xxii. Dia Pacarku Flashback #3

12.4K 1.3K 84
                                    


▽▲▽▲

Prilly mendongak ketika merasa dirinya menjadi pusat perhatian semua makhluk yang ada di kantin. Gadis itu mendongak kaget ketika seorang yang akhir - akhir ini membuat jantungnya selalu ingin copot berdiri dengan kedua tangannya yang dimasukan kedalam saku celana dan pandangan mata tajam-menusuknya ke arah Prilly. Audi menganga sebentar. Ngapain Ali?

"Ke..napa?" Lirih Prilly kikuk. Semua orang berhasil berbisik - bisik bahkan bertanya-tanya apa yang akan Ali lakukan...

"Lo... Pacar gue sekarang."

Jantungnya yang tadinya meloncat - loncat sekarang seperti terasa ingin merosot jatuh. Detaknya sangat kencang bahkan Prilly khawatir orang bisa mendengarnya. Sial. Prilly mengedipkan matanya berkali - kali. Bibirnya terbuka sedikit, pandangannya tak percaya, bahkan suara memekik kencang, atau histeris sudah terdengar karena mereka semua pun tak percaya apa yang keluar dari bibir seorang Aligafa. Cowok dingin yang tak pernah melirik cewek itu menembak Prilly?!

"WHAT THE.... Sumpah? Gila gue mimpi nih! AW!" Audi mencubit pipinya keras - keras sambil memandang Ali dan Prilly secara bergantian. Tidak bisa dipercaya.

Ali menaikan alisnya. Sam yang baru saja datang menatap seluruh penjuru kantin yang menatap Ali dan Prilly dengan tatapan aneh-horror. Reyhan menaikan alisnya ketika melihat ekspresi cengo dan mupeng milik Audi. "Ada apa?" Tanya Sam dengan nada bingung.

"Sam... Lo gabakal percaya, Temen lo yang dingin itu nembak Prilly!!!" Pekik Audi. Prilly menengok ke arah Audi karena sahabatnya itu sangat cablak!

"HAH?! Lo serius? Li, LO NEMBAK CEWEK? Alhamdullilah!!" Pekik Sam. Ali hanya melirik sahabatnya itu datar dan malas. Reyhan bahkan tidak percaya dengan apa yang dikatakan Audi, gadis bermulut mercon itu. Ali? Menembak cewek? Seperti kedengaran tidak mungkin bagi mereka.

"Tapi...." Prilly membuka suara,

"Gue gaterima penolakan." Ucap Ali datar lalu berbalik meninggalkan Kantin yang dibuat heboh oleh 4 kata yang dikeluarkan oleh lelaki itu. Amazing.

Prilly semakin membeku. Rasanya seluruh dunianya seakan berhenti ketika lelaki itu mengucapkan hal yang tidak diduganya. Lalu Sam, Dan Reyhan ikut meninggalkan kantin dengan suara bisik - bisik para cabai, paprika dan terong - terong yang berkicau bagaikan burung di pagi hari.

Prilly masih terpaku. Matanya mengerjap beberapa kali, dan detak jantungnya belum kunjung berhenti berdetak tak karuan. Audi ternganga, gadis itu mengebrak meja keras.

"Gila! sejak kapan lo deket sama suami gue, Prill? sampe bisa ditembak begitu? gila, gila! ini beneran gila!" teriak Audi heboh.

Prilly masih terpaku memandang punggung Ali yang mulai menghilang dari pandangannya. Gadis itu menelan ludahnya susah payah.

"PRILL!" Sentak Audi keras-keras. Prilly terpengah dan langsung menengok kaget. Gadis itu menatap sahabatnya shock. Bukan hanya Audi yang kaget dan tak menyangka. Prilly juga kaget bahkan hampir mati mendengar kalimat tembakan-dari seorang Aligafa yang notabene nya tidak pernah meliriknya secara terang - terangan atau bahkan menyapanya. Ya, Prilly akui akhir - akhir ini takdir seperti membawanya dan bahkan menariknya untuk selalu bertemu dengan seorang Aligafa, tetapi tidak untuk yang satu ini, Prilly bahkan tidak pernah membayangkan bahwa pangeran sekolah menembaknya secara tiba - tiba didepannya tanpa kata manis atau gombalan semacamnya, hanya... "Sekarang lo pacar gue,"

"Gue... Gue, gatau Di," lirih Prilly lemas. bahkan beberapa perempuan sudah megeromboli Prilly dan bertanya dengan kaget kenapa dan apa yang Ali katakan sebelum menembak Prilly, dan tentunya hampir semua kakak kelas mencibir karena sang pangeran mereka memilih upik abu seperti Prilly, pikir Prilly.

My(ex)BoyfriendTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon