Part 27

1.2K 131 5
                                    

#POV Shinnosuke Midori

Aku sungguh dibuat terpana ketika Michi telah melangkahkan kakinya keluar.

Hari ini, Michi terlihat cantik sekali.

Michi berdandan untukku?

Jantungku berdegup lebih cepat rasanya.

"Maaf ... tidak lama, kan?" tanya Michi.

"Iie. Tidak sama sekali." Aku seperti terkunci pada tatapan matanya. Seperti tersihir oleh kecantikannya.

"Gomen ... ada yang aneh, ya?" cemas Michi yang melihatku hanya mematung diam.

"Anata no kirei na desu ne (Kamu cantik sekali)."

"Sou desuka?"

"Mochiro (Tentu saja)."

"Uhm, arigatô."

"Apa ibumu sudah tahu kalau kamu mau pergi keluar dengan aku?"

"Hmm ... sebenarnya tidak. Aku bilang, aku pergi keluarnya sama teman-teman," ucap Michi pelan.

"Doushita no (Kenapa)?"

"A,aku takut okā-san jadi tidak memberi izin pergi."

"Naru hodo. Tapi kan itu nggak baik."

"Aku mengerti. Akan kukatakan semuanya setelah kita pulang nanti."

"Baiklah. Ayo kita pergi sekarang ...!"

"Un."

Kami lalu menghabiskan waktu menonton bersama di bioskop selama hampir 2 jam.

Aku memilih film action yang ternyata ada unsur romantisnya.

Karena kalau aku memilih film romantis, aku takut jadi tidak bisa menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal seperti itu, terlebih lagi Michi terlihat sangat cantik sekali sekarang.

Kalau film horor, aku takut Michi ketakutan, walau mungkin aku jadi bisa dekat dengan Michi selama tayangan berlangsung.

"Filmnya keren, Shin. Aku suka pada Peter yang sangat pemberani dalam menolong kekasihnya yang dalam bahaya♡" ujar Michi begitu kami telah keluar dari bioskop.

"Sou desuka?" tanyaku malas.
Rasanya kesal sekali, sekalipun Peter itu hanya aktor film di film tadi.

"Yap ...! Tapi yang paling aku suka tetap kamu kok, Midori," ujar Michi yang langsung bergelayut manja di tanganku.

"Uhm ..." Michi benar-benar sukses membuat wajahku merah padam. Aku yakin.

Hhhh ... apa ia sadar apa yang telah ia lakukan?

Tapi tidak boleh kulewatkan apa yang telah Michi ucapkan, "A,aku ju─"

"Kita mau kemana lagi nih? Udah jam 3 lewat. Mau ke rumah Takeru belajar bersama?" potong Michi.

"Kenapa harus?"

"Nggak harus, sih. Tapi kan kita udah diajak datang, nggak enak, kan?"

"Aku nggak mau pergi!"

"Doushita no?"

"Aku mau pulang aja," ujarku yang lalu melepas gandengan tangan Michi dan pergi meninggalkannya.

Aku memang masih kekanakan.
Selain aku, aku tidak ingin ada lagi laki-laki yang melihat kecantikan Michi pada hari ini.

"Shi,Shin! Matte (Tunggu)! Auww ...!"

Begitu aku menoleh, Michi sudah terduduk di lantai dengan tumit sepatu tingginya yang telah patah.

Segera kuhampiri Michi dan membantunya berdiri.

[SUDAH TERBIT] Otoko noko wa kirai desu!  ─  I hate boys!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang