03 : The Deepest

9.5K 716 139
                                    

Yoongi memaksakan segaris senyum sembari membungkukkan badan kepada para kru yang ada dan mengucapkan kata-kata sapaan yang sudah ia hafal berulang kali di dalam kepala. BTS baru saja menyelesaikan performa mereka membawakan lagu Boys In Luv beberapa menit lalu. Anggota lain sedang berada di Waiting room, bersantai barang sejenak sambil memakan kudapan dan minuman penambah energi, sementara Yoongi lebih memilih pergi dari sana ketimbang harus ikut terpuruk dalam aura-aura yang memburuk.

Tungkainya melangkah lebih cepat karna perasaan lelah membanjiri seluruh badannya, ia berbelok ke kiri, bergegas pergi ke toilet pria karna ingin membasuh wajahnya yang tampak lesu dan itu tidak bagus untuk dilihat.

Tap!

Baru saja Yoongi berhasil menjejakkan satu langkah di ambang pintu, seseorang dari belakang sudah mendesaknya untuk maju dan terdorong ke depan.

"Aah," ia berjengit dan menoleh hanya untuk mendapatkan wajah Taehyung di sana. Yoongi melebarkan matanya, ia berdecih dan memutar tubuhnya agar bisa berhadapan dengan Taehyung.

"Pukul aku," ujarnya datar, tanpa ekspresi. Yoongi menaikkan satu alisnya terheran.

"Apa kau tak bisa mendengarku?" Taehyung membentak pada Yoongi, matanya berkilat marah. "Kubilang pukul aku!"

"Cham," cibir Yoongi sembari mendengus meremehkan, memutuskan untuk mengabaikan Taehyung dan Yoongi pun lebih memilih beranjak mendekati wastafel, memutar keran hingga air bersih mengucur dan membuatnya segera membasuh wajahnya.

"Min Yoongi! Apa kau tak bisa mendengarku?" seru Taehyung saat Yoongi mengangkat wajahnya dan lebih tertarik menatapi kaca datar di hadapannya. Pemuda itu melangkah mendekat lalu menarik pundak pemuda lainnya dengan kasar.

"Apa—"

Baru saja Yoongi akan membentak Taehyung, suara ribut terdengar dari arah luar toilet. Sepertinya suara dua orang laki-laki dewasa—dan entah karna apa, tiba-tiba Taehyung sudah menyambar lengan Yoongi kemudian menariknya masuk ke cubical paling ujung dan menutup pintunya rapat-rapat.

"Apa-apaan kau?!" Yoongi membentak Taehyung yang menyudutkannya ke dinding dengan geraman rendah tak suka, ia hendak mendorong tubuh Taehyung dan keluar dari ruangan sempit itu kalau saja suara samar di luar sana itu tak berubah menjadi jelas. Sangat jelas malah.

"Apa kau sedang mempermainkanku?!" Suara itu, mereka bisa mengenalinya dengan mudah. Itu Kim Namjoon, Leader mereka. Yoongi mengurungkan niatnya melangkah keluar.

"Aku tak mengerti maksudmu."

Dan suara rendah lain menyahuti, sangat tenang tanpa beban diikuti suara keran yang terdengar menyala.

"Jin!" Suara Namjoon terdengar putus asa. "Sudah jelas kalau kau sedang menghindariku!"

" ..."

" ..."

" ..."

"Apa yang sebenarnya terjadi padamu?"

"Tidak ad—"

"Apa kau akan membohongiku terus seperti ini?" bentakan Namjoon terdengar nyaring, membuat Yoongi tanpa sadar terkesiap kaget. Wajar saja, mengingat bagaimana lembutnya seorang Kim Namjoon bersikap selama ini yang tak pernah membentak ataupun berteriak kasar pada Seokjin.

" ..."

Ada jeda beberapa saat di luar sana. Yoongi mulai merasa gerah berdempetan dengan Taehyung begini. Kedua tangan Taehyung tersimpan di masing-masing sisi kepalanya, sementara tubuhnya berada sangat dekat dengan tubuh Yoongi hingga pemuda itu bisa membaui wangi maskulin bercampur aroma rempah-rempahan darinya. Yoongi mengangkat wajahnya hingga pemuda berambut brunnete di hadapannya bisa melihat lonjakan rasa sakit di kedalaman matanya.

S T E P Where stories live. Discover now