02

2.5K 290 42
                                    

Chapter 02:
HOSPITAL

Gadis berambut pirang itu baru saja memarkirkan mobil SUV-nya ketika mendapati lebih banyak orang yang berkumpul di depan klinik dan sebagian besar dari orang itu adalah wanita. Mereka tampak mencoba memasuki klinik, namun ditahan oleh beberapa orang pria. Ada juga yang mencoba keras, mengintip lewat jendela klinik.

Tumben sekali klinik penuh, pikir gadis itu sebelum meraih ponsel yang terletak di kursi kosong di sampingnya dan mencari sebuah kontak, melakukan panggilan terhadap kontak tersebut.

Setelah beberapa detik menunggu, akhirnya terdengar juga balasan dari seseorang yang dihubunginya.

"Di mana kau?! Dr. Evans belum datang dan aku tak berani melakukan pertolongan lebih lanjut pada pasien ini karena tubuhku sudah... Argh! Kau harus ke sini, cepat!"

Gadis itu mengernyitkan dahi saat panggilan diputus begitu saja. Dia menatap layar ponselnya dengan heran. Padahal, dia yang menghubungi, tapi tak sedikitpun rekan kerjanya yang bernama Maggie itu membiarkannya bicara.

Gadis itu menatap sekeliling sebelum melepas sabuk pengaman yang dia kenakan dan meraih jas putih yang berada di kursi belakang mobil. Dia mengenakan jas dengan cepat sebelum memutar kaca mobil untuknya berkaca seraya merapihkan rambut pirang panjangnya.

Setelah dirasanya siap, dia menarik kunci mobil dan memasukkannya ke dalam saku jas sebelum membuka pintu mobil dan melangkah ke luar dari mobil. Lagi, dia menatap ke kerumunan para wanita yang tampak bukannya semakin berkurang, malah semakin bertambah. Samar-samar dia dapat mendengar beberapa wanita itu berteriak, keras.

"Harry!"
"Kau akan baik-baik saja, Sayang!"
"Ah, kenapa dia masih tampan?!"

"Dokter!"

Gadis itu menoleh, mendapati seseorang yang tadi berhubungan melalui telah berdiri di hadapannya, mengatur nafas sekilas sebelum berdiri tegak dan tersenyum tipis.

"Aku sudah memberikan pertolongan pertama pada pasien. Aku juga sudah menyarankan agar dia dibawa ke rumah sakit lebih besar, mengingat ini hanyalah klinik yang menangani sakit ringan, tapi manajer-nya memaksa dan meminta agar kita mau mengobati sampai dia sembuh."

Si gadis yang telah mengenakan jas putih menghela nafas kepada gadis lainnya yang mengenakan pakaian khas suster. Well, gadis bernama Maggie itu memang seorang suster dan jangan tanyakan apa pekerjaan si gadis berjas putih.

"Kita bicarakan di dalam. Kau ke luar lewat pintu belakang?" Si gadis berjas putih mulai melangkah, diikuti oleh suster Maggie yang mencoba mengimbangi langkah kakinya.

"Pintu depan dikepung oleh para penggemarnya. Pihak keamanan sampai kewalahan untuk menangani mereka. Tapi pintu belakang dapat dipastikan aman." Maggie menjelaskan sambil terus mencoba mengimbangi langkah dokter wanita yang berjalan sangat cepat tersebut, seperti berlari.

"Apa yang terjadi?" Dokter bertanya, setelah melewati pintu belakang klinik.

"Aktor Harry Styles mengalami kecelakaan di lokasi syuting. Tangan kanannya patah sepertinya, tapi dia tetap tampan, oh my God." Maggie menjelaskan dengan sangat ceria, membuat sang dokter menatapnya jijik.

Dokter itu menghela nafas pasrah. "Oh, aku mengerti kenapa sangat banyak gadis di pintu depan sekarang. Apa kau sudah menghubungi Dokter Evans?"

Langkah kaki keduanya berhenti tepat di depan sebuah ruangan dengan pintu kayu berwarna hitam pekat.

"Dr. Evans masih sulit dihubungi. Sepertinya dia masih memiliki banyak urusan di rumah sakit pusat." Maggie menjelaskan dan sang Dokter membuka pintu ruangannya dengan cepat.

Doctor SwiftWhere stories live. Discover now