Dosakah Hyena berharap jika teman sekelas Hyena benar-benar tulus?

--

Hyena menatap layar ponselnya dengan pandangan tak terbaca. Ia memang ingin menjadi jaksa. Hyena saat ingin masuk jurusan hukum. Namun bukan seperti ini caranya. Bukan dengan rasa belas kasih orang lain.

Mungkin Hyena akan memutuskannya nanti. Tidak untuk hari ini.

“Sayang.” Hyena buru-buru memasukkan ponselnya ke dalam saku blazer. Maniknya beralih menatap Ten dengan pandangan malas. Hati Hyena masih belum kuat menerima kenyataan pahit kemarin. Namun menunjukkan semua perasaan Hyena juga tidak akan berarti banyak.

Itu berarti apa yang pemuda itu lakukan hanyalah sandiwara belaka. Hyena mengecamkan ini dalam hati.

“Ada apa?”

Ten tersenyum. “Kau ada waktu nanti? Mau ikut denganku?”

Hyena menggeleng. “Aku harus bekerja mulai nanti sore, Ten.”

Pemuda itu nampak kecewa. Ia menatap Hyena yang berkutat dengan bukunya dari samping. Meski Ten tidak berpengalaman mengenai cinta, namun wajah sembab Hyena sudah menjelaskan semuanya.

Bukankah harusnya Hyena menjambak, mencakar atau memukuli Ten?

“Kang Hyena?” Hyena menolehkan kepalanya. Dan untuk pertama kali selama Hyena mengenal Ten—pemuda itu menapaki ekspresi serius yang membuat Hyena bahkan menengak salivanya ngeri.

“Apa?” Suara Hyena bahkan tak bisa berbohong jika ia ketakutan.

Dari mana sang most wanted ini mempelajari kelas teater? Kenapa ekspresinya begitu meyakinkan.

“Maaf.”

Tidak, bukan itu yang ingin Hyena dengar.

“Untuk sekarang, aku hanya bisa mengatakannya.”

Kenapa?

Ten menutup mata—siap untuk tamparan di pipinya. Namun sepersekian detik berikutnya, ia merasakan sentuhan halus di pipinya. “Kau bicara apa?”

Meski terlihat jelas jika Hyena tersenyum, tapi Ten tahu jika ada sejuta makna di balik senyumnya.

Kenapa? Apa kau tak benar-benar menyukaiku, Kang Hyena?

--

Ten tahu jika Hyena tahu. Namun Ten tak habis pikir, apakah gadis itu akan menyiksa dirinya sendiri lebih lama? Kenapa ia tak memukuli Ten? Kenapa Kang Hyena malah tersenyum seolah semuanya bukanlah apa-apa?

Jika Ten mengatakan semuanya pun, ia tak yakin Hyena akan percaya. Fakta yang diketahui Kang Hyena bukanlah segalanya. Tetapi jika Hyena tahu segalanya, akankah gadis itu percaya?

Manik legam Ten menoleh ke arah kalender. Empat hari.

Tepat lima hari sebelum mereka benar-benar berakhir. Dan lima hari pula sebelum audisi Ten di SM. Pemuda itu tak yakin apa ia bisa menampilkan yang terbaik saat audisi nanti. Menjadi penyanyi adalah impiannya—sebuah alasan sama mengapa Hyena begitu ingin menjadi jaksa.

Mungkin Ten akan bolos latihan hari ini.

“Phi, Unnie tak ke sini?” Tern membawa beberapa bungkus makanan ringan beserta minuman soda. “Padahal aku menyiapkan banyak camilan. Unnie sering merasa lapar saat tengah malam katanya.”

Sang sulung hanya menatap layar televisi datar dengan pandangan kosong. “Nong, bagaimana jika Hyena membenciku?”

Tern mengerutkan keningnya. “Phi bicara apa?”

“Aku membuatnya kecewa.”

Tern tersenyum. “Aku percaya Kakakku bukan orang seperti itu.” Ia meletakkan makanan ringannya di atas meja. “Kau hanya perlu meyakinkan Unnie.”

Ten memandang bingung sang adik.

“Yakinkan dirimu jika kau tidak menyakitinya, Phi.” Tern mengepalkan tangannya ke udara. “Bukankah kau menyukainya? Itu yang kutahu dengan jelas.”

--

Adalah sebuah kebohongan jika Hyena berkata ia akan menikah. Nyatanya, Hyena tengah mengurusi segala sesuatu mengenai kepindahannya. Terima kasih juga pada Ayah Soyeon yang telah mengurus paspor dan visa sosok bermarga Kang itu. Hyena hanya perlu mempersiapkan sedikit.

Harvard?

Untuk apa Hyena harus repot-repot pergi ke sana?

Ia akan pergi. Ia akan meninggalkan semua rasa belas kasih di sini. Tapi tidak untuk belas kasih yang lain.

Mungkin Hyena memang tak mahir berbahasa Inggris, namun Hyena memiliki tujuan di mana ia bisa meraih impiannya.

Setitik airmata meluncur begitu saja melewati pipi Hyena. Saemun adalah sekolah terbaik di mana Hyena menemukan begitu banyak teman. Meski sekolah elit, Hyena tak pernah merasa dikucilkan, begitu banyak yang peduli padanya—atau memang ia terlalu naif?

Hyena kemudian mengetikkan beberapa pesan pada Ten. Ia tak akan mengatakan apapun pada pemuda itu. Hyena hanya ingin pura-pura tak tahu dan menjadikan minggu ini adalah kencan paling luar biasa dengan kekasih pertamanya.

Ia kemudian tersenyum saat membuka almari pakaiannya. Hanya ada satu pakaian di sana karena Hyena telah mengepaki barang bawaannya.

Hanya satu gaun di sana.

Gaun yang akan digunakan Hyena untuk menemani Ten ke pesta dansa.



----to be continue.

Girlfriend Contract  - TENWhere stories live. Discover now