Tak lama kemudian, Kei keluar rumah untuk pergi ke sekolah.

Kei membuka pintu gerbangnya,
"Astaga!, Myungsoo-ah!" kaget Kei, memegangi dadanya

"Mian,, aku ingin mengambil sepeda motorku." kata Myungsoo, menunjuk motornya yg masih terparkir.

"Emmm..., aku duluan ne." sahut Kei,

"Jamkkaman, aku menawarkan tumpangan. Selagi aku berbaik hati, sebaiknya kau terima saja." sela Myungsoo, menyunggingkan bibirnya hingga memperlihatkan lesung pipinya.

"Tentu saja" jawab Kei,

Myungsoo pun menyalakan mesin motornya. Tapi sayang, mesinnya tak mau menyala.

"Waegeure?" tanya Kei,

"Mesinnya tak mau menyala, mungkin sudah 2 hari aku tak memanasinya. Mianhe, sepertinya kita naik bus saja." jelas Myungsoo,

"Huft, kajja." keluh Kei,

Kei melihat Sunggyu naik mobil, diapun tersenyum.

"Oppa!, boleh kita ikut denganmu?" teriak Kei,

Myungsoo mengerutkan kedua alisnya,

"Geure, naiklah" jawab Sunggyu,

Kei langsung naik dan duduk disebelah sunggyu, sedangkan Myungsoo dibelakang mereka.

"Ya! Kenapa dengan motormu?" tanya Sunggyu,

"Mesinnya macet," jawab Myungsoo malas,

"Wah.. Sudah lama kita tak jalan bersama. Rasanya rindu masa lalu..." sela Kei,

"Ne, dulu kita berangkat ke sekolah dengan bersepeda. Sudah lama sekali ternyata. Aku ingat ada seseorang yg tak pernah mau bergantian untuk mengayuh sepeda, dia selalu membonceng kita." kata Sunggyu melirik ke belakang, Kei pun tersenyum. Sementara Myungsoo tampak malu.

"Aissh!, cepatlah Hyung, nanti kita terlambat." sela Myungsoo,

"Auh,, sikapnya dari dulu selalu memerintah. Geure,, kita berangkat..." kata Sunggyu, mobilpun melaju.

******

Siang hari di rumah sakit,

"Jinjja! Mereka benar-benar tak perduli padaku" gumam Mijoo, menatap terus ponselnya, berharap orang tuanya menghubunginya.

Seseorang mengetuk pintu,
Tok...tok...tok...

"Ne, masuklah..." teriak mijoo,

Seorang yeoja yg duduk di kursi roda dg memangku buah-buahan yg diparsel, dan didorong oleh namja separuh baya.

"Nuguseo?"tanya Mijoo,

"Annyeong haseo, aku Jiae. Dan ini supirku. Kami datang kesini untuk meminta maaf padamu karena telah menabrakmu." jelas Jiae, sembari memberikan parcel pd Mijoo.

"Ne, ini juga kesalahanku sendiri karena tak memeperhatikan jalan." jawab Mijoo, menerima parcelnya dan meletakkannya dimeja dekat tmpt tidur.

"Ahjussi, kau tunggulah diluar. Nanti aku telpon jika ingin pulang." titah Jiae, pd supirnya.

"Ne, nona... " jawab supir, kemudian pergi.

Tinggalah Mijoo dan Jiae,

"Kau teman Jisoo kan?, aku kakaknya.." kata Jiae,

"Ne, maaf aku tak pernah berkunjung kerumah, eonni."

"Setahun lalu, Sejak orang tua kami meninggal, Jisoo tak pernah mengajak chingunya kerumah lagi. Dia selalu mengurusiku yg lumpuh ini, tak pernah kulihat dia bermain bersama temannya. 3 bulan yg lalu, kami mulai tinggal bersama Woohyun. Semenjak itu, Jisoo kembali ceria. Mungkin Woohyun sangat berperan. Jisoo sudah menganggap Woohyun seperti oppanya sendiri, dia sangat bergantung padanya. Makanya dia selalu merengek pd Woohyun. Apa disekolah kau melihat Jisoo selalu manja pd Woohyun?" tanya Jiae,

"A-anni.. aku tak tahu jika Jisoo mengenal dan bahkan tinggal bersama Woohyun seonbae. Aku mulai dekat dengan Jisoo saat kenaikan kelas 3,bulan lalu." jelas Mijoo

"Ahh.. Geure?, jadi bagaimana bisa kau mengenal Woohyun? Dia kan baru pindah ke sekolah itu." Jiae

"Aku dan dia terlibat kesalahpahaman. Sejak itu kami mulai berteman. Jisoo tahu, dan dia marah padaku karena hal itu. Eonni, sungguh aku tak bermasud apa-apa pd Seonbae, kami hanya berteman." tutur Mijoo,

Jiae tersenyum dan meraih kedua tangan Mijoo lalu menggenggamnya.

"Mijoo-ya, maafkan Jisoo atas perilakunya. Mungkin dia merasa cemburu. Jisoo selalu menuntut Woohyun agar selalu menjagaku, Aku terkadang merasa tak enak pd Woohyun. Jujur saja, kami dijodohkan. Tapi aku tahu jika Woohyun tak menyukaiku, dia selalu menganggapku sebagai keluarganya. Aku sadar dengan diriku, aku berharap dia bertemu dg yeoja yg baik yg akan selalu ada disampingnya. Apa kau tertarik padanya?" Jiae menatap Mijoo, membuatnya gelagepan.

"A-aku?, tertarik padanya?. Jangan bercanda Eonni..." kata Mijoo,

"Wae?? Dia sangat baik."

"Ne, aku sudah punya pacar, yah meskipun hubungan kami sedang menggantung. Lagipula, aku tak mau merebutnya dari eonni dan Jisoo. " Mijoo

"Ya, siapa yg bilang merebut?, Woohyun punya perasaan sendiri. Dan menurutku, dia menyukaimu.." pikir Jiae,

"Issh.. Eonni, tak mungkin." Mijoo, tersipu malu.

"Bagaimana jika benar?, terima saja. lagipula kau sedang renggang dg pacarmu kan?" canda Jiae,

"Eonni... Sudahlah jangan bahas dia lagi." rujuk Mijoo, "Aku senang mengenalmu eonni, aku ingin sekali punya kakak sepertimu." lanjutnya,

"Nado, anggaplah aku eonnimu ne? Kau dan Jisoo adalah adikku yg manis dan cantik." jawab Jiae,

"Gomawo, eonni..." sahut Mijoo, Jiae tersenyum lalu mengelus rambut Mijoo.

Meskipun baru bertemu dan ngobrol tapi keduanya sangat nyaman dengan satu sama lain. Jiae tak menyangka jika Mijoo adalah gadis yg terbuka. Tak seperti yg dikatakan Jisoo, Kalau Mijoo gadis yg manja dan menyebalkan. Sudah diduganya, Jisoo pasti cemburu padanya.

*******

Sunggyu menghentikan mobilnya tepat di depan pintu gerbang sekolah. Kei dan Myungsoo pun turun.

"Gomawo oppa..." ucap Kei

"Aku pergi, belajar yang rajin" balas Sunggyu

Mobilpun melaju, Kei terus melambaikan tangannya.

"Ya, sampai kapan kau terus begitu?, ayo masuk" ujar Myungsoo, sambil pergi.

Kei pun mempoutkan bibirnya kemudian menyusul Myungsoo.

"Sampai ketemu.." ucap Kei saat sampai didepan kelasnya

"Kei, jankaman." sela Myungsoo,

"Wae?" tanya Kei

"P-pulang sekolah, ayo kita ke taman hiburan. K-kau mau?" ajak Myungsoo, dg ragu

"Call..." jawab Kei, semangat. Dia pun langsung masuk kelas, menyembunyikan rasa senangnya dr Myungsoo.

Tak berbeda dengan Kei, Myungsoo pun tersenyum. Tapi setelah itu, senyumnya pudar.

Tbc....

Duh.... Makin ngawur ya critanya,
Makasih ya udah baca ff gaje ku..

Love Again (Woohyun-Myungsoo-Mijoo-Kei)Where stories live. Discover now