Part 3. Nightmare

871 118 5
                                    

"Kau yakin tidak apa-apa?"

Kali ini bukan hanya [Name] yang melihatnya dengan wajah khawatir, Saeyoung melihat adik kembarnya itu dan segera menghentikan semua kegiatannya. Saeran tampak seolah masih belum sadar sepenuhnya sebelum menggeleng pelan.

"Aku sudah bilang tidak apa-apa..."

"Yakin? Kau tidak sedang sakit atau apa bukan?" [Name] menyentuh dahinya seolah mengecek keadaan tubuhnya. Saeyoung menatap cemas kearah keduanya seolah [Name] adalah dokter dan ia adalah pasien. Sementara Saeyoung adalah ibu pasien yang mencemaskan anaknya, "tidak demam..."

"Sudah kukatakan aku tidak apa-apa!" Saeran menepis tangan [Name] yang menyentuh dahinya dengan kasar. Dan ia tampak tersentak ketika menyadari apa yang ia lakukan yang ia sesali dengan segera. Ia menatap dengan cepat kearah [Name] yang menatapnya dengan tatapan kaget begitu juga dengan Saeyoung. Mendengus kesal, Saeran segera berbalik dan menuju kearah kamarnya tanpa mengatakan apapun.

.
.

The Daily Life of Saeran Choi

Genre : Humor/Family

Rated : T+

Pairing : 707xReader | Hint!SaeranxReader

Part 3. Nightmare

(820 kata - Ficlet)

.

.
Saeran's POV
.
.

Kehidupanku memang berubah sejak aku tinggal bersama dengan Saeyoung. Tetapi, bukan berarti semuanya begitu saja berubah. Mimpi buruk itu terus muncul, tetap muncul bahkan saat kehidupanku penuh dengan tawa dan kebodohan dari Saeyoung. Mimpi buruk dimana ia akan meninggalkanku lagi sendirian. Dimana tidak akan ada orang yang akan melihatku lagi.

...dan aku akan sendirian.

.
.

"Saeran, aku dan juga [Name] akan pergi berbelanja, apakah tidak apa kutinggal?"

Saeyoung tidak mengatakan apapun lagi semenjak saat itu. Seolah ia tidak ingin membicarakannya. Atau karena ia sama sekali tidak peduli padaku. Seperti dulu.

Tetapi Saeyoung mengatakan dulu ia tidak bermaksud meninggalkanku. Kenapa begitu susah untuk mempercayainya?

Dan semuanya terasa lebih menyebalkan karena aku juga tidak bisa membencinya seperti dulu.

"Aku tidak peduli..."

.
.

'Kau pikir kau bisa menyembunyikannya huh?! Kau pikir aku akan membiarkan anak itu pergi begitu saja?!'

Aku tahu kalau itu hanyalah mimpi. Dimana ibu kami masih ada dan memukuliku semenjak kau menghilang. Namun, setiap pukulan dan tamparan darinya tidak membuatku merasakan sakit. Dan itu membuatku semakin gila, aku ingin bangun.

Aku tahu ini mimpi dan aku ingin bangun dari mimpi ini.

"Saeran..."

Seseorang menjulurkan tangannya kearahku, seolah ingin menarikku keluar dari kegelapan ini. Tetapi, apakah itu hanya akan membuatku semakin tenggelam dalam kegelapan seperti dulu, ataukah akan membawaku kedalam cahaya?

The Daily Life of Saeran ChoiWhere stories live. Discover now