Kepingan Satu

351K 7.5K 46
                                    

SEBELUM LEBIH JAUH.
Cerita ini belum mengalami perubahan apapun dari awal pertama kali di tulis secara asal di sini (2016)

Banyak bahasa inggris belepotan SANGAT 🙃 dan saya belum ada keinginan revisi sama sekali 🥺🤭

Mohon kebijakannya dalam berkomentar (:

🧡🧡🧡





SEBELUM LEBIH JAUH BEBERAPA PART DI PRIVATE. Hanya followers saya yang bisa membaca.

Bukan nyari FOLLOWERS!
melindungi konten saja (:

❤️ INFO TERBARUNYA ADALAH NASKAH YANG ADA DI SINI HANYALAH GAMBARAN. YANG LEBIH LENGKAP DAN LEBIH JELAS ADA DI NASKAH CETAK YANG KURANG DARI 3 BULAN LAGI AKAN NAIK CETAK ❤️

jadi mohon maaf jika nanti di tengah-tengah bab ada yang mungkin salah ketik, salah maksud, typo, atau mungkin malah mau ngejudge.

Bagi yang mau terus membaca cerita ini syaa ucapkan banyak terimakasih. Semoga kalian semua di berkati Tuhan dan selalu bahagia. Amin.

Happy reading all
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

Layar iPhone Sydney berkedip kedip memunculkan notif sms dari seseorang.

from Kak Vano:
ayolah lyn, berhentilah membuang-buang waktu dan uangmu. Kamu tahu kan kita sudah tidak punya apa-apa lagi. Kamu harus menghemat uangmu! Belajarlah yang rajin supaya lulus dan dapat beasiswa untuk lanjut ke universitas!

Sydney mengedikkan bahunya acuh. Kemudian di susul oleh gelengan kecil yang dia lakukan secara sepontan. Seketika kelakuannya itu mengundang pertangaan kedua sahabatnya yang baru saja mau bertanya tentang sms itu.

"Siapa Lyn? Kakakmu bukan?". Tanya si tukang kepo Ariana.

"Nope." jawab Sydney singkat.

"Serius Lyn! Kalau memang kakakmu, cepat pulang sana, nggak kasian sama dia? Turuti saja kemauan kakakmu itu." tambah si centil Aurora. Sicantik yang super baik hati dan yang selalu mengagumi kakak Sydney yang tak lain adalah Vano Ronald Atmaja.

Sydney bergeming, sibuk dengan pikirannya sendiri.

'Kenapa juga Papa dan Mama harus bangkrut.' ucap Sydney dalam hati.

Saat ini sydney, Ariana dan Aurora sedang asik menikmati kopi mereka di salah satu cafe favorit mereka bertiga. Ny's Cafe.

***

4 Tahun Kemudian

Jam yang tertempel di dinding sudah menunjukkan pukul 18:30 WIB. Sydney baru saja sampai di rumah petak berukuran sedang yang menjadi kediamannya dengan Vano selama 4 tahun belakangan jni. Sydney baru pulang dari mencari pekerjaan untuk menambah biaya hidupnya.

Flashback ON
Atmaja Production bangkrut 4 tahun yang lalu. Papa Sdyney tertipu ratusan milyar hingga membuat mereka hutang banyak pada bank dan mengakibatkan perusahaanya pun ikut di jual dan dibeli oleh perusahaan Asing Jaehwa Groups.

Seminggu setelah peristiwa tersebut Papanya terkena serangan jantung dan meninggal seketika itu juga. Sedangkan Mama Sydney, dia tidak bisa hidup miskin sehingga pergi meninggalkan suaminya dan menikah dengan orang Asing di Australia, ketika mereka mulai jatuh miskin. Sampai sekarang Sydney atau Vano, sama sekali tidak tahu bagaimana nasib Mama mereka setelah 4 tahun berlalu.

Sydney masih tidak bisa melupakan kejadian itu. Kejadian yang membuat dirinya harus pindah rumah dan merelakan semua barang-barang kesayangannya hilang, termasuk si imut mobil BMW miliknya.
Flashback OFF

"Kamu baru pulang dek?" Pertanyaan Vano membuyarkan Sydney dari lamunannnya.

Sydney berdiri dan mengambil tangan kanan kakaknya untuk dicium. Layaknya seorang anak sd yang pamit kepada ibunya sebelum mereka pergi ke sekolah.  Vano membalasnya dengan ciuman singkat di kening Sydney. Hal yang mereka berdua lakukan berlangsung sejak mereka kecil.

"Sudah kak. Aku rasa aku nggak akan mengulur waktu untuk mencari pekerjaan. Buat apa aku sibuk mencari beasiswa demi gelar sarjanaku dan setelah lulus aku malah diam saja." Jawab Sydney membuat Vano terkekeh.

"Anak pintar. Kakak semakin bangga padamu. Kamu bisa merubah sikapmu sebegini drastisnya. Semangat ya! Hari esok masih panjang." kata Vano menyemangati satu satunya harta berharga yang ia punya sekarang,

"Iya dong, aku kan sudah besar kak. Maaf ya kak selama ini merepotkanmu," Sydney memasang wajah melasnya, ia mengingat ingat semua peristiwa 4 hingga 2 tahun yang lalu, saat ia menjadi mahasiswi dengan beasiswa penuh yang tetap saja manja dan memikirkan gengsi. Sydney menoleh pada Vano yang saat ini sudah tidak ada ditempatnya, "Ash dasar kak Vano, selalu saja begitu! Hilangin kek kebiasaan ngilang nggak jelas kalau lagi diajak ngomong. Emangnya aku patung apa di diemin gini terus." Pekiknya sedikit keras dan ngelantur.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
REVISI PART INI DONE.!

Leave your comment here, PLEASE.!
apapun yang salah dan kurang memuaskan please komentarin (:

Love you 😘 xoxo

1. VOLUM I: About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang