[Barista] Gajah

49 16 13
                                    

G A J A H

by peonyconyzoides 

Standart disclaimer applied

Oneshoot; 1000 words; Enjoy!

[*]

Hujan turun begitu deras. Dan aku terduduk di kursi paling ujung sebuah halte. Kursi ini tampak sempit karena diisi oleh lima orang termasuk diriku. Namun biar begitu aku tidak mempersalahkannya dari pada aku harus berdiri hingga kakiku pegal menunggu hujan berhenti.

"Halo, kau di mana? Bisakah kau menjemputku di halte?"

"Aku di halte dan tidak membawa payung. Kumohon jemput aku."

"Bisakah kau lebih cepat?! Aku di halte!"

"Iya, aku di halte. Jemput, ya."

Sekiranya itulah potongan percakapan yang aku dengar dari beberapa orang di sini. Jari-jari mereka bergerak lincah di atas layar ponsel. Sepertinya orang-orang itu berusaha meminta bala bantuan. Dan benar saja beberapa menit kemudian berangsur-angsur bantuan mereka datang mengangkut mereka dari halte menuju tempat yang lebih hangat, seperti rumah contohnya.

Ah, dingin, erangku spontan kala merasakan angin menubruk tubuhku yang setengah kuyup. Duduk di kursi paling ujung membuat tempiasan air hujan mengenai separuh bagian tubuhku. Aku pun menggeser dudukku. Hanya ada sekitar empat orang ditambah satu denganku yang masih berharap hujun segera berlalu.

Satu dari keempat orang itu dijemput oleh seseorang yang mengendarai mobil Ferrai. Ah, setidaknya masih ada tiga orang lagi dan aku tidak akan kesepian. Aku menggosok-gosokkan tanganku seraya mengembuskan napasnya mencoba menyalurkan sedikit kehangatan.

Huft ... dingin, gumamku.

Aku kedinginan tetapi setidaknya aku tidak kesepian. Yah, itu jauh lebih baik. Kuharap hujannya berhenti sebelum

Bus datang bagai keajaiban yang membuat ketiga orang itu terburu-buru menaikinya. Lantas putaran roda-roda itu beranjak menjauh meninggalkanku.

aku benar-benar sendirian karena ditinggal oleh mereka.

Dan kini aku sendirian. Di tengah hujan yang turun dengan deras. Dan kedinginan. Ah ... betapa sialnya aku. Aku bahkan merasa kosong karena tidak tahu harus menghubungi siapa.

Jalanan lenggang. Hanya satu dua mobil yang melesat dengan cepat di jalanan. Sepertinya aku harus pergi ke suatu tempat. Berarti aku harus naik bus berikutnya. Baiklah bukan ide buruk. Aku akan mencoba menunggu. Namun saat menunggu tiba-tiba seorang datang. Dari penampilannya yang kuyup kutarik kesimpulan kalau dia habis menerobos derasnya hujan.

"Taehyung-ie. Panggilan itu sukses membuatku terkejut. Aku sungguh tidak menyangka kalau dia mengetahui namaku.

"Ye? sahutku.

Aku Taerin. Kau basah kuyup. Ayo pulang, ujarnya memberhentikan taksi dan menyeretku masuk.

[*]

Flat itu sederhana. Namun kehangatnya berhasil merasuk ke sudut hatiku yang terpencil. Taerin menggiringku ke sebuah ruangan yang jika ditela'ah tampak seperti ruang makan. Baru ingin membuka mulutku mendadak Taerin melesat pergi entah kemana. Aku tidak keberatan karena beberapa menit kemudian Taerin datang dengan sepasang pakaian dan handuk.

"Cah! Ganti bajumu yang basah dengan ini. Jika tidak kau bisa sakit, ujar Taerin.

Aku memandang pakaian yang diangsurkan Taerin dengan bingung. Ukuran pakaian itu tampak pas ditubuhku. Modelnya pun bukan model pakaian wanita tetapi model pakaian pria. Dan itu terlihat familier.

[OCTOBER] Regular MenuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang