L.I.M.A

646 48 1
                                    

Naya menemani Emily di rumahnya, membantu mengobati semua luka-luka yang didapat Emily setelah kejadian tadi siang.

"Pelan-pelan Nay, perih nih." Rengek Emily. Ia menggigit bibir bawahnya.

"Sudah pelan kok, sabar sebentar lagi nih."

"Dewa gimana yah?" Tanya Emily teringat keadaan Dewa.

"Dia baik-baik saja, bisa jalan sendiri ke rumah sakit. Kenapa kamu tidak ingin ke rumah sakit sih, Mil. Kan bisa sekalian bareng Dewa."

Sebenarnya Dewa sudah memaksa Emily bahkan Naya untuk ke rumah sakit, tapi Emily berusaha keras menolak ajakan Dewa. Naya sendiri menolak memeriksa memarnya karena merasa baik-baik saja.

"Aku takut, di rumah sakit pasti banyak hantunya. Bukannya sembuh nanti aku malah tambah celaka." Celoteh Emily, dia tahu betul jika bersama Naya ke tempat seperti itu pasti akan ada kejadian yang tidak masuk akal.

"Naya, Emily. Aku masuk ya!" Suara Erlang di balik pintu kamar Emily, tanpa menunggu persetujuan Erlang masuk begitu saja yang penting dia sudah mengetuk pintu.

"Kenapa bisa begini?" Tanya Erlang sembari duduk di sisi Emily, menatap setiap luka yang diobati Naya.

"Panjang ceritanya, Lang." Jawab Emily singkat.

"Ini juga kenapa, Nay?" Tanya Erlang panik melihat memar biru di leher kakaknya.

"Tidak apa-apa. Hanya kecelakaan kecil, jangan khawatir."

"Nay, jangan bilang ini ada hubungannya dengan dunia lain."

"Ada." Jawab Emily, ia lalu mendapat jitakan dari Naya.

"Kamu ke sana lagi? Tidak sengaja lagi?"

Naya mengangguk pelan, dia bingung harus menceritakan dari mana.

"Kita harus bilang sama Bunda, jangan sampai kamu sering berpindah alam seperti itu. Kamu bisa saja tidak pernah kembali lagi!"

Sekali lagi Naya mengangguk, dia memang ingin bercerita dengan ibunya. Tapi tidak pernah menemukan waktu yang tepat.

Saat makan malam, Naya berusaha untuk bercerita dan mencuri-curi moment. Ia meneguk setengah gelas air.

"Bunda, Naya mau cerita."

"Apa sayang?" Tanya Ibunya sambil meneguk air minum.

"Naya sudah pergi ke sana dua kali, tanpa sengaja." Ucap Naya. Ayah dan Ibunya menghentikan aktivitas makan mereka.

"Ke mana kak?" Tanya salah satu adik perempuan Naya yang duduk di bangku kelas tiga SD.

Ayah dan Ibu Naya saling tatap "Erlang, bawa adikmu ke kamarnya. Bantu dia mengerjakan PR." Pinta sang Ayah yang lalu disanggupi Erlang, meskipun ia juga penasaran dengan kejadian yang menimpa kakaknya.

"Naya kenapa ya, Bun? Ayah?" Tanya Naya menatap kedua orang tuanya bergantian. Sepertinya Naya bertanya diwaktu yang salah, hingga aktivitas makan malam mereka terganggu.

"Bagaimana ceritanya?"

Naya lalu menceritakan kronologi kejadian yang dialaminya satu minggu yang lalu dan bahkan tadi siang. Ia benar-benar tidak tau bagaimana cara dirinya bisa sampai ke tempat asing itu. Ibunya terlihat kaget dan menatap cemas pada buah hatinya, sang suami yang melihat kecemasan di mata istrinya mulai menggenggam erat tangan sang istri.

Selesai menceritakan semuanya, Naya meminum kembali air minum yang masih tersisa setengah di gelasnya.

"Kamu tidak apa-apa kan, sayang?" Tanya Ibunya.

Half Blood PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang