MH 21

110K 5.3K 120
                                    

Kevin membawa Mila masuk kedalam kamar dan dengan sabar lelaki tampan itu mengusap punggung Mila bahkan sesekali membelai surai panjang Mila.

"Jangan menangis dear, kamu membuatku sedih" Kevin mengecupi kedua kelopak mata Mila dan berharap Mila akan menghentikan tangisnya, namun bukannya berhenti air mata Mila malah semakin deras.

"Kamu nggak marah?" Tanya Mila sesenggukan disela isak tangisnya, mereka duduk disofa kamar dengan Mila yang duduk nyaman dipangkuan Kevin.

"Aku memang marah, tapi nggak padamu, kamu gak salah tapi kenapa tadi kamu hanya diam heum?" Kevin mengecup ujung hidung Mila dan senyum Mila seketika terbit.

"Aku nggak tau, aku ingin bicara tapi gak ada satu katapun yang keluar dari mulutku" Jawab Mila, wanita cantik itu memeluk erat leher Kevin dan menyandarkan dagunya dibahu Kevin. "Terimakasih sudah percaya padaku dan gak marah padaku" Mila mengecupi leher Kevin bertubi-tubi hingga Kevin tertawa geli dan Mila pun ikut tertawa bersama Kevin.

"Bukankah sebelumnya aku sudah bilang kalau aku percaya pada istriku dan kamu juga tau kalau kamu melakukan kesalahan aku akan menegurmu bahkan memberikanmu peringatan, tapi kalau kamu mengabaikan ucapanku baru aku akan marah, hanya saja sekarang kamu gak salah dear, dan aku melihat semuanya" Kevin mengecup pelipis Mila kemudian memeluk erat Mila.

Sementara itu, Nayla yang baru saja selesai mendapat penanganan dari dokter, menatap kosong kamarnya, Dika baru saja keluar bersama Ricky dan saat Nayla menoleh kearah pintu Dilla masuk sambil tersenyum sinis.

"Ternyata sangat mudah memancingmu untuk membuka topengmu" Dilla duduk ditepi tempat tidur dan jemarinya memainkan ponsel yang ada ditangannya.

"Apa maumu?" Tanya Nayla geram.

Dilla tertawa dan mencolek dagu Nayla. "Aku kan sudah bilang kalau Kevin akan selalu membela istrinya. Usahamu sia-sia sayangku, kamu hanya kesakitan dan mendapatkan malu" Tawa Dilla makin keras dan itu semakin membuat Nayla kesal.

"Tutup mulutmu!" Hardiknya.

"Sayangnya aku nggak mau dan kalau kamu mau tau didalam ponsel ini ada rekaman pertengkaranmu dengan Mila, tapi kamu tenang saja aku lihat CCTV yang mengarah ketangga mati, tapi ya mungkin Kevin sudah melihat semuanya"

Mata Nayla membulat, wanita itu sadar kalau ia baru saja melakukan kebodohan terbesar dalam hidupnya, tanpa berpikir, ia langsung bertindak.

"Mas Kevin nggak mungkin tau" Ucap Nayla lebih kepada menenangkan dirinya sendiri, karena sebenarnya Nayla sangat takut.

"Kamu yakin? Astaga sebenarnya kamu ini tuli atau apa? Kevin bahkan dengan sangat jelas mengatakan kalau dia gak pernah melepaskan pengawasannya dari Mila! Hello Naylaku sayang, jadi sudah pasti Kevin tau" Ucap Dilla dengan nada mencibir.

Nayla mengepalkan kedua tangannya dan menatap nyalang Dilla. "Apa kamu sengaja ingin menghancurkanku agar kamu nggak punya saingan untuk merebut mas Kevin dari Mila?" Tanyanya marah, wajah Nayla memerah menahan amarah yang siap meledak kapanpun.

"Anggap saja begitu" Jawab Dilla santai.

Tok Tok Tok

Lalu sebuah ketukan pintu mengintrupsi perdebatan Nayla dengan Dilla.

CKLEK

Dilla langsung tersenyum begitu ia membuka pintu kamar.

"Pak Kevin" Sapanya ramah.

"Bisa tinggalkan kami" Kevin tak menyahuti sapaan Dilla. Tapi justru meminta Dilla untuk meninggalkannya dengan Nayla.

"Tentu" Ucap Dilla.

MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang