Hilang Kendali

40K 626 6
                                    

di club favorit.

Laras memasuki ruangan yang sudah sering menjadi teman ke delapannya, untuk menghilangkan stress akibat pekerjaan atau percintaan yang tak kunjung beres.

Sambil duduk didekat mila, laras mengabsen temannya satu persatu dan ternyata yang membuat hatinya nggak karuan saat ini absen, tanpa peduli samasekali dengannya.

"gimana ? pasti kebawa suasana?" ucap mila langsung dan bisa membaca apa yang sedang laras fikirkan. Maklum teman laras ini satu spesies sama mamanya.

"hufh...... gue bisa gila."serunya sambil mengambil minuman yang ada dihadapan mereka.

"elo mau minum?. kalau ketahuan tante gimana?." mila mencoba menjauhkan gelas yang dipegang laras, akan tetapi sia sia, laras sudah menuangkan cairan merah memabukkan itu mendarat mulus ke tenggorokannya.

"laras..!!. udah deh..."

"ini sudah empat gelas ras...... udah deh ya... " mila mencegah laras menggambil gelas kelimanya dan menaruh lagi di meja depannya.

Mila melihat temannya sudah sedikit mabuk dan menatap kosong kearah depan. Dia tahu seberapa besar sesak didalam hati teman kecilnya ini. Kalau dalam keadaan sadar pasti laras tidak akan berhenti menebarkan keceriaan ke siapapun yang ada didekatnya. Tetapi kalau sudah seperti ini, laras akan menunjukkan bahwa dia tidak seceria yang terlihat.

"tio sih... kasian kan laras." mendengar mila menyebut namanya, tio berhenti menggoda gadisnya malam ini dan menghadap langsung ke laras yang sedang terdiam sambil memijit keningnya.

"laras kenapa?" tanya tio ke arah mila.

"biasa.. cinta bertepuk sebelah tangan." ucap angel

"lho... bukannya si abi menepuk juga tuh cintanya laras." terang dewa.

"iya emang, tapi abinya tuh yang nyebelin, sudah tau kalau laras cinta ma dia, eh.. si kelebihan stock senyum itu malah nembak gita yang notebenya sepupu laras. gila emang abi." ucap sarah yang dari tadi hanya memainkan Hpnya.

Dewa menggeleng "enak aja. abi tuh nggak gila ya." kemudian ia menyeringai pada laras yang meraih gelas dan langsung menenggak isinya hingga habis. "yang gila tu laras, siapa suruh jatuh cinta ma playboy kelas kemarin sore." ucapan dewa memancing tawa diruangan itu.

----

"eh sorry, gue telat" sapa abi sambil melepaskan jaketnya dan menyampirkan ke kursi disamping pintu.

"sayang... kalau kamu nggak ada, aku tuh jadi galau." ucap dewa nglantur. dan di ikuti sumpah serampah dari kelima temannya.

"mabuk loe wa'?" bukannya menjawab, dewa hanya ngakak setan.

"dari mana ja?"

"nggak tau apa, ada yang nyariin, selain pasangan sekong loe ini." sambung tio sambil menunjuk dewa dengan dagunya.

"iya tadi nganterin gita bentar...." jawab abi.

"Fuck!! Gue benci ma elo." maki laras ke abi yang hanya diam dan memandang laras penduh tanya.

"kenapa laras?"tanya abi bingung ke mila.

"elo ngomong soal gita, itu masalahnya." bukannya mila yang jawab, tapi sarah yang langsung duduk disebelah mila dan memandang laras yang masih memandang pria dihadapannya.

"kok bisa? kalian nggak pada mabuk kan?" tanya abi sambil memandang satu persatu temannya.

Laras mengambil gelas yang berisi setengah cairan merah kemudian menghampiri abi dengan pandangan tidak fokus dan meminumnya "Gue benci ma elo. elo pura pura atau emang nggak tau."

"ras... jangan gini, elo bisa nyesel nanti." tio beranjak dari tempat duduk dan menghampiri laras.

"gue nggak bisa diginiin io." ucap laras sambil memejamkan matanya, ketika badan laras mau meluruh ke bawah, abi menyanggah tubuh laras dengan kedua tangannya.

"laras.. " ucap sarah dan dewa bersamaan.

"DIAM!!!" bentak laras dan ruangan kembali hening, hanya diisi isakan laras yang kini menunduk dengan air mata mulai menetes.

"Laras..."ucap abi pelan, dan mencoba menunduk untuk melihat wajah laras. sebenarnya melihat gadis yang disayanginya menangis, entah kenapa serasa remuk.

Abi tahu dan faham sekali kalau laras menyimpan rasa kepadanya sejak dulu, tapi dia nggak berani untuk mengiyakan. karena dia takut kehilangan. dia takut menyakiti laras lebih dalam.

Abi memegang dagu laras dan mencoba membuat dia fokus melihatnya. dia nggak tega mengatakan kalau dia nggak tau dengan perasaanya sekarang. apa memang dia jatuh cinta dengan temannya yang paling ceria ini atau dengan sepupunya.

"udah lah, nggak penting. sorry bi.. buat loe kecewa. jangan sakitin gita ya." ucap laras tulus. kemudian dia melepaskan dagunya dari tangan abi dan beranjak dari hadapannya, walaupun dengan sisa sisa kesadaran yang dimiliki, laras harus pergi dari pandangan abi.

"laras.. kita aja yang pergi, loe selesain dulu masalah loe." ucap tio sambil menepuk bahu laras.

"loe sinting. laras tu mabuk. selesain masalah apa, yang ada malah memperburuk masalah." ucap dewa dan ke tiga temannya hanya nyengir.

"kita pergi dulu. jagain laras. awas kalo loe macem macem sama laras. gue nggak anggep sodara." setelah menepuk pundak abi, dewa dan yang lainya keluar dari ruangan itu meninggalkan laras dan abi.

"laras.. gue.."abi mencoba mendekati laras dan terhenti mendengar laras menggeram marah.

"gue pusing !!!" kesadaran laras sedikit demi sedikit mulai menghilang dan akhirnya dia tertidur dilantai.









Berawal dari TantanganWhere stories live. Discover now