P A S T (C)

1K 96 5
                                    

"Kamu besok sibuk gak?" Tanya Rassya.

"Enggak sih. Cuman aku lagi males jalan." Balas Prilly.

"Siapa yang mau ngajak kamu jalan sih? Baper banget nih calon istri aku," Rassya menjawil gemas hidung Prilly.

Prilly berdecak sebal menutupi rasa malunya, "gak usah malu-malu sama calon suami."

"Siapa yang ge-er sih? Aku bercanda kali, lagian besok aku sibuk." Prilly memalingkan mukanya ke arah lain sebelum dirinya benar-benar ketahuan kini sedang dilanda rasa malu.

"Besok aku mau ke Aceh, jenguk Oma di sana. Besok kamu mau ngikut anter aku ke bandara gak?" Tanya Rassya.

"Berapa hari?" Bukannya menjawab Prilly malah berbalik melempar pertanyaan.

"Lusa udah balik, lagian aku mesti sekolah. Mana bisa libur lama-lama, nanti aku jadi rindu sama kamu." Rassya tertawa kencang.

"Apaan sih, gombal mulu. Ya udah, besok aku ikut deh." Prilly menoyor kepala Rassya.

"Belum nikah aja udah di KDRT-in. Gimana kalo udah nikah? Bisa-bisa kepala aku diputer kayak oreo sama kamu," ujar Rassya hiperbola.

"Biarin." Prilly memeletkan lidahnya ke arah Rassya.

---------------------------------------------------------------------

"Ku terpikat pada tuturmu, aku tersihir cintamu." Prilly bersenandung sambil mengikat tali sepatunya.

"Mau kemana pagi-pagi gini?" Tanya Fandy meneliti penampilan Prilly.

"Nganterin Rassya ke bandara, dia mau ke Aceh jenguk Omanya," balas Prilly menepuk pelan bagian ujung sepatunya yang berdebu.

"Oh, jadi bakal LDR dong," ledek Fandy.

"LDR apaan sih, orang dia perginya cuman dua hari, lusa udah balik."

"Siap," Prilly memekik girang saat melihat sepatunya yang sudah kelihatan lebih baru dari sebelumnya.

"Lo di jemput kan? Hati-hati, Dek. Sekarang rawan begal," ujar Fandy mengingatkan.

"Lebih baik gak usah bawa tas segala, ribet banget. Uangnya tarok di kantong aja," lanjut Fandy.

Prilly buru-buru menggeleng, "iya, gue pasti hati-hati kok. Tenang aja, tas gue cuman isi uang dan hape."

"Kalo uang dan hape lo dijambret gak masalah, entar nyawa lo ikut melayang? Uang bisa dicari, tapi hidup hanya sekali." Fandy menjelaskan membuat Prilly malas.

"Iya, iya. Gue gak bawa tas." Selalu saja itu nasihat yang di ucapkan Fandy jika Prilly ingin pergi kemana saja, bahkan Prilly dapat merekam jelas setiap katanya.

"Itu kayaknya Rassya udah jemput, samperin gih." Fandy menunjuk mobil berwarna hitam yang terparkir mulus di depan gerbang rumah Prilly.

"Ya udah, gue duluan. Jaga rumah baek-baek." Prilly melambai tangannya sebelum menutup pintu rumah.

Jujur saja, Prilly sedikit gugup. Karena di dalam mobil itu pasti ada beberapa sanak saudara Rassya yang juga akan pergi ke Aceh bersama Rassya.

Rassya yang mengetahui kegugupan Prilly, menggenggam tangan Prilly lembut. "Gak usah tegang gitu, keluarga aku gak gigit kok." Guyon Rassya berharap ketegangan Prilly semakin berkurang.

"Lagi tegang-tegangnya masih sempet aja bercanda, dasar." Cibir Prilly.

"Apa sih yang enggak buat kamu," balas Rassya asal.

Seputih Melati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang