Kepingan Tujuh Belas

72.1K 2.6K 10
                                    

- Penthouse Deva 4.45 pm -

setelah mobil Deva terparkir di basement penthousenya. Deva mencium tangan Sydney mesra dan mencium kening Sydney sekilas. Setelahnya Deva mengucapkan sesuatu pelan sambil memandang mata Sydney dalam.

"Everything will be beautifull princess. Don't cry again"

***

Deva membukakan pintu mobil di sisi Sydney. Merangkul pinggang Sydney mesra dan berjalan menuju lift naik kelantai atas sendiri.

Deva membuka pintu menggunakan tanggal pernikahan mereka sebagai passwordnya.

Sydney berjalan duluan masuk ke kamar mereka, lalu membuka lemari besar disudut kamar untuk mencari baju ganti. Sydney masuk kamar mandi dengan teru memegangi kepalanya. Mata Sydney sembab karena menangis hampir dua jam.

Dari pintu kamar mereka, Deva memandangi Sydney yang sedang sibuk dalam diam sambil tersenyum tulus.

'ternyata kamu berhasil membuat ku jatuh cinta dan begitu pula sebaliknya' ucap Deva dalam hati.

***

Deva tertidur di ranjang mereka hampir tiga puluh menitan.

Sydney keluar kamar mandi dan tersenyum tipis melihat suaminya tertidur pulas asal-asalan diranjang mereka.

Sydney mendekati Deva. Naik keatas ranjang dan duduk manis di sebelah badan Deva lalu menunduk mencium bibir Deva.
Niat Sydney hanya sekilas, tapi ternyata Deva meresponsenya hingga kini Sydney dalam posisi tidur diatas Deva.

Sydney mengigit bibir bawah Deva untuk menghentikan ciuman mereka.

"Kamu hutang padaku princess" kata Deva sambil sok-sok an marah.

"Mandilah Dev, akan kusiapkan makanan untuk kita." jawab Sydney tidak menanggapi ucapan suaminya yang sedang menahan gairah.

"Oke.. oke mrs. Alexander." Deva berdiri akan menuju kamar mandi.

*Bel pintu rumah berbunyi*

"Seingatku aku tidak mengundang siapapun hari ini, kamu Princess?" tanya Deva pada Sydney dan menghentikan langkahnya.

"Engga Dev, kak Vano janji datang kesini besok malam bersama Aurora." jawab Sydney.

Deva hanya membalas ucapan Sydney dengan senyuman hangat, sambil berlalu dari hadapan sydney menuju pintu depan untuk membuka pintu.

Senyum di wajah Deva mendadak berubah jadi amarah setelah membuka pintu.

"Kamu! Dari mana tau penthouse saya" ucap Deva datar, ada amarah didalam diri Deva.

"Siapa Dev?" tanya Sydney menghampiri Deva dan tamunya di pintu depan. Mendadak tubuh Sydney membeku, rasanya dunia seperti runtuh dihadapannya. Tapi, 'demi pernikahan dan cintanya dia harus kuat. Apapun yang terjadi' batin Sydney dalam hati.

"Mau apa mba Clara kesini?" tanya Sydney sedikit menahan emosinya.

"Mau gue? Lo tinggalin Alex. Ya kan Lex? " jawab Clara bangga.

"Darimana kamu tau alamat penthouse saya! Pergilah! Saya muak liat muka mu!" jawab Deva sekenanya. Deva tahu, sebentar saja Sydney lepas dari pengawasannya pasti Sydney sudah di habiskan sama Clara dan Pasti Sydney sudah menangis lagi.

"Saya permisi pulang dulu sir, kalau ada perlu sir bisa hubungi saya lagi." ucap Sydney sambil keluar dari penthouse Deva.

"Sayang!" ucap Deva sambil memegangi tangan Sydney "Sudahlah princess, mulai besok kamu nggak perlu kerja lagi dan semua orang kantor sudah tau kamu istriku."

"Dev?" hanya kata itu yang mampu keluar dari mulut Sydney.

"Jadi benar kalian sudah menikah? Hah apa-apaan ini. Gue nggak terima diperlakukan begini sama kalian. Khususnya lo sydney, gue akan rebut kembali apa yang seharusnya jadi milik gue. Gue nggak pernah sekalipun selingkuh dari lo, Lex. Selama dua tahun ini gue setia nungguin lo, meskipun kita terpisah jauh. Meskipun satu tahun terakhir ini lo sama sekali nggak ngehubungin gue, gue terima gue ngertiin, tapi nggak begini caranya Lex. Gue punya hati, lihat aja. Hidup kalian nggak akan tenang mulai sekarang." ucap Clara dengan nada tidak pelan lalu berjalan menuju lift meninggalkan Sydney dan Deva yang melongo mendengar perkataan Clara barusan.

***

Sepeninggal Clara dari penthouse mereka. Deva mengacak rambutnya frustasi didalam kamar mandi. Setelah dirasa perasaanya cukup tenang, Deva keluar kamar mandi menggunakan tshirt polos berwarna merah maroon dan boxer spongebob favoritnya. Menghampiri Sydney yang sudah terbalut selimut tebal di ranjang milik mereka.

"Everything will be ok, princess. Trust me." bisik Deva tepat di telinga kanan sydney.

Sydney belum tidur, dari tadi dia susah payah menahan air matanya supaya tidak keluar.

"I'll be fine Dev, don't worry about me" jawab Sydney, tidak berpindah dari posisinya dan tidak berpaling pada Deva yang sedang dibelakangnya.

"Bukan hanya kamu, tapi kita Sydney." ucap deva memberi penekanan pada kata Kita.

Deva tiduran di belakang sydney. Deva memeluk tubuh Sydney mesra. Mencium tengkuk Sydney.

Sydney menoleh seketika, menghadap Deva.

"Kenapa Dev?" ucap Sydney polos.

"Apakah waktunya tepat jika aku minta jatahku lagi malam ini princess?" ucapan Deva membuat pipi sydney bersemu malu seketika.

Sydney melingkarkan tangan kiri nya ke leher Deva. Mendekatkan bibirnya ke bibir Deva. Setelahnya......

-------------

Isi sendiri titik-titiknya

Maaf kalo banyak typo

Please please
VOTEMENnya

Makasih banyak ya yg udah votemen
😘😘😘😘😘😘😘😘

Sorry kalau part ini gada greget
Mungkin seminggu kedepan baru update lagi. Mau cari-cari imajinasi lagi ckck
Biar nambah greget

Love love dari thor

18 okto 2254

1. VOLUM I: About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang