[END] Kang Hyena tidak tahu siapa itu Chittaphon, Chitta, atau Ten-entah siapa namanya. Ia hanya sering mendengar dari sahabatnya jika ada tetangga kelas yang begitu mahir menari, menyanyi, juga memiliki wajah tampan. Ya semua itu memang benar, tapi...
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.
Ayamrusa's storyline . . . . . .
Soyeon menatap Hyena yang nampak begitu lesu sejak pagi tadi. Bukan apa-apa, hanya saja ini membicarakan Kang Hyena—si cantik nan pintar yang begitu digemari seluruh antero Saemun. Garis hitam melingkar jelas di bawah mata Hyena. Wajahnya nampak begitu pucat. Pun dengan rambutnya yang terurai acak.
“Kau bertengkar dengan Ten, Hyena-ya?” Mendengar nama itu, Hyena malah semakin menenggelamkan kepalanya di antara kedua lengan.
“Aku mau ke kantin. Kau mau pesan sesuatu?”
Hyena masih bergeming.
“Baiklah, aku duluan. Hati-hati, Hyena-ya!”
Hyena tahu tidak seharusnya ia bersikap demikian pada Soyeon. Karibnya itu bahkan menyayangi Hyena lebih dari dirinya sendiri.
Manusia mana yang tak sakit hati diperlakukan seperti itu?
Hyena cerdas, dia cantik. Kang Hyena juga seorang yang begitu kuat dengan caranya sendiri. Lantas mengapa Park Sunwoo harus repot-repot menyuruh Ten—sang pangeran sekolah—hanya untuk membujuk Hyena berhenti bekerja di bar?
Apa karena akan ada sesuatu yang buruk menimpa Hyena?
Bullshit!
Mereka—Ten, Soyeon dan Ayah Soyeon hanya kasihan pada Hyena. Kasihan karena ia adalah gadis yang terlalu sempurna untuk sebatang kara. Kasihan lantaran Hyena memiliki otak yang terlalu cemerlang untuk sekedar bekerja di bar.
Dan haruskah Hyena berkata jika dirinya terlalu cantik untuk ukuran gadis miskin?
Ya, sampai kapanpun Hyena tak akan pernah bisa menyentuh tempat yang sama dengan Ten atau Soyeon. Harusnya Hyena sadar jika ia tak akan bisa sejajar dengan mereka.
Bukankah Hyena juga berkata jika ia tak akan terlalu berharap pada Ten?
“Hiks!” Gadis berambut legam itu berusaha meredam isakannya yang semakin menjadi. Mengabaikan teman sekelas Hyena yang mengguncangkan tubuhnya khawatir.
Tentu saja. Siapa yang akan menjadi pilar saat ujian jika bukan Kang Hyena?
“Hyena-ya, kau kenapa?”
“Yak, Kang Hyena! Beritahu aku apa yang Ten lakukan padamu?!”
