Sembilan Belas

1.6K 104 0
                                    

Hari sudah menjelang sore. Rapat OSIS sudah berakhir sejak 20 menit yang lalu. Banyak anggota OSIS yang memilih langsung meninggalkan sekolah dan pulang. Ingin segera beristirahat setelah melewati hari panjang yang cukup melelahkan. Tersisa hanya Adit, Rania dan Gerry.

"Ran, gue anter pulang yuk." Adit menawarkan.

"Nggak usah, Kak. Makasih," tolak Rania.

"Emang udah dijemput?"

"Belum sih."

"Ya udah gue anter aja. Nggak enak nih gue liat cewe nunggu sendirian, udah sore gini."

"Nggak apa-apa, Kak."

"Udah, gue anter aja. Gue males kalo masih harus nunggu lo dijemput. Mending anter lo pulang aja."

"Seriusan nggak apa-apa Kak, lo pulang duluan aja."

"Ampun Ran, sekali aja deh lo ngalah. Gue gerah pengen cepet pulang tapi nggak enak juga kalo liat lo sendirian nunggu." Ucap Adit putus asa.

Rania yang merasa kehilangan kata-kata pun akhirnya setuju dan segera naik ke jok belakang motor Adit.

Baru saja Adit hendak melajukan motornya, ia melihat Gerry yang baru saja keluar dari ruang secret OSIS.

"Lo nggak pulang Ger?" Tanya Adit.

"Nggak, gue ngeronda nemenin Pak Kimin."

"Dasar! Ya udah deh, gue duluan ya."

"Oke, ati-ati Dit."

*******

Vino yang sepulang sekolah tidak langsung pulang menuju rumahnya, memilih basket terlebih dahulu di sekolah. Walaupun, hari ini bukan jadwal ekskul basket.

Entah mengapa, setelah mendengar dari Reno bahwa hari itu ada rapat OSIS, Vino betah walau harus berlama-lama di sekolah. Tentu ada maksud terselubung, yaitu ia ingin menanti dan mengantar pulang Rania.

Setelah cukup lelah bermain basket, Vino memutuskan untuk berhenti bermain. Ia memeluk bola baksetnya dan menuju ke pinggir lapangan. Kemudian ia merogoh-rogoh tasnya, bermaksud mengambil air minum yang tadi ia beli saat jam istirahat, meneguknya sampai habis tak bersisa.

Mengingat ada banyak pohon besar yang ditanam di sekitar ruang secret OSIS, sehingga menciptakan udara yang lebih sejuk dari tempat lainnya, akhirnya Vino memutuskan untuk menunggu Rania di sana.

5 menit

10 menit

15 menit

20 menit

Bosan juga menunggu tanpa melakukan apa pun. Vino akhirnya kembali ke lapangan bakset. Meski sudah lelah, ia memutuskan untuk bermain basket saja, karena tidak ada lagi hal lain yang bisa dilakukan untuk menghilangkan rasa bosannya yang terus mengganggu.

25 menit berlalu. Tenaganya sudah habis untuk terus berlari dan meloncat. Ia akhirnya memutuskan untuk membeli air minum di warung depan sekolah, mengingat kantin sudah tutup.

Sekembalinya membeli air minum, Vino melewati ruang secret OSIS. Namun, sepertinya belum ada tanda-tanda rapat itu akan berakhir. Akhirnya, ia memutuskan untuk berjalan mengitari sekolahnya.

Cukup dengan 30 menit, Vino kembali ke dekat ruang secret OSIS. Ia melihat Gerry sedang menghisap rokok dan asyik mengobrol dengan Pak Kimin, seorang satpam yang berkerja di SMA Pelita Bangsa.

"Pak." Vino menyapa Pak Kimin.

"Udah kelar rapatnya?" Pandangan Vino kini beralih pada Gerry.

"Baru aja."

Crush on YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang