Part 2 - Adit?

5.5K 656 189
                                    


Saya kembali readers :), jangan bosan bosan ya.

**

Setelah mengeluarkan kunci pagarnya, Gessa segera memasukkan batang kunci tersebut ke dalam lubang gembok. Hampir saja tangan Gessa menyentuh bibir pagar, suara cowok mengintrupsi kegiatannya.

"Sudah pulang, Jon? Gue kira lo pulang malam. Biasanya cewek itu paling suka kalau hari Sabtu. Dinner bareng pacar, nge-date, hangout sama temen, belanja di mall kalau nggak ya keliling taman sama pasangan."

Gessa mengepalkan tangannya kuat-kuat mendengar ejekan halus dari tetangga sekaligus teman sekelasnya itu. "Oh iya, gue lupa. Lo kan masih jomblo," tambah Adit dengan muka sok lupa.

"Udah ngomongnya?" sahut Gessa ketus sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kok ketus gitu jawabnya? Oh, yang merasa jomblo marah?"

Gessa memutar bola mata malas. Tangannya yang bersedekap di depan dada beralih ke pegangan pagar dan membukanya dengan cepat. Telinganya terasa panas mendengar suara cowok di depannya itu. Nggak penting, pikirnya.

"Jon, tunggu!" Adit kembali memanggil Gessa yang sudah bersiap menutup pagar. "Gue punya film baru. Lo nggak mau lihat? Gue tahu kok, jomblo akut kayak lo itu paling suka nonton film di kamar kalau malam Minggu. Gimana, mau?"

"Aku lagi males debat sama kamu. Lagian yang jomblo itu aku, bukan kamu. Jadi jangan ikut campur urusan orang lain," sahut Gessa.

"Gue prihatin aja sama keadaan lo."

Gessa benar-benar tidak sanggup untuk menahan marah pada cowok satu ini. Sedari tadi ia sudah mencoba untuk tidak memasukkan ucapan Adit ke dalam hatinya, namun stok kesabarannya sudah habis mendengar ucapan Adit.

"Kamu kira aku setragis itu?"

"Memang kenyataannya seperti itu. Gue itu orangnya peka, setiap malam Minggu, lo pasti masuk kamar terus nonton film dan setelah film nya selesai, lo bakal tidur." Ucapan Adit terdengar santai dengan senyuman khas yang tersungging di bibirnya.

"Jadi selama ini kamu.."

"Jangan kepedean dulu. Gue tahu lo udah tidur apa belum karena lampu kamar lo. Kalau udah mati, itu artinya lo udah tidur. Lagian apa untungnya kalau gue perhatian sama lo? Yang ada gue nggak bisa nongkrong bareng temen."

"Oh, gitu ya? Oke. Selamat malam, Laskar Aditya," ucap Gessa dengan senyuman yang terkesan dibuat-buat.

Setelahnya, ia berjalan cepat ke dalam rumah. Sebelum tubuhnya benar-benar hilang dilahap pintu, matanya sempat melirik ke arah cowok yang masih bersandar di pagar. Terlihat sekali aura permusuhan dalam sorot matanya. Dan cowok yang ditatap tajam itu, hanya mengangkat bahu pelan lalu mengedipkan sebelah matanya.

"Dit, ngapain berdiri sambil nyengir nggak jelas gitu?" suara berat dari Gilang membuat Adit memalingkan wajahnya.

"Terserah gue. Memang kenapa?" sahut Adit masih bersandar di pagar Gessa.

"Lo mirip satpam komplek. Bukannya ini rumah Gessa, ya?"

Adit mengangguk ringan sambil menegakkan tubuhnya lalu menghampiri Gilang. "Lo kepo banget jadi cowok."

Gilang menatap Adit dengan wajah curiga. Menurutnya, Adit itu cowok paling cuek dan itu sudah diakui oleh warga sekolah. Adit juga bukan cowok jahil yang suka cari perhatian. Tapi..berbeda pada gadis cantik satu itu.

Adit sering kali membuat emosi Gessa memuncak. Jarang mereka akur atau bahkan belum pernah sekalipun mereka terlihat seperti teman. Yang ada malah seperti Tom And Jerry.

"Lo kenapa lihatin gue aneh gitu? Lo normal, kan?" Adit bertanya sambil bergidik ngeri membayangkan kalau dugaannya benar.

"Maksud lo.. resek lo, Dit," balas Gilang sambil meninju lengan sahabat karibnya itu. Adit hanya meringis kecil sambil tertawa pelan. "Lo kira gue gay? Amit-amit. Lagian kalaupun gue gay, gue juga nggak bakalan naksir sama lo. Masih banyak cowok yang keren," sambung Gilang.

Adit berhenti tertawa dan memandang Gilang penasaran. "Siapa yang paling keren di sekolah? Siapa yang paling menarik di sekolah? Siapa yang paling..tampan di sekolah?"

"Ya-ya. Gue kalah hari ini. Lo memang udah juara masalah itu." Akhirnya Gilang menyerah berdebat dengan Adit. Adit memang jago kalau urusan debat dengannya. Siapa sih yang bisa ngalahin cowok satu ini?

Mungkin cewek yang baru saja masuk rumahnya.

**


Pendek ya? yang penting jangan lupa untuk vomment ya. makasih ya komenya di chapter sebelumnya bikin aku berkeringat dingin. -alay authornya.

10 vote buat next chap

Jones Has Taken || #wattys2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang