Part1 Who?

104 19 11
                                        

Happy reading gaess^^
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Gadis.. ayo bangun nak.."
Ibu terus membangunkanku. Terik matahari yang mulai bersinar membuatku bangun.

"Jam berapa? Hah aku terlambat"
Akupun bergegas menuju kamar mandi seusai itu aku langsung sarapan pagi yang sudah disiapkan oleh ibu.

"Bu, kakak mana?"

"Kakak udah berangkat tadi pagi, ehm.. bekalnya sudah ibu masukan di tas jangan lupa di makan"

"Ya bu.. yaudah Gadis berangkat dulu. Assalamualaikum"

"Walaikumsalam. Hati-hati nak.."

***

"Duh busnya mana ini, udah jam segini" kesalku saat menunggu bus yang tak kunjung datang membuat aku resah karena jam sudah menunjukkan pukul 06.45, sedangkan aku harus sampai di depan gerbang 10 menit sebelum bel berbunyi.

"Ah sial, baru masuk dua minggu masa iya aku harus kena hukuman gara-gara telat?"

Tak lama kemudian bus sudah datang, akupun bergegas masuk. Didalam bus aku baru ingat jika jam pertama nanti ada ulangan matematika yang gurunya super killer. Saat aku mau mengambil buku catatan matematika di dalam tasku, aku baru ingat jika buku ku masih dibawah bantalku.

"Ya Tuhan, bukunya ketinggalan. Aduuh tadi malamkan aku cuma liat-liat doang nggak aku pelajari. Terus kalo soalnya sulit gimana? Ohh tidak.." gerumunku didalam bus yang menyesali kejadian ini.

Tepat pukul 07.05

Dan iya, Gerbang sekolah sudah di tutup. Banyak murid yang terlambat tapi hanya aku saja murid kelas 10 yang terlambat. Setelah guru bk mengabsen murid yang terlambat, guru bk itu memberi hukuman kepada muridnya untuk berlari mengelilingi lapangan 2 kali. Memang hanya 2 kali tapi lapangan voli dan lapangan upacara. Bisa ngebayangin berapa luasnya?

Setelah menyelesaikan hukuman itu, kita boleh masuk mengikuti pelajaran asalkan kita dapat tanda tangan dari bu Aini. Semua murid tercenga, banyak yang mengeluh dan yang ku dengar bu Aini adalah wakapsek yang diam-diam menghanyutkan. Paribahasa itu cocok buat bu Aini, bukan berarti gurunya bidadari tapi gurunya lebih killer dari pada guru matematika ku. Saat aku buktikan, memang sungguh menghanyutkan tatapan matanya membuat orang lain takut. Diam-diam suaranya yang begitu rock mampu membuat kita murid yang terlambat diam tak berdaya.

Sungguh sulit untuk mendapatkan tanda tangan dari bu Aini. Tapi Selang beberapa menit kemudian, kita semua sudah mendapatkam tanda tangannya. Kitapun diperbolehkan kembali ke kelas masing-masing.

"Pftt, tali sepatuku lepas.." akupun menali kembali. Tiba-tiba

*bruk

"Auu. Aduh sakit" seorang cowok menabrakku dan buku yang ia bawa jatuh kena kaki ku.

"Ehh m maaf dek" ucap cowok itu.

Akupun berdiri "iya"

"Kamu nggak kenapa-kenapa kan?" Kakinya sakit?" Tanya kakak itu sambil mengambil bukunya yang jatuh.

"Gapapa kok" padahal kaki ku yang terkena jatuhan buku yang tebelnya minta ampun langsung cenat cenut tapi aku pura-pura fine di depan kakak itu.

"Yaudah dek, sekali lagi maaf ya" ujar nya.

"Iya kak"

Cowok itupun langsung berjalan meninggalkan aku.

"Astaga, matematika!!" Aku pun lari menuju ke kelas. Saat tiba di kelas. Pak Setya mempersilahkan aku untuk masuk dengan syarat tak ada waktu tambahan untuk aku. Akupun shock tapi jika aku tidak ikut ulangan ini pasti nilai matematikaku c. Akhirnya dengan terpaksa aku mengerjakan semua soal matematika padahal waktu untuk mengumpulkan tidak ada 1 jam an. Bagaimana mungkin aku bisa mengerjakan semua soal itu yang penuh dengan angka, serta sekalipun aku tak pernah mempelajari catatan yang diberikan oleh pak Setya, beliau memintaku untuk tidak mengkosongi lembar jawaban itu.

If YouWhere stories live. Discover now