Chapter One

3.3K 202 15
                                    

Seperti yg sudah aku umumin sebelumnya ini merupakan versi kedua dari Darkness jadi buat yg belum tahu bisa baca dulu versi pertamanya. Buat yg udah baca juga harus ingat-ingat lagi karena apa yg Kyuhyun lakukan diversi pertama Sungmin pov dijelaskan Kyuhyun pov ini, ingat gestur2 dan tindakan2 dia diversi pertama.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Chapter One : Beautiful But Dangerous

Aku mengantar seorang teman pergi ke Nakwon-dong setelah selesai kegiatan kampusku, begitu selesai urusan aku tidak langsung pulang karena ingin jalan-jalan dulu, ada beberapa klub di Nakwon-dong tapi aku hanya jalan melewatinya, aku pernah pergi ke klub tapi kalau aku benar-benar ingin saja, setelah jalan cukup jauh aku merasa haus. Di depanku ada mini market jadi aku masuk saja untuk beli minuman. Saat mau membayar dikasir dompetku jatuh waktu kuambil dari kantong celanaku, kartu pelajarku terlempar dan harus kuambil. Aku mendengar diseberang jalan ada orang berkejaran, mungkin ada perkelahian genk.

Setelah kubayar minumanku aku segera keluar, baru melangkahkan kaki ditrotoar tiba-tiba ada yang menabrakku.

BUKK!!

Tapi herannya aku tidak terpengaruh, justru orang yang menabrakku yang jatuh terjengkang, badannya kurus pantas saja tabrakannya tidak terasa, dia terlihat masih anak-anak.

"berhenti disana kau bocah tengik!!" aku dengar suara orang dari arah anak itu berlari dan anak itu segera bangun lalu sembunyi di belakangku.

"tolong aku.. aku mohon.. dia akan membunuhku" dia mencengkeram lenganku sambil mengatakan hal yang tidak masuk akal, ini masih belum tengah malam, keadaan jalan masih ramai, mana ada orang yang berani membunuh di tengah keramaian.

"kau mau bersembunyi huh? cuih!" pria gendut itu meludah, "kembalikan dia! dia harus tahu akibat perbuatannya, dia sudah membuatku rugi, dia sudah membuatku diusir dari rumahku" pria itu mengoceh tapi aku tidak perduli karena aku tidak paham masalah mereka, "aku hidup menggelandang selama setengah tahun ini, dia harus membayar semuanya!" dia mendekat tapi aku menghalanginya. Bagaimanapun juga menganiaya anak dibawah umur itu tindak kekerasan yang melanggar hukum "kau juga mau berurusan denganku huh?!"

"akan kupanggil polisi" aku mengangkat ponselku lalu kuletakkan di dekat telingaku tanpa menekan tombol apapun, aku hanya menggertaknya.

"kau.."

"halo? Pak polisi..." aku mulai berakting.

"aissh... dasar" pria gendut itu pergi dengan menggerutu.

"kau sudah aman" aku menoleh pada anak laki-laki yang bersembunyi dibelakangku.

"tapi.." dia memandang pria gendut yang ternyata masih menoleh mengancam anak ini.

"dimana tempat tinggalmu?" aku harus pastikan dia aman sampai rumah jadi mungkin harus kuantar ke rumahnya, lagipula aku baru saja mengantar temanku sekalian saja aku mengantar anak ini.

"aku tidak punya tempat tinggal" jawabannya santai tanpa raut wajah memelas membuatku setengah tak percaya kalau dia tak punya tempa tinggal tapi mungkin dia memang benar-benar gelandangan? Walaupun penampilannya jauh dari kata gelandangan.

"kalau begitu ikut denganku" dia tampak terkejut mendongak memandangku, baru kulihat wajahnya, walaupun tidak begitu jelas karena lampu jalanan remang-remang tapi aku bisa lihat kulitnya putih dan wajahnya kkotminam.

"bo... boleh??" dia tergagap seperti tak percaya.

"kalau kau mau" ucapku santai.

"ba...baik... aku mau!" ternyata dia benar-benar gelandangan.

POISONWhere stories live. Discover now