PART 4

7.3K 585 70
                                    

"Kantin yuk, Sya."

"Boleh nitip makan sama minum? Soalnya gue kurang nyaman kalo di tempat baru."

"Oke cantik." Tasya bergidik melihat kedipan mata Luvita. Lesbi kali tuh anak, pikirnya. Tasya mengeluarkan toples plastik kecil dan kotak makeup. Saat dia menggunakan pensil alis, tiba-tiba kursi disampingnya didudukin seseorang.

"Anjir kalau mau duduk bilang dulu. Nyoret alis gue nih jadi jelek kan, udah bikinnya susah lagi." Cowok yang menyenggolnya malahan tidur menenggelamkan muka dikedua tangannya.

Tasya sangat kesal dan memukul bahu cowok di sampingnya. Cowok itu menatap Tasya dengan tajam. Tasya terkejut melihat orang yang tadi pagi menyelundup ke mobilnya.

Dengan susah payah Tasya menelan ludahnya. Seketika dia teringat 'Royan'. Ekspresi keterkejutan Tasya berubah, senyum jahil dan tengil kini terbingkai sempurna di wajahnya.

"Hai sayang. Ketemu sama gue lagi." Ucap Tasya menyeringai. Royan yang melihat seringaian Tasya meniru gayanya.

"Kangen sama gue?" Kedua orang itu seakan berlomba-lomba mengeluarkan seringaian licik.

"Lo tau apa yang paling gak gue suka?" Royan hanya menaikkan satu alis tanda di tidak mengerti maksud omongan cewek di depannya.

"Gue paling gak suka sama orang yang ganggu acara ritual gue. Dan lo lihat?"

Sebelum Tasya menyelesaikan omongannya Royan sudah menyahut. "Alis lo yang sebelah kepanjangan," ucapnya datar.

"Salah lo yang udah ngagetin dan nyenggol tangan gue. Sekarang lo harus tanggung jawab. Beliin gue tisu buat bersihin alis gue.  Cepetan beli dan gue gak nerima penolakan." Hardik Tasya.

"Ini toples isinya apa?" Royan membuka toples Tasya tanpa seijin pemiliknya.

"Lo sekolah bawa permen sebanyak ini? Gak salah lo?" dia mengerutkan dahi heran saat melihat isi toples.

"Buat jaga-jaga kalo lo nyium gue. Kan nanti rasanya jadi permen." Tasya menggoda Royan.

"Cepet beliin gue tisu, keburu diliat anak-anak."

"Gak mau." Tolak Royan mentah-mentah.

"Yang kecoret siapa?"

"Gue."

"Terus kenapa lo nyuruh gue buat beli tisu?"

"Tapi kan lo yang nyenggol gue, coba kalo lo gak nyenggol pasti alis gue gak kecoret."

"Salah siapa make pensil alis di sekolahan."

"Ya suka-suka gue dong."

"Berarti juga suka-suka gue dong nyenggol tangan lo." Royan semakin nyolot dengan Tasya.

Baru kali ini Tasya dikalahin debat. Biasanya dia akan menang kalo urusan debat.

"Lo beneran cowok gak sih? Gak gentleman." Sungut Tasya.

"Ya cowok lah. Lo mau bukti? Nih gue liatin burung gue." Tasya segera menepis tangan Royan yang hendak membuka resleting celananya.

"Bangsat emang."

Royan tersenyum senang melihat ekspresi marah Tasya. Menurutnya Tasya semakin imut dengan bibir yang sengaja dimajuin. Saat Royan mendekatkan wajahnya ke muka Tasya, cewek itu memalingkan wajahnya.

"Ngapain lo?" Tasya berusaha menepis jarak antara dia dan Royan.

Braakkk......

Pintu kelas terbuka sangat kencang dan muncul penampakan Luvita.

"KALIAANN NGAPAIN? TASYA LO LIAT YANG CAKEP LANGSUNG AJA DISOSOR," teriak Luvita sambil menghampiri kedua manusia itu.

"Sosor, lo kira gue angsa apa? Alis gue dicoret sama cowok gila ini. Dia gak mau tanggung jawab dan tadi pagi udah nyium pipi gue seenaknya," jelasnya kepada Luvita.

"APA? ROYAN NYIUM LO? WAH KEAJAIBAN DUNIA NIH. GUE KASIH TAU YA TASYA, SELAMA INI BARU LO! CEWEK DI SEKOLAH INI YANG SEDEKAT ITU SAMA ROYAN."

"Beneran Royan? Ihh kok lo sweet sih." Tanpa sadar Tasya mecubit gemas kedua pipi Royan.

"Apaan sih jelas banget," tutur Royan sewot

"BENERAN INI LO ROYAN? ANJIR BARU KALI INI LO BICARA AGAK PANJANG. BIASANYA CUMA 'YA, OKE, HHM, SIP, SIAP."

Royan yang merasa terganggu langsung meninggalkan Tasya dan Luvita sambil mengacungkan jari tengah.

***

PERFECTWhere stories live. Discover now