Chapter 1

1.1K 66 7
                                    


"Dia cantik, kan?"

Ini sudah yang ke-10 kalinya Sungjae bertanya pada Namjoo tentang si perempuan manis yang sedang duduk seorang diri di ujung kantin. Sungjae jatuh cinta pada gadis itu sejak dua hari yang lalu dan Namjoo menjadi orang pertama yang mengetahuinya. Sungjae bisa meneleponnya 5 kali sehari hanya untuk membahas seberapa indah senyum gadis itu. Dan, Namjoo sudah muak.

"Yook Sungjae, kau sudah gila." Namjoo menyentil dahi Sungjae hingga lelaki itu meringis dan merengut pada Namjoo. Sungjae pantas mendapatkan hukuman- dia sudah tidak waras.

"Aku gila karenanya tahu!" tanggap Sungjae dengan suara yang sedikit di kecilkan agar tidak mencuri perhatian orang-orang. Namjoo memutar bola matanya, "Terserah." dan segera bangkit dari kursinya. Entahlah, ia merasa ada sesuatu yang tidak nyaman saat Sungjae membahas tentang perempuan itu. Mungkin, ia butuh ketenangan- ia perlu jauh-jauh dari Sungjae karena lelaki itu sangat berisik.

Sungjae menarik ujung blazer Namjoo, "mau kemana?" ia bertanya dengan suara memelas membuat Namjoo ingin muntah. "kau tidak perlu tahu, urusi saja cintamu." balas Namjoo dengan penekanan di setiap katanya sebelum pergi meninggalkan Sungjae dengan raut herannya.

***

Sepeninggal Namjoo, Sungjae tidak bisa berpaling dari pujaan hatinya. Ia terus memerhatikan setiap gerakan dari gadis berambut cokelat hazel itu dengan mata tak berkedip. Sungjae tidak pernah menyangka akan ada perempuan secantik dewi-dewi Yunani. Bahkan ketika makan pun, dia tetap cantik dengan noda-noda kecil di sudut bibir merah mudanya.

Sungjae benar-benar terpikat dan tidak tahu bagaimana cara untuk lepas dari pesonanya. Sungjae memang pintar pada pelajaran fisika, tapi ia jadi bodoh kalau berurusan dengan perempuan cantik dan cinta. Sungguh, Sungjae ingin terjun rasanya.

Menurut penelitian, setiap manusia akan sadar jika ada sesuatu yang memperhatikan atau mengikutinya. Dan, gadis itu sadar bahwa ada lelaki gila ber-marga Yook- yang sedang memperhatikannya sejak setengah jam yang lalu. Sungjae ketahuan. Sungjae panik setengah mati saat gadis itu tiba-tiba melihat kearahnya sampai-sampai ia harus berusaha mati-matian menutupi wajahnya dengan novel milik Namjoo yang tertinggal.

Setelah beberapa detik, Sungjae mulai menyingkirkan novel itu dari wajahnya- mencoba memastikan bahwa gadis pujaan hatinya sudah teralihkan. Namun, kenyataan selalu tidak sesuai dengan harapan. Gadis itu masih memperhatikannya dan tersenyum geli melihat tingkah konyolnya. Hilang sudah imej baik yang ia bangun selama ini- Yook Sungjae benar-benar tolol.

Kali ini, mata mereka bertemu. Sungjae tidak yakin kalau ia masih di bumi. Di bumi tidak ada bidadari setahunya. Sungjae yakin kalau yang ia lihat saat ini bukan benar-benar manusia karena dia terlalu cantik untuk ukuran manusia. Gadis itu tersenyum, Sungjae merasakan ada kupu-kupu di perutnya- siap membawa ia terbang ke luar angkasa saking bahagianya. Sungjae menggaruk tengkuknya dan berusaha menahan bibirnya untuk tidak tersenyum terlalu lebar, ia salah tingkah.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah hidup Yook Sungjae, ia salah tingkah. Seorang Sungjae sedang salah tingkah dan ini adalah sebuah kelangkaan. Sungjae bukan orang yang mudah salah tingkah walaupun ia sedang di-senyumi model-model cantik pun. Tapi, ia salah tingkah saat gadis itu tersenyum padanya. Sekarang, ia tahu apa kelemahannya.

Istirahat akan berakhir dalam 5 menit.

Mengapa bel dan pengeras suara di ciptakan di dunia, sih? Sungjae benar-benar kesal sekarang. Gadis itu langsung pergi terburu-buru ketika pemberitahuan selesai. Sungjae tidak berhenti merutuk dan mengusap-usap wajahnya penuh kekesalan. Mungkin, hari ini bukan hari yang membawa keberuntungan. Tapi, ia harus menemukan gadis itu lagi.

A Typical (Not Typical) Love StoryWhere stories live. Discover now