Four

12.1K 902 136
                                    

"Siapa yang wanita sialan?" Leo yang terkejut dengan suara yang cukup ia kenali itu segera membuatnya bungkam.

"Bukan siapa-siapa, Ma." Ucap Leo segera.

Bev hanya mengangguk kemudian tersenyum.

"Mama disini," Ucap Leo.

"Daddy bilang jika Fefe sakit, Mama khawatir. Jadi Mama langsung kesini untuk melihat keadaan Fefe. Tapi saat ini Fefe sedang tidur." Ucap Bev.

"Fefe sakit?" Tanya Leo dengan kaget.

Bev terheran, "Astaga, lelaki seperti ini yang kamu minta untuk menikah dengannya, Fe. Bahkan dia tidak tau jika kamu sakit." Batin Bev berbicara.

"Mama bisa bicara sama kamu?" Tanya Bev kepada Leo yang saat ini menjadi terdiam kebingungan.

"Bisa, Ma. Silahkan." Ucap Leo sopan.

Saat ini mereka sedang duduk santai di sofa. Bev sebisa mungkin membuat keadaannya menjadi tidak tegang walaupun kenyataannya Leo terlihat sangat tegang.

"Mama titip Fefe ya selama dia sakit. Suhu badannya panas. Mama minta tolong." Ucap Bev tenang.

"I-iya, Ma." Ucap Leo seadanya.

"Tolong jaga hati Fefe, jaga perasaannya. Fefe adalah mutiara di keluarga kami. Walaupun dia terkesan dingin dan arogan. Dia adalah mutiara hitam keluarga kami. Walaupun berwarna hitam, dia tetaplah mutiara yang terlihat sangat cantik dan anggun." Ucap Bev.

Leo mengetahui hal itu. "Iya, Ma. Leo akan menjaga Fefe." Kali ini suara Leo terdengar lemah

"Mama pulang ya, sudah malam." Ucap Bev sambil mengambil tas tangannya yang berada dimeja tepat didepannya.

"Iya, ma. Hati-hati." Jawab Leo. Bev hanya tersenyum. Kemudian wanita setengah baya itu berjalan dengan anggunnya meninggalkan Leo yang masih berwajah tegang.

~~~~~~

Tak ada yang Leo lakukan saat ini. Bahkan dia belum mengganti kemeja kerjanya. Hanya dua kancing kemeja yang terbuka dengan lengan kemeja yang diangkat hingga siku pula. Kini ia mengamati Fefe yang saat ini tertidur dengan meringkuk seperti janin. Dahinya berkerut. Membuat Leo ingin mengusap lembut. Tetapi karena harga diri, ia mengurungkan niatnya tersebut.

Ntah mengapa ada perasaan ingin memeluk wanita itu. Memberikan kehangatan tubuhnya kepada wanita itu. Tetapi ntah mengapa dia merasa sangat sulit dan keberatan.

"Uhhhh.." Lenguhan Fefe langsung membuat Leo berdiri.

Mata wanita itu terbuka perlahan. Kemudian menatap Leo dengan tatapan bingungnya.

"Kamu sudah pulang?" Tanya Fefe yang saat ini sudah mulai sadar.

Leo hanya mengangguk ringan sambil  menatap Fefe dengan tatapan tajamnya.

"Mama kemana?" Tanya Fefe sambil mencari Mamanya.

"Sudah pulang." Jawab Leo ketus. Fefe hanya mengangguk sambil bergumam.

"Kamu sudah makan malam? Mau aku masakan sesuatu? di Dapur tidak ada makanan apapun." Ucap Fefe.

Leo membulatkan kedua matanya. Bagaimana bisa wanita arogan yang sedang sakit ini memikirkan dirinya.

"Tidak perlu, aku kenyang." Ucap Leo kemudian pergi dan segera masuk ke dalam kmar mandi. Membiarkan Fefe terbengong.

Dan sayangnya Fefe tau jika lelaki itu kelaparan. Karena tadi Ia mendengar suara perut dari lelaki itu.

Black PearlUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum