0.1 Gelato dan Lelaki Bernama Calum

Mulai dari awal
                                    

"Aku ke perpus dulu," katanya dengan nada lembut.

Aku tersenyum. Memerhatikan garis kokoh yang menampakkan rahang di wajahnya yang kelewat sempurna, persis seperti pahatan hasil karya pemahat terkenal. So beautiful and unreal.

"Cal," panggilku. Dia menoleh setelah berjalan cukup jauh, "Iya?"

"Ulangan fisikaku 88. Traktir?"

"Siapp," ucapnya sambil memberi pose hormat, "2 scoop gelato. Waktu kamu yang atur?"

Aku tertawa. "Doain aku ya?" Teriaknya.

Aku terdiam, "Doain apaan coba?"

"Doain aku biar enggak dimakan Bu Eka. Biar bisa nraktir kamu." ucapnya sambil terkekeh.

Bu Eka itu guru Ekonomi Calum, by the way.

Aku tersenyum untuk kesekian kalinya. My dorky boyfriend is really one of a kind.

⭕⭕⭕

"Kenapa Cal?" tanyaku di telepon.

"Kangen." jawab Calum.

Setelah itu terdengar suara Michael-Teman Calum-yang berteriak kata-kata seperti 'Najis' namun tidak berlangsung lama. Aku tebak Calum pasti sedang memelototinya sambil memberikan jari tengah. Tipikal.

"Najis." Aku ikut tertawa.

"Masih di halte?"

"Masih. Mama ada urusan bentar katanya." balasku sambil memainkan ujung rokku dengan bosan. "Kamu dimana?"

"Di luar perpus. Mereka pada enggak betah kalau nunggu Bu Eka di perpus, di suruh diem pasti." Calum tertawa, "Bu Eka nya belum dateng, tau gini aku nganter kamu dulu."

Aku hanya tersenyum tanpa mengatakan apa-apa. "Halte udah sepi?" Lanjutnya lagi.

"Lumayan." jawabku singkat.

"Sebentar," setelah itu Calum seperti menjauhkan teleponnya, berbicara dengan orang lain di dekatnya.

"Bu Eka ini alay." Rengutnya. Aku tertawa kecil, "Ngomongnya."

"Emang kenyataan kok." Balasnya seperti anak kecil yang sedang ngambek.

"Eh Cal," panggilku. "Ada anak kelas 10 diem aja di samping halte. Kok aku curiga." Ceritaku.

Anak kelas 10 itu-perasaanku-tadi belum ada saat aku tiba disini, namun sekarang dia berdiri dengan tenang.

"Oh udah nyampe? itu Rheo, anak kelas 10. Aku suruh dia stay di halte sampe kamu udah dijemput. Aku takut kalo aku yang nemenin, taunya Bu Eka dateng." jelasnya santai.

"Cal" aku membentaknya, "Apaan sih kamu ini?"

Calum diam sejenak, "kamu marah?"

"Ya bukan gitu. Kasian anak itu lah. Lagian aku udah gede kali, kayak enggak biasa nunggu aja." Jawabku.

"Oke. kasih teleponnya ke dia." Perintah Calum.

Aku kemudian berjalan mendekati Rheo, menepuk pundaknya pelan sambil berucap, "Calum."

Setelah itu mereka berbincang beberapa saat baru Rheo menyerahkan handphoneku kembali.

"Jangan kayak gitu lagi." ucapku ke Calum.

"Aku minta maaf." Balasnya. "Kalau udah di mobil, ingetin mama buat berhenti kalo lampu merah."

Aku mengangguk. Menahan tawa. Siapa sih yang bakal melanggar peraturan yang satu itu?

"Terus, kalau lagu edm kamu yang enggak jelas itu ngenganggu, matiin aja."

Aku tertawa kecil.

"Pintu mobil di kunci."

"Iyalah." Kali ini aku menjawab.

"Oke. Hati-hati. Bu Eka udah keliatan nih. Sialan, dia yang telat 20 menit." keluh Calum.

"Okay." Balasku singkat.

"Telepon aku kalo udah sampe rumah." Tutupnya, "Aku matiin."

Aku tersenyum. Sifat Calum barusan, mengingatkanku dengan salah satu flavor gelato favoritku, Fior Di Latte.

Fior Di Latte memang biasanya dikenal sebagai jenis keju mozzarella. Tapi, ada juga istilah ini dalam gelato.

Gelato berwarna putih yang sekilas mirip vanilla ini benar-benar tidak membosankan. Rasanya seperti sweet cream. Terbuat hanya dari susu sapi yang benar-benar pure justru membuat gelato ini terkenal dengan kesederhanaannya.

Sederhana. Rasanya kata itu tepat untuk menggambarkan Calum. Kalimat terakhir sebelum dia mematikan sambungan telepon itu sederhana, amat sederhana.Bukan 'i love you' atau sebagainya.

Fior Di Latte juga biasanya dijadikan bahan dasar untuk flavor lain. Secara tak langsung, kualitas Fior Di Latte memengaruhi kualitas gelato yang dihasilkan.

Sama seperti Calum. Dirinya yang amat sederhana, perhatian, dan apa adanya memang mirip seperti sifat Fior Di Latte.

Aduh, aku ngomong apa sih.

Oh iya, aku juga punya alasan lain kenapa aku menyukai Calum.

Juga alasan kenapa aku menyukai Gelato. Akan aku ceritakan nanti lagi, mama sudah sampai ternyata.

"Kunci pintu ma." ucapku begitu duduk di kursi penumpang.

⭕⭕⭕

* Fior Di Latte is the taste of good gelato shop. Italian for 'flower of milk or milk flower' ; Just sweetened cream - no flavorings - no egg yolks.

⭕⭕⭕

Hei first chapter hehe :-)
This is so cheesy fluffy i wanna die
But trust me, gue bukan tipe cewek yang unyu-unyu kayak gini -.-
Tapi first chapter romantis unyu taik dulu gapapa dong? HAHA

anyway, i want to see how do you like this story so far by giving a vote or leaving a comments hehe

Harus dilanjut atau enggak enaknya? Jawab ya

With so much love and warm,

R

Gelato // [cth] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang