Chapter 11: Wing?

60.1K 8.2K 479
                                    

Malam itu, suasana Negeri Atro sangat tenang. Para penghuninya sudah terlelap dengan nyenyak. Termasuk Karston.

Tiba-tiba lonceng berbunyi dengan nyaring. Sehingga membangunkan rakyat Negeri Atro dari tidurnya. Jika lonceng berbunyi di Negeri Atro menandakan bahwa ada sebuah pemberitahuan yang akan disampaikan oleh anggota kerajaan.

Karston mengumpat kesal. Dia bangkit dan segera mencuci muka agar kantuknya hilang. Kemudian bergegas keluar dari rumahnya dan ikut berjalan bersama para penyihir lain menuju ke istana Atro.

Karston tak henti-hentinya mengumpat saat berjalan. Mengapa harus ada pemberitahuan tengah malam seperti ini? Jika saja Limm juga berada disini, gadis itu pasti sudah mengeluarkan celoteh kesal tidak jelasnya dengan ekspresi yang berganti-ganti saat ini.

Tak terasa akhirnya Karston pun sampai. Dia disambut oleh kerumunan para penyihir Negeri Atro yang telah berkumpul di halaman depan istana.

Tak lama kemudian pintu utama istana terbuka. Terlihatlah Pangeran Eros berdiri dengan angkuh seperti biasanya. Erlyn berdiri di sisi kiri belakang Pangeran Eros. Dan juga Rates, pengikut setia Eros berdiri di sisi kanan belakangnya. Rates adalah pria yang memberitahu Karston saat turnamen bahwa Pangeran Eros ingin bertemu dengan Limm.

Rates mengangguk patuh saat Pangeran Eros menatapnya. Pengikut setia Eros itu berkata, "Langsung saja. Gadis yang bernama Limm, menunjukkan dirinya sekarang!"

Pangeran Eros tersenyum miring, merasa tak sabar ingin bertemu dengan Limm. Satu-satunya gadis yang berani menghinanya. Bahkan sampai meludahi wajahnya. Eros benar-benar murka rupanya. Sikap tidak sopan Lidio membuat Eros begitu gemas ingin segera menjadikan gadis itu budaknya di malam hari. Oh. Tidak semudah itu. Tidak tahu saja dia siapa Lidio.

Karston terlihat terkejut. Tubuhnya mulai bergerak gelisah. Baru sehari di Negeri Atro, Limm sudah membuat masalah besar. Karston menduga bahwa pasti Pangeran Eros sangat marah pada perbuatan yang Limm lakukan setelah turnamen tadi. Pangeran Eros sudah pasti tak akan melepaskan Limm begitu saja. Pangeran Eros dikenal sangat berambisius.

Cukup banyak detik yang terlewatkan setelah perintah Rates terucap, namun hingga sekarang gadis yang bernama Limm belum menunjukkan diri. Hal itu membuat dahi Eros berkerut. Raut wajahnya mulai tak mengenakkan saat di pandang. Alisnya bertaut marah.

Rates yang merasakan kegelisahan Pangeran Eros pun kembali angkat bicara, "Di mana Limm?"

Rakyat Atro menjadi bingung. Mereka bertanya-tanya. Sebagian ada yang sudah mengenal Limm karena turnamen itu. Sebagiannya lagi tidak ada yang mengenal Limm.

Karston terlihat semakin gelisah. Bagaimana jika Pangeran Eros tahu bahwa Limm bukan berasal dari Atro? Apalagi jika sampai Eros tahu bahwa Limm berasal dari Leuco. Ini akan sangat berbahaya. Permusuhan Atro dan Leuco akan semakin memanas.

Eros terlihat semakin marah. Rahangnya mengeras. Gadis itu benar-benar selalu membuatnya marah.

"Di mana Limm?" tanya Pangeran Eros dengan membentak. Para penyihir Atro dibuat kaget dan takut.

Erlyn pun terlihat takut. Dia bergidik saat melihat kilatan-kilatan sinar berwarna merah mulai keluar dari jari-jari Eros. Sebenarnya, Erlyn sudah sangat muak. Sejak dirinya dikalahkan oleh gadis bernama Limm itu, Pangeran Eros selalu memarahinya dan mengatakan bahwa Erlyn sangat memalukan anggota kerajaan.

Dengan kasar Eros kepakkan jubahnya lalu berjalan menuju pemukiman Atro. Sehingga Rates dan Erlyn menyusulnya. Limm benar-benar menguji kesabaran Eros. Pangeran Eros akan menghampiri sendiri gadis itu di rumahnya. Bahkan Pangeran Eros akan membuat Limm tak bisa bangun dari tempat tidurnya. Gadis itu lebih memilih tidur padahal lonceng sudah berbunyi bukan? Lihat saja, ini akibat jika membuat Pangeran Eros marah.

The LeucoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang