Akhir Kisah Cinta

4.6K 187 9
                                    

Dengan napas tersengal - sengal, aku menerobos kerumunan manusia di bandara ini. Berlari ke sana kemari mencari hal yang aku cari

"Maaf ibu, sedang ada evakuasi di dalam, ibu tidak bisa ke sana. Ibu bisa ke arah sana" ujar petugas yang melarangku masuk

"Gak! Saya mau ke sana, calon pacar saya ada di dalam sana! Gak.." ujarku sedikit histeris aku menyadarinya

"Mel .. Mel.. Tenang dulu.. Yok kita ke sana" Fiona dan Donna menarikku menjauh dari kerumunan orang - orang

"Fii.. Christiiann.."

"Sabar Mel, kita belum tau apa Christian ikut pesawat itu apa tidak"

Aku menggeleng "Lo denger kan? Hanya ini yang bisa menuju Jakarta, yang lain gak ada!! Christiiann..." aku mulai menangis tersedu

Donna dan Fiona mengajakku duduk di sebuah bangku sempat terlihat olehku papan nama kedatangan domestik. Tapi aku tak terlalu menghiraukan. Aku fokus pada laki - laki yang belun sempat aku ungkapkan perasaanku. Hatiku kacau balau.

Bayangan Christian seketika memenuhi ruang otakku. Bagaimana kedekatan kami selama aku menjadi KOAS di rumah sakit itu. Bagaimana aku dan Christian bercanda bersama, dinner dan lunch bersama. Bagaimana Christian mengobati rasa sakit hatiku karena kehilangan Dion tergambar jelas

Aku merutuki kesalahanku yang tidak bisa jujur akan perasaanku yang memang mulai mencintai Christian. Satu kalimat yang tidak akan pernah aku lupa "Tunggu aku ya" aku menangis meraung - raung dalam dekapan Fiona

"Aku nunggu kamu Christian.. Tapi kenapa kamu pergi dan tak kembali??" aku kembali terisak di dalam pelukan Fiona. Terasa belaian lembut tangan kedua sahabatku menegarkan aku.

Gila! Ini sih gak adil banget. Dari semua cerita Intan Lestari, masa Endingnya semua sedih? Bahkan mantanku dan sahabatku hidup bahagia lalu aku? Masa Jones dan merana terus. Jahat banget! ~ Amelia

Maap dehh ~intan

"Gue harus gimana lagi Fi..??" aku menangis terisak. Membayangkan sesaat tadi aku begitu bahagia menanti kedatangan Christian namun sekarang? Aku menangisi kepergian Christian. Dia pergi tak untuk kembali. Syediihhhh....!!!

"...pesawat penerbangan dari Surabaya telah tiba di Jakarta..."

Sekilas info aku dengar dan berlalu begitu saja. Tidak ada hal yang jauh lebih penting selain Christian. Hanya dia..

Hatiku mencelos saat tau pesawat yang ditumpangi Christian kecelakaan. Dan hanya ada 1% harapan bahwa Christianlah salah satu penumpang yang selamat. Bisakah Tuhan?? Bisakah Author memberikan garis hidup yang baik untukku?

"Amelia?" suara berat yang membuatku dan Fiona juga Donna mau tak mau terangkat naik keatas. Matahari sepertinya sudah akan terbit. Ini sekitar pukul 06.00 waktu Jakarta.

"Christian?? Kamu..??"

Christian menatapku dengan keheranan. Jelas karena aku juta menatapnya dengan tatapan kaget ditambah keadaanku yang saat ini terbilang berantakan

"Kamu hidup? Kamu hidup lagi?? Gak jadi mati??"

"Hah??" Christian semakin bingung

"Hush! Christian itu masih hidup nek! Ngomong sembarangan" sambar Donna

"Gak, gak.. Jadi kamu selamat??" Dengan ragu, Christian mengangguk membuatku berlari memeluknya erat. Menangis di dada bidangnya. Menumpahkan keresahan dalam hatiku beberapa jam lalu.

***

Tawa riang kami terdengar membuat para pengunjung caffer berbisik - bisik dan menatap kami penuh minat. Tapi kami tak peduli. Karena cerita kami menarik

"Lo tau gak gimana ekspresi Amel pas itu?" tawa Fiona menceritakannya pada Christian

"Gila! Dia nangis kaya orang sakit jiwa nek di bandara" sambar Donna

Christian menanggapinya dengan tertawa, dan aku? Aku hanya memonyongkan bibirku mendengar laporan memalukan dari kedua sahabatku

"Ya abis, kamu gak bilang berangkat dari Surabaya sih" gerutuku kesal

"Yaa maaf, aku kan mau kasih surprise sama kamu" ujar Christian lalu menarikku kedalam pelukannya lagi

"Surprise apaan? Kamu kenapa gak kasih kabar sih kalau sudah pulang dari Papua"

Christian tertawa "Aku pikir kamu terlalu sibuk dengan acara pernikahan mantan pacar kamu, jadi lupa sama aku?" sindir Christian

"Ya gak lah! Mana mungkin lupa. Aku selalu tunggu kabar kamu"

"Ciieee yang nungguuiiinn " sorak kedua sahabatku aku hanya merengut kesal

"Udah ah Don, mending kita balik aja yuk" ajak Fiona

"Loh sudah pada mau pulang?" tanya Christian

"Kita gak mau ganggu pak dokter cakep, lanjutin dah ngeromannya.. Geli nekk. Ayo bok kita jalan. Bye Melia"

"Bye Donna. Hati - hati ya Fi"

Sepeninggal mereka suasana menjadi hening. Dan aku menyesal kenapa membiarkan kedua sahabatku pulang, jadi keki kan?

"Kamu apa kabar?" tanya Christian

"Baik, kamu gimana?"

"Yah sebulan di Papua, rasanya itu greget banget deh. Di pedalaman ga ada signal. Jangankan signal, listrik saja susah. Sebulan nih ponsel mati" cerita Christian

"Ohya, aku mau kasih tau kamu" aku menatap Christian

"Aku punya surprise buat kamu, sepulang aku dari Papua aku memang langsung ke Surabaya tanpa harus memberitahumu, karena aku ingin memberikan kejutan. Kejutannya, adalah aku sudah dapat ijin pindah tugas ke rumah sakit di Jakarta. Dan mulai hari senin depan, aku sudah praktek di Rumah Sakit Jakarta. Aku sudah urus kepindahan aku dari Surabaya menuju Jakarta, bahkan aku sudah menyiapkan sebuah rumah kecil di Jakarta untuk aku tinggal. Rencananya aku mau cari apartemen, namun aku memikirkan masa depan. Jika apartemen, kelak aku menikah dan memiliki anak masa aku ajak tinggal di flat kecil begitu? Makanya aku putuskan membeli rumah walau mencicil" ceritanya panjang lebar

"What? Jadi kamu pindah ke Jakarta??" seruku bahagia dan dia mengangguk

"Seneng gak?" dengan polos aku menganggukan kepalaku

"Jadi kita bisa ketemu setiap hari, ga perlu risau karena jarak. Karena Mel, aku juga tidak ingin jauh darimu" ujar Christian.

"Kenapa? Kan kita temen, masa sama semua temen kamu gak mau jauh sih?" oke, ini kode pancingan. Kali dia ngerti kan ya (ngarepp)

"Iya bener banget, kamu temen aku" ujar Christian yang sukses membuatku menjauhkan tubuh darinya. Jadi bener kan? Aku cuma dianggap temen, kalau gitu di matiin aja neh si Christiannya thor, gue ikhlas!

Christian menyeruput segelas cappucinonya lalu merogoh tas ranselnya. Aku mulai tak menghiraukannya, kan aku cuma temennya doang. Temen lo! (Tolong di cetak tebal, garis bawahi juga!)

"Kamu marah ya? Aku memang cuma anggap kamu temenku" jelas Christian lagi. Asli! Ini lebih sakit daripada mergokin Dion selingkuh sama Desy! Lebih sakit daripada diinjek gajah! Gila men!!!!

"Mel.." panggilnya karena aku hanya diam

"Hmm"

"Kamu temanku Amel, selamanya kamu akan menjadi temanku, teman hidupku, apa kamu mau?" tanya Christian yang membuatku seketika menoleh kearahnya, Christian menyodorkan sebuah kotak kecil kepadaku, dan saat aku membukanya.. Sebuah cincin emas bertahtakan berlian. Tidak terlalu mewah tapi terlihat elegan dan cantik

"Melia, maukah kamu menikah denganku??"

"Say yes melia" pinta Christian lagi

Tbc

RELIGION VS RELATION(SHIT) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang