19

12.4K 378 31
                                    

Hai......... Akhirnya update juga... walaupun sedikit si.... hehe...

Sorry ya.. bukan bermaksud untuk PHPin bertahun tahun.. tapi kemaren kemanren baru sibuk ngurus baby.. yap.. sekilas info aja nih, walaupun nggak terlalu penting si..., sekarang aku sudah jadi bunda cie cie.. senengnya... :) :) :)

so... maafin daku kalau sekarang jadi lelet kalau masalah update cerita, tapi tenang aja, cerita ini pasti akan selesai pada waktunya hehehe...

jadi ditungguin aja ya...

Happy reading my friends... lup yu poreper.... :* :* :* 

_____

"Ayo masuk." aldo mempersilahkan laras yang sibuk memandangi isi apartementnya tanpa mau melangkahkan kakinya sedikitpun. aldo menaikkan kedua alisnya dan melihat wanita yang sedari tadi hanya diam melihat apartement dan dirinya.

"kenapa sih? ayo masuk?"

"beneran ini apartement loe?"

"apa perlu gue kasih nama segede gaban, biar loe nggak tanya tanya lagi?"

"bukan gitu, gue masih penasaran aja, motor loe sama tempat tingal loe."

"gue nggak ngerti isi otak orang teler seperti apa." aldo meraih pergelangan tanga laras dan menyuruhnya untuk masuk.

Laras melepaskan tangan aldo "kenapa sih dari tadi tangan gue ditarik tarik terus. sebel deh.."

aldo tersenyum tipis melihat wajah laras yang semakin lucu dengan bibirnya yang manyun dan mengembungkan kedua pipinya. "udah lah yok.. mau sampai kapan berdiri disini terus?"

"boleh gue duduk?"

"si......" sebelum aldo melanjutkan ucapanya, laras sudah menjatuhkan tubuhnya diatas sofa hitam yang terletak di tengah tengah ruangan antara kamar tidur dan dapur. aldo kembali tersenyum tipis melihat kelakuan wanita yang semakin hari semakin cantik saja. untung saja dia memakai celana bukannya rok pendek atau rok panjang, karena sekarang posisi sangat menguntungkan untuk laki laki ketika melihatnya dengan kaki satu diatas sofa dan satu lagi jatuh kebawah.

Berawal dari sapaan sok kenal dan senyuman sok dekat dari wanita cantik bernama laras, setiap ketemu hanya itu yang dilakukannya, dan aldo hanya bisa menatap dari kejauhan bagaimana wanita yang selalu tersenyum itu memiliki pandangan yang tidak biasa dengan laki laki yang selalu bersamanya.

Abi tidak berani unuk mendekat, bukanya dia takut akan sosok seorang abi tapi dia pantang untuk mendekati wanita yang hatinya jelas jelas sudah terisi.

Akan tetapi ini berbeda aldo hanya menawari tumpangan tidak lebih, kalaupun setelah ini hubungan mereka berdua semakin dekat, itu bonus yang sangat ia inginkan.

______

"udah bangun?"

"aldo ? ternyata ini rumah loe " aldo hanya menjawab dengan menaikkan dua alisnya.

"dari tadi gue mikir, ini tempat siapa kayaknya gue nggak pernah kesini deh." aldo pun tersenyum melihat laras yang sudah kelihatan lebih normal di banding dengan tingkahnya tadi malam. "loe tau, gue lebih terhibur sama loe yang teler."

"mangsud loe?" ada kerutan di dahi laras, dia mengingat ngingat kelakuannya setelah dia teler di club tadi malam dan berujung sekarang ia ada di apartement laki laki yang nampak ganteng dengan pakean serba hitam. "upst.. ya tuhan.... gue.. nggak ngapa ngapain loe kan al?"

Senyuman miring dengan sedikit menyeringai menghiasi wajah ganteng didepannya. "jangan bilang gue ngapa ngapain loe, karena gue faham betul kalau gue resek kalau sedang minum." laras bertanya dengan hati hati dan was was melihat ekspresi aldo si bartender.

Aldo mengulas lagi senyum ramah bin meremehkan khas miliknya. "tu kan bener.. duh... sorry al, gue bener bener minta maaf." bukannya memaafkan sikap laras, aldo malah tertawa . "gue bercanda... loe emang resek, omongan loe ngawur. tapi tenang aja gue dah kebal."

"mangsudnya. ? " laras berjalan menghampiri aldo yang sekarang sedang mengambil air mineral di dalam kulkas. "udah lah ras.. hal sepele gitu gak usah di bahas, nanti loe malu sendiri. oke cantik."

"beneran?, ya udah."

"ehya..  gue boleh minta air putihnya, kepala gue masih pusing." sambung laras. aldo berjalan menuju rak gelas kemudian kembali lagi dan memasukkan air putih ke dalam gelas dan memberikannya ke laras. "makasih."

"loe siap siap gih, gue anter.." perintah aldo.

"anter kemana?" tanya balik laras.

"jangan bilang kalau loe mo tinggal di sini."

"emang."

"mangsudnya?"

"emang."

"apanya yang emang?"

"tinggal disini kan?"

"jangan ngaco ras"

"nggak."

"gue si seneng seneng aja ada perempuan yang mo tinggal sama gue tanpa ada paksaan seperti elo. tapi gue nggak mau ya jadi santapan amukan temen temen loe, kalau ngliat elo tinggal disini sama gue."

"yah aldo...."

"apanya yang yah.......? udah siap siap dulu, gue buatin sarapan."

"serius elo bisa masak?"

"ngremehin ceritanya?"

"nggak juga, gue seneng sama laki laki yang jago masak."

"jangan ngegombal bu...... nggak mempan."

"bener lho... serius ini."

" di yain aja, biar cepet."

"hem.. aldo nggak asik." bukannya menimpali candaan laras, aldo langsung ngacir ke dapur.

"al... handuknya mana?!" teriak laras

"nggak pake teriak kali bu... sudah gue siapin semua di kamar mandi." mendengar tidak ada lagi sautan dari laras, aldo kembali menyibukkan diri di dapur dan memasak nasi goreng pedas di tambah telor mata sapi kesukaanya ." laras suka pedas nggak ya." aldo menggumam dan tersenyum senang, karena baru kali ini dia memasak untuk orang yang sepesial di hatinya. "mudah mudahan elo suka ras."

_____





Berawal dari TantanganDonde viven las historias. Descúbrelo ahora