05#

17.7K 2.8K 144
                                    

Hyena membungkuk sembilan puluh derajat saat Park Sunwoo—sang kepala sekolah sekaligus Ayah Soyeon- itu memanggilnya

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Hyena membungkuk sembilan puluh derajat saat Park Sunwoo—sang kepala sekolah sekaligus Ayah Soyeon- itu memanggilnya. Mulutnya hendak terbuka, namun Park Sunwoo telah terlebih dahulu membuka suara.

“Kau sudah berhenti bekerja di sana?”

Hyena diam selama sedetuk, kemudian mengangguk. “Ya, Saem.”

“Jangan terlalu formal padaku, Kang Hyena.” Pria yang masih begitu tampan di usianya itu tersenyum. “Aku sudah menganggapmu seperti putriku sendiri.”

Seulas senyum enggan tersungging di bibir tipis Hyena, “Saya terlalu banyak merepotkan Anda dan Soyeon, Saem.”

“Soyeon selalu menganggapmu adik.” Sunwoo kemudian menyodorkan amplop besar berwarna coklat. “Kau masih ingin masuk jurusan hukum?”

Hyena mengerutkan keningnya tak mengerti.

“Bukankah hukum di Harvard lebih baik dari di Seoul?” Mata Hyena membulat. Mungkinkah—

“Ya, kau mendapat beasiswa masuk ke Ivy League, Hyena-ya. Selamat.” Sunwoo tersenyum layaknya seorang ayah yang begitu bangga pada putrinya. “Kuharap kau mempertimbangkan ini dengan baik.”

--

“Hyena-ya!”

“Hyena!”

“Oi, Kang Hyena!”

Hyena terlonjak. Dengan ekspresi bodoh, ia menatap Bambam yang tengah membawa setumpuk buku. “Apa?”

“Aku meneriakimu dari tadi, tapi kau malah melamun.” Bambam menatap Hyena kesal. “Tolong ajari aku merangkum Sejarah Korea.”

Hyena mengangguk, “Kapan dikumpulkannya?”

“Besok lusa.”

“Nanti sepulang sekolah datang ke kelasku, aku sedikit tak enak badan, Bam.”

Raut wajah kesal Bambam luntur. “Hati-hati! Kau bisa menabrak seseorang jika melamun saat berjalan.”

“Hahaha, kau perhatian sekali padaku.”

“Mati saja kau!”

Sepeninggalan Bambam, Hyena kembali menimbang. Jurusan hukum adalah impiannya sejak kecil—sejak ia tak tahu siapa ayah atau ibunya. Namun berada di Seoul bersama dengan teman-teman terkasih juga impian Hyena ketika sendirian.

Apakah Hyena harus pergi? Atau ia memang tak seharusnya pergi? Ah, lagi pula kemampuannya berbahasa Inggris juga masih sangat kurang.

Yayaya, begitu saja alasannya.

BRUK!

“Aduh!” Hyena mengelus keningnya yang terasa ngilu. Maniknya menatap nyalang sosok yang kini malah tersenyum setan.

Girlfriend Contract  - TENKde žijí příběhy. Začni objevovat