

"Geer banget sih lo, tapi bukannya lo fernan yah? Kenapa nama lo jadi marchel "aku bingung sangat bingung dengan sikapnya dan namanya bagaimana orang bisa memiliki dua nama .

" Gue marchel, dan fernan itu kakak gue lebih tepat kembaran gue "aku hanya menjawab dengan membulatkan mulutku berbentuk O.

" Terus gimana gue bedain lo berdua, kalian itu sangat mirip ? " Tanya ku yang hanya dijawab dengan dia menunjuk matanya, ada apa dimatanya mungkin berbeda warna, aku mencoba mendekat kearahnya untuk melihat warna matanya mungkin jarak kami sekarang hanya sejengkal, tidak ah sama saja .

"Apa yang lo lakuin?, ternyata lo cewe mesum yah "enak aja dia bilang aku cewe mesum, aku mencubit pinggangnya cukup keras membuatnya menjerit kesakitan, siapa suruh dia membuatku sebal .

" Gue bukan cewe mesum, gue cuma mau liat warna mata doang dan satu lagi gue gak tertarik sama lo !"aku merasa kalau ucapan ku sangat keras.

"Sorry honey, tapi kalo lo mau cium gue juga gpp gue ikhlas kok dicium cewe secantik lo, dan yah perbedaan gue sama fernan bukan warna mata tapi kacamatanya cantik." ucapnya sambil tersenyum miring dan itu berhasil membuat pipiku merah seperti tomat.

"Cie yang pipinya merah, makin cantik kok" ucapnya dengan nada mengejek sekaligus mengodaku lagi. Karna sebal dan tak ingin terus dia menertawai ku, karna kuyakin pipiku sudah semakin merah sekarang karnanya, aku pun langsung melempar bola basket kesembarang tempat dan berjalan meninggalkannya yang sudah tertawa puas ditempatnya...huh sebal .

"Gue semakin cinta dan sayang sama lo vanilla verentia pramata. " marchel bergumam kecil sambil tersenyum. Tapi tak disangka ada seseorang yang mendengarnya dan menghampirinya sambil tersenyum miring.

To be continue >.<

Yey part 2nya selesai juga jangan lupa baca part part selanjutnya yah ,pasti pada penasarankan dengan sikap marchel yang berubah drastis saat bersama vanilla,dan siapa diantara mereka dibawah yang kira-kira yang mendengar marchel berbicara : °Vanilla
°Fernan
°Karin
°Silvia

Jangan lupa coment dan vote yah thx...sorry kalo ceritanya kependekan dan absurd..aku bakal usahain dipart selanjutan lebih panjang deh^^

XOXO love you para readers

ErK_1212

===============×===============

My Boyfriend SucksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang