Letters

Kenyataannya

Hai untuk kamu.....

Hari ini aku sedang tak ingin bercerita tentangmu, hari ini biarkan aku bercerita tentang seseorang yang selama ini selalu ada disaat sakitku, dia yang selalu ada setiap kali kamu pergi meninggalkan. Dia yang selalu ada disaat aku sedang membutuhkan seseorang untuk menguatkanku. Dia yang tetap bersikap manis meski berkali-kali aku acuhkan dan berkali-kali perhatiannya tak pernah kupedulikan. Seperti kamu, mungkin mataku telah tertutup hingga tak bisa melihat siapa yang sebenarnya selalu ada.

Aku sama sekali tak pernah mempedulikan mereka yang ada disekitarku. Saat itu, aku terlalu sibuk untuk mengejar-ngejar kamu. Bahkan jika kamu tau, dia masih saja peduli dengan segala apapun tentangku, dan kamu tau? Aku juga masih sangat peduli dengan segala hal tentangmu.

Sempat beberapa kali aku ingin tertawa ketika sadar akan posisiku saat ini, aku khawatir pada seseorang yang lebih mengkhawatirkan orang lain. Sampai tanpa aku sadari, ternyata ada seseorang yang lebih mempedulikanku. Tapi entah mengapa,sikap manisnya tak pernah bisa membuat hatiku luluh seperti yang kamu lakukan. Padahal kamu tak pernah bersikap lebih manis dibandingkan dia, kamu malah bersikap acuh dan bahkan menganggapku tak ada.

Apakah dengan menjalin hubungan dengannya aku dapat melupakanmu? Aku tidak akan sekejam itu, aku tak ingin mematahkan hati seseorang dengan berpura-pura mencintainya seperti yang kamu lakukan. Aku bahkan telah berkali-kali menegaskan padanya bahwa tak akan pernah ada 'kita' diantara aku dan dia. Lihat, aku mencampakkan orang yang tulus demi seseorang yang bahkan tak pernah peduli padaku.

Aku berharap,kamu tidak akan mendapatkan yang biasa mereka sebut dengan karma, karena sebenarnya aku tak pernah suka jika melihatmu merasakan sakit seperti yang aku rasakan. Aku selalu berdoa untuk kebahagiaanmu, bahkan aku berharap kamu bisa bersama dengannya sesuai keinginanmu. Meski nanti pada akhirnya aku harus patah.