Part 2

3.6K 249 9
                                    

Kicau burung terdengar samar dari balik jendelaku. Bunyi jam weker yang telah kuatur malam sebelumnya, kuabaikan saja. Aku masih ngantuk. Kemarin aku baru saja bisa tidur saat jam telah menunjukkan pukul 2 dini hari. Ini semua gara-gara Shinnosuke yang tiba-tiba hadir dalam hidupku. Arghhh ...!

"Mi-chan, kau mau tidur sampai kapan? Kau mau telat?" tanya Okā-san yang tahu-tahu telah masuk ke dalam kamarku. Okā-san segera menyingkap tirai jendela kamarku, hingga sinar matahari yang terik masuk menyinari seluruh ruangan kamarku.

"Mi-chan, bangun!" teriak Okā-san sambil menarik selimut yang menyelimuti tubuhku.

Dengan berat hati, aku pun bangun dari tempat tidur.

"Iya, iya."

"Nah, bagus. Jangan tidur lagi, ya! Sekarang, segera basahi wajahmu dan mandi. Okā-san tunggu di bawah," ujar okā-san yang kemudian berlalu pergi dari kamarku.

Namun, bukannya segera beranjak ke kamar mandi untuk mandi, aku malah kembali membaringkan tubuhku di tempat tidur. Dalam sekejab, aku telah tertidur kembali.

* * *

"Mi-chan!!!!!!" terdengar suara teriakan menggelegar okā-san dengan suara langkah kakinya yang samar ke kamarku.

"Astaga, aku tertidur," batinku yang lalu segera beranjak dari tempat tidurku.

Terlihat okā-san yang telah melangkah masuk ke kamarku kemudian.

"Kau lanjut tidur lagi?"

"Ehehe, iya."

"Dasar. Pantas Okā-san tunggu-tunggu, kau tak juga turun-turun."

Okā-san berkacak pinggang padaku.

"Buruan mandi, lalu setelah itu, makan. Okā-san tinggal ke bawah dulu."

Aku mengangguk. Segera setelah menyiapkan handuk dan seragam, aku pun masuk ke kamar untuk mandi.

* * *

"Aduh, udah telat."

Aku mempercepat mempersiapkan segala buku yang perlu kubawa pada hari ini.

"Mi-chan!!! Ayo turun makan!" teriak okaa-san dari bawah.

"Ee, chotto ... (Ya, sebentar ...)," ujarku yang lalu berlari menuruni anak tangga.

"Aku berangkat dulu, ya!" ujarku pada okā-san sehabis menyambar satu buah roti.

"Iya, hati-hati ya!" balas okā-san.

* * *

Aku mempercepat langkah kakiku ketika hampir tiba di sekolah. Gara-gara ketiduran, aku jadi ketinggalan naik bus. Sementara, pemberhentian bus selanjutnya baru akan tiba saat pukul setengah 8 pagi.

"Chotto mate! (Tunggu sebentar!)" teriakku pada petugas di sekolah yang hendak menutup pintu gerbang sekolah sambil berlari.

"Chotto ...," ucapkan dengan nafas tersenggal-senggal.

"Kamu sudah telat tahu! Tidak tahu apa, kalau sekarang udah pukul setengah delapan?"

"Iya, maaf."

"Ya sudah, sana!"

"Arigatô (Terima kasih)," ucapku yang kemudian berlari ke kelas.

Setiba di depan kelas, aku pun menyempatkan diri mengetuk pintu terlebih dulu sebelum melangkah masuk ke dalam.

"Permisi ...."

"Nakamura?" Sensei menghentikan aktivitas mengajarnya.

"Maaf Sensei, saya terlambat," ucapku pelan.

[SUDAH TERBIT] Otoko noko wa kirai desu!  ─  I hate boys!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang