enam belas

12.4K 465 29
                                    

Denaya's pov

Pagi tadi guru BK ngembaliin hp gue. Gue seneng banget njing. Rasanya kea ketemu pacar setelah sekian lama pisah.

Jomblo mah gitu. Hp udah berasa pacar.

"Hp gue udah balik!" gue memberitahu Calum yang lagi duduk di kelas sambil mainin hp nya.

Dia menatap gue sebentar dan berkata "Oh," sebelum kembali pada hp nya.

Ih

Gue dikacangin :(

"Gue ke kelasnya si Ash aja deh," gue jalan keluar kelas.

"Eh!" Tapi Calum menahan gue.

"Ngapain ke kelasnya Ashton?" tanyanya.

"Ya ngapain kek. Ena-ena kek, grepe-grepe kek, nggak ada urusan sama lo."

"Wha ikut."

"Idih. Najis."

"Jangan ke kelasnya Ashton."

"Kenapa emang?"

Calum cuma diem. Kenapa sih dia?

"Lo boleh ke kelasnya Ash, tapi harus sama gue."

Ish.

"Ngapain juga harus sama lo? Nggak jadi deh."

Calum tersenyum senang. Ini bocah kobam apaan dah?

Gue dan Calum kembali duduk. Nggak tau kenapa, gue inget pertanyaan yang selama ini pengen banget gue tanyain ke Calum tapi selalu gue urungkan karena takut Calum nggak mau jawab. Kayaknya hari ini gue harus berani nanya ke dia deh.

"Cal," gue memulai, "soal malam itu, yang lo ngerokok itu..."

Gue berhenti sejenak, menatap Calum yang balas menatap gue.

"Lo... sejak kapan sih ngerokok?" tanya gue akhirnya.

Calum menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya.

Kan maen.

Hembusan angin sepoi-sepoi menerpa wajah gue.

Untung upilnya Calum nggak ngikut.

Emang ya, lobang idung yang gede bisa kayak gitu.

"Gue kayaknya harus cerita sama lo, Ya," kata Calum. Gue membenahi posisi duduk gue-- mulai tertarik dengan kata-kata Calum.

"Mami papi gue udah cerai. Gue kesepian di rumah, makanya rokok jadi pelampiasan gue."

Gue melongo. Menatap Calum dengan nggak percaya. Gue juga bingung, kenapa Calum nggak cerita ke gue lebih awal.

"Lo...kenapa nggak cerita dari awal?" tanya gue dengan nada agak sakit hati, "emangnya gue bukan temen lo sampai lo nggak cerita ke gue?"

"Nggak gitu anjir. Gue belum cerita sama siapa-siapa juga, bahkan sama Luke gue juga tutup mulut."

"Tapi kenapa, Cal?"

"Gue takut ngerasa sedih lagi kalo nyeritain masalah gue ke orang lain."

"Gue kira kita temen, Cal, dimana lo bisa 'berbagi' sama gue, dan gue juga sebaliknya."

"Tapi sekarang lo udah tau, kan?"

"Iya sih," kata gue, "eh tapi gue mau lo nggak usah ngerokok lagi. Maksud gue, pelampiasan itu nggak cuma rokok. Kalo lo kesepian, gue kan ada."

"Gue coba nggak ngerokok demi lo, deh."

●●●

Gue hari ini pulang dianterin Calum. Soalnya Mama katanya masih kerja, dan Bang Michael nggak ngangkat telepon dari gue. Pas nyampe, rumah gue sepi banget. Gue kira Bang Michael lagi ketiduran, ternyata dia emang nggak di rumah.

"Gimana dong, gue nggak bawa kunci," kata gue ke Calum.

"Lo ke rumah gue dulu aja gimana?"

"Ada makanan nggak?"

"Banyak."

"Kuy."

Rumah Calum emang sepi banget. Nggak ada siapa-siapa kecuali Miki.

"Papi lo pulang jam berapa biasanya?" tanya gue.

"Kadang sore kadang malem, nggak tentu."

"Oh."

"Lo mau makan apa?"

"Yang ada aja, deh."

"Order pizza aja, ya?"

"Terserah. Pokoknya lo yang bayarin."

"Iya iya ish."

***
Sekarang udah mulai malem dan gue masih di rumah Calum, lagi main FIFA.

"Lu udah nelpon nyokap lu?" tanya Calum.

"Belum."

"Lo mau nginep sini?"

"Nggak lah, nggak bawa baju lagian."

"Gue anterin pulang sekarang apa gimana?"

"Bentar, gue whatsapp mama dulu."

Denaya : ma, udh pulang?

Nggak lama kemudian, mama bales.

Mama : belummm, qamoe dimana inie?

Denaya : rumahnya calum, lupa ga bawa kunci

Mama : michael kemana????

Denaya : ga tau

Mama : tungguuu bentar yea mama jemput

Denaya : ok

"Mama gue mau jemput," kata gue ke Calum.

"Kesini?"

"Iya."

Silau anying

Silau anying

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Girls Problem • Calum Hood Fanfiction [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang