Seharusnya

647 18 0
                                    

Waktu perlahan menghapuskan segala kisah mengenai kita. Semua karena aku telah belajar dan jatuh berkali-kali untuk melupakan kamu, menghapus semua kenangan manis dan cerita yang mungkin bisa membuatku berbalik untuk mencintaimu kembali.

Seharusnya aku tak perlu mengenalmu. Seharusnya tak kubiarkan perasaan ini tumbuh dengan liarnya. Seharusnya aku langsung saja membunuh perasaan itu jika saja aku tau akhirnya akan seperti ini. Akhir yang menyakitkan, akhir yang tak dapat ku mengerti dan akhir yang tak pernah ku inginkan.

Seharusnya dulu aku tak perlu menggantungkan harapan setinggi langit ketika kamu memberikan perlakuan yang manis. Sikapku yang terlalu mudah jatuh cinta pada akhirnya hanya menyakiti diriku sendiri. Seharusnya aku sudah tau, bahwa kamu adalah seseorang baik pada siapa saja dan aku hanyalah salah satunya.

Aku bahkan tak akan pernah tau dimana letak aku dihatimu. Atau mungkin, aku bahkan tak pernah kamu izinkan masuk kesana. Namun...tentu saja kesempatan selalu ada pada orang lain untuk sekedar singgah atau menetap dihatimu,benar?

Aku cukup menyesal, mengejar seseorang yang bahkan tak pernah aku dapatkan. Rasanya waktuku terbuang sia-sia hanya untuk memperhatikan dan menangisimu. Sekarang melangkah pergilah,menjauhlah sejauh yang kamu bisa. Kejarlah wanita beruntung yang ingin kamu menangkan hatinya itu.

Namun akhirnya kamu selalu saja punya banyak cara untuk menahanku pergi. Kamu paham kelemahanku. Kamu selalu tau bahwa aku tak akan pernah bisa melihat dan membiarkanmu merasakan sakit. Kamu bilang tak ingin aku pergi, namun setiap kali aku memilih untuk tetap tinggal selalu akhirnya kamu akan meninggalkanku kembali.

"Hei pria gila, kau kira aku apa?mainanmu? Kau kira aku penghiburmu? Kau kira aku adalah halte bis yang bisa selalu kau kunjungi dan kau tinggalkan begitu saja? Perbaikilah isi dalam kepalamu agar kau segera sadar dengan yang kau lakukan.

Kau ingin mengejar dia? Silahkan, pergilah. Tapi berjanji untuk tak kembali lagi saat kamu tersakiti. Aku bukan badut yang selalu datang untuk sekedar menghiburmu. Aku juga seorang wanita yang mempunyai hati dan perasaan yang seharusnya bisa kau jaga. Bukan perasaanmu saja yang harus kujaga setiap saat.

Hei pria bodoh. Pergilah dan jangan kembali. Rasanya tak perlu lagi bagiku untuk menunggu seseorang yang bahkan memang tak pernah pantas untuk ditunggu. Kejarlah dia yang menurutmu tepat. Suatu hari jika kita bertemu kembali dan aku menggandeng tangan lelaki lain, aku harap kita bisa saling tersenyum dengan tulus. Terimakasih untuk kepergianmu yang meninggalkan banyak luka

Hei pria gila,,,berbahagialah"

LettersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang