Mengejutkan

4.2K 178 3
                                    

Mendapat libur beberapa saat, aku pergunakan untuk pulang kembali ke Jakarta. Merindukan keluarga juga sahabat - sahabatku. Jangan lupa aku merindukan Dion juga. Meski terkahir kita berkomunikasi, aku dan Dion terlibat pertengkaran yang akhirnya membuat hubungan kami kandas. Tapi, Aku yakin jika aku bicara baik - baik kami akan kembali baik - baik saja.

Tiba di bandara, aku segera menelpon Fiona yang berjanji akan menjemputku. Baru saja aku akan menekan call untuk menelpon teriakan khas Fiona terdengar

"Ameliaa" teriaknya. Aku menoleh dan mendapati dua sahabatku. Fiona dan Donna menghampiriku

"Astaga, gue kangen lo berdua" ujarku memeluk kedua sahabatku. Aku benar - benar merasa kesepian di Surabaya tanpa mereka yang meramaikan hidupku. "Desy mana?" tanyaku melihat personil kita tak lengkap

"Kayanya dia punya pacar deh nek, dia soalnya ngaku sibuk melulu. Kite gak tau deh" ujar Donna. Punya pacar? Kok ga cerita - cerita sih? Harus kenak PJ dulu deh dia (Pj = pajak Jadian)

"Makan dulu yuk, gue laper" ajakku pada kedua sahabatku. Rencananya sehabis makan, aku akan menemui Dion dulu baru pulang ingin memberikan kejutan manis.

Seperti biasa jalan tol terlihat macet, akupun mengalihkan pandangan dari beberapa mobil di depanku kearah samping. Mall - mall berdiri tegak menjulang, rasanya sudah lama aku tidak shopping

"Eh, liat deh sebelah sana!!" ujar Donna. Aku dan Fiona mengalihkan pandangan sesuai petunjuk Donna.

Deg!

Hatiku mencelos, rasanya raga dan tubuhku berpisah jauh saat mataku menatap sosok pria yang sangat aku rindukan. Hatiku bagai tertusuk tombak tajam, mengoyak - ngoyak isi hatiku saat melihat pria itu merangkul dan mencium wanita di sebelahnya dan...

"Itu Dion dan Desy kan????" ujar Fiona pada akhirnya. Menyebut nama salah satu sahabatku yang jalan dengan pria yang aku cintai

"Sialan Desy! Wanita gak tau diri ye! Tega dia nusuk Amel dari belakang!" ujae Donna. Aku hanya diam menatap sepasang kekasih yang masih memperlihatkan kemesraan mereka di depan umum. Air mata jatuh perlahan membasahi pipiku, rasanya dadaku nyeri. Nyeri banget.

"Labrak aja tu orang! Ayo!!" ajak Fiona namun aku mencekal lengannya. Memaksakan diri tersenyum meski air mata membanjiri wajahku

"Gak usah. Gue laper. Kita ke tempat lain aja" ujarku pada akhirnya. Aku tidak ingin ada keributan apa lagi masalah laki - laki, pria yang sudah jelas tidak lagi menginginkanku. Menggantikan aku dengan perempuan lain.

***

Aku sebenarnya tidak berniat keluar kamar kalau tidak kedua sahabatku yang memaksakan aku berada di Caffe ini. Duduk menunggu kedatangan Desy, salah satu sahabatku. Mengingatnya membuat dadaku terasa sesak. Sakit.

"Hai guy's maaf ya lama. Hei Amel? Gue kangen banget sama lo" ujar Desy seraya memelukku. Aku sekuat tenaga menahan tangis. Desy duduk dengan santai di hadapanku. Lalu dia memesan minuman sembari menebar senyum ke sana kemari terlihat bahagia, berbeda dengan diriku yang hatinya telah dipatahkan oleh dua orang yang aku cintai.

"Bahagia banget keliatannya lo!" ujar ketus Fiona yang duduk di sebelahku. Aku hanya menghela napas

"Ya donk, gue lagi bahagia" jawab Desy santai

"Lo udah punya pacar??" tanya Donna yang duduk di sebelahnya

"Udah donk" jawab Desy sombong. Hatiku sakit tertusuk dalam mendengarnya.

"Kok lo gak kenalin ke kita - kita?" tanya Donna lagi

Desy terdiam sempat melirikku sekilas "Dia pemalu, mana mau di kenalin. Lagian gak usah lah kalian kenal, hehe" tawanya

Fiona tersenyum sinis "Jelas pemalu, mana berani lo nunjukin laki lo di depan kita semua, karena laki lo iti laki sahabat lo sendiri!!" ujar keras Fiona menatap tajam Desy. Aku memegang lengannya agar dia tak jauh emosi.

Desy melotot menatap Fiona "Mak-maksud lo gimana??" jawabnya ragu

"Gak usah deh nek pura - pura bego gitu! Lo pacaran sama Dion kan? Pacar Amel, sahabat kita. Tega lo nikung temen!" ujar Donna

"Udahlah kalian jangan memperkeruh suasana" ujarku pelan meredam emosi kedua sahabatku

"Orang macam gini gak usah di bela Mel, tega dia sahabat sendiri ditikung kaya kagak ada cowo lain aja!!"

"Gak tau diri lo Des!"

Brak!!

Desy memukul meja cukup keras, membuat semua pengunjung menatap kami penuh minat "Hei! Jaga mulut lo semua ya! Dion itu pacar gue! Bukan pacar Amel, mereka udah putus!!" teriak Desy

Aku menahan laju air mataku yang akan menetes, berusaha menenangkan diriku

"Eh lo, lo tau kan sahabat kita Amel cinta mati banget sama Dion! Bahkan udah nyerahin semuanya! Lo tega - teganya ngomong gitu. Bukannya bantuij biar mereka baikan malah lo nikung dia"

Desy tertawa "Dion itu cintanya sama gue, Amel aja yang ngarep berlebihan. Lagian gue yang bisa kok ngasih kepuasan sama Dion" ujar Desy seolah gak berperasaan

Plak!!

Fiona menampar pipi Desy cukup keras "Tega lo! Lo manusia dari batu apa sih? Dion itu cinta pertama Amel!! Kagak ada cowo lain apa??"

Desy memegangi pipinya menatapku tajam dan tersenyum sinis "Dion dan Amel itu beda agama, orang tua Dion juga gak setuju sama hubungan mereka. Dipertahanin kaya apa juga gak akan bisa menyatu, sementara gue? Gue dan Dion seagama. Kita seiman!"

"Cukup!!" aku berkata cukup keras membuat semua berhenti berbicara

"Gue dan Dion emang udah pisah, tapi gue yakin Dion masih cinta sama gue. Meski kita beda agama. Gue gak marah, gue cuma kecewa sama sikap lo!" ujarku pelan tanpa bisa mencegah air mata yang keluar dari mataku

"Ohya? Kalau dia cinta sama lo, dia gak akan mutusin lo! Sadar diri donk!!"

"Diem lo!" tunjuk Fiona pada Desy "Kita buktikan saja, Dion lebih cinta sama lo atau sama Amel!!"

"Caranya??" tanya Donna.

Tbc

RELIGION VS RELATION(SHIT) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang