PART III. LO?? (BAG.1)

2.6K 138 0
                                    

Malam ini adalah akhir pekan. Dan seperti yang telah direncanakan oleh Eyang Sinta dan Oma Marta maka saat inilah kedua Keluarga mereka berkumpul untuk mempertemukan kedua cucu mereka. Pertemuan malam ini mereka adakan disebuah Restoran ternama.

"Seneng banget akhirnya Keluarga kita bisa berkumpul seperti ini." Kata Oma Marta sambil memandang satu-satu orang yang berada diruangan VIP yang sengaja mereka pesan untuk pertemuan Keluarga ini.

"Kamu cantik sekali Via sayang. Oma seneng akhirnya ketemu sama kamu." Ucap Oma Marta begitu pandangannya jatuh pada sosok gadis cantik yang ada dimeja itu. Memang selama ini Oma Marta belum pernah bertemu dengan Via. Dia hanya melihat foto Via dari Eyang Sinta. Dan bagaimana Via bisa ada di Sindunata Hospital karena memang Oma Marta meminta pada Eyang Sinta untuk menyampaikannya pada Via. Dan Via langsung disambut oleh para Staf Rumah Sakit di Departemen Anak saat pertama kali dia datang kesana.

Via tersipu malu mendengar pujian yang dilontarkan oleh Oma Marta untuknya itu. Jujur saja ini pertama kalinya Via melihat orang-orang didepannya ini.

"Kemana Cucu-cucumu Ta?" Tanya Eyang Sinta yang memang tak melihat anak muda lain selain Cucunya. Hanya ada Marta dan Putranya yang kini sedang terlihat asik mengobrol dengan Menantunya.

"Oh Tasya dan Suaminya tidak bisa datang. Mereka sangat ingin ikut tapi karena kondisi Jasen anak mereka yang sedang sakit jadi tak memungkinkan untuk mereka bergabung. Mereka sangat minta maaf." Kata Oma Marta menjelaskan tentang cucu perempuannya.

"Lalu Al? Kemana dia? Aku udah nggak sabar mau ketemu sama dia." Tanya Eyang Sinta lagi.

"Dia akan segera datang, tadi dia bilang masih dijalan." Jawab Oma Marta menenangkan.

"Tante pasti sangat menyayangi Al." ucap Rena yang sedari tadi hanya diam memperhatikan perbincangan dua wanita lanjut usia itu.

Marta langsung mengalihkan pandangannya menatap Renata sambil tersenyum lembut dan mengangguk.

"Sejak Mamanya Al meninggal, dia selalu menganggapku sebagai pengganti Mamanya." Jawab Marta sedih sambil mengenang masa lalunya. Dia mengingat seperti apa kesedihan Cucunya selama ini sejak kematian Mamanya yang begitu mendadak.

"Saya berharap Marsha akan bahagia melihat Putranya bersama Via Tante." Kata Rena sedih juga mengenang sahabatnya yang telah meninggal.

"Dia pasti sangat bahagia. Inilah yang dia inginkan." Kata Marta sambil tersenyum.

Via hanya memandang ketiga wanita Dewasa ini dengan tatapan entahlah. Via memejamkan matanya sejenak, meyakinkan dan menyiapkan hatinya untuk apa yang akan terjadi setelah ini.

_____

"Oh My God!! Bisa dicincang Oma ni gue!" kata Alvin sambil menatap jam dipergelangan tangannya dan menatap jalan didepannya dengan frustasi. Jalanan malam ini sangat macet. Ahhh Weekend! Alvin baru ingat itu.

Tadi tiba-tiba saja ada pasien gawat darurat yang membutuhkan operasi segera. Karena taka da Dokter bedah yang berjaga jadilah dia yang harus melakukan operasi itu. Dan lihatlah sekarang. Bahkan tadi ia harus mandi di Rumah Sakit karena tak sempat pulang. Dan untung saja dia punya baju ganti yang bersih di Rumah Sakit.

Alvin sedikit tersentak saat mendengar tiba-tiba ponselnya berdering.

Bos Besar Calling......

Papanya menelponnya? Okk Alvin bingung ni jika sampai Papanya langsung yang menelponnya. Apa dia memang sudah sangat terlambat?

_____

"Nathan! Telpon Al tanyakan sampai dimana sia sekarang? Dia tidak akan mengangkat telponnya jika Mama yang telpon." Perintah Oma Marta pada Putranya yang sedang mengobrol dengan calon Besannya.

Sedangkan Nathan hanya membalasnya dengan anggukan kepala dan segera mengambil ponselnya, dan meletakkannya ditelinga.

"Kamu dimana?" Tanya Nathan langsung begitu terdengar tanda telpon telah diterima diseberang sana.

"Papa to the point banget sih nelponnya." Jawab Putranya kesal deseberang sana.

"Jawab ajha kamu dimana!" perintah Nathan tak ingin basa-basi. Sebenarnya dia juga kesal dengan Putranya itu. Bagaimana mungkin Putranya bisa terlambat sampai 15 menit? Tidak taukah Putranya itu jika ini adalah pertemuan yang sangat penting?

"Masih dijalan! Macet ni. 15 menit lagi aku nyampek. Udah ya aku tutup Pa! Bye!" benar-benar taka da sopan santunnya. Bagaimana bisa Putranya langsung menutup sambungan telponnya padahal dia belum mengiyakan.

Nathan menatap kesal kearah ponselnya. Mungkin ini karma untuknya karena memang selama ini dia juga bersikap acuh pada Mama Papanya. Jadilah anaknya sangat mirip dengannya.

"Gimana?" Tanya Marta tak sabaran sambil memandang Anaknya menantika jawaban.

"15 menit lagi dia bilang akan sampai!" jawab Nathan singkat. Marta hanya menjawabnya dengan anggukan kepalanya.

_____


LOVE GREET Seri 2 : You Are My Destiny #Y.A.M.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang