Going to You

191 23 0
                                    

Part 6

Mijoo baru saja dari perpustakaan sekolah, ia pun ingin kembali ke kelas nya. Saat di lorong sekolah, ia berpapasan dengan Woohyun. Mijoo pun senang melihatnya, senyuman pun tersungging untuk namja itu.

"Annyeong..." sapa Mijoo,
Tapi Woohyun tak bergeming, dia tak memperdulikan Mijoo yg menyapanya. Dia hanya terus lewat begitu saja tanpa melihatnya.

"Eoh? Kenapa dengannya?, Aishh... sombongnya.." gumam Mijoo.
Aneh memang, Woohyun tak pernah begitu. Namja itu biasanya malah akan menyapanya lebih dulu bahkan selalu meledeknya. Tapi beberapa hari ini, Mijoo tak pernah melihat Woohyun di kantin ataupun di pohon belakang sekolah.

Mijoo melanjutkan langkahnya menuju kelas, kali ini dia melihat Myungsoo. Namja itu terlihat begitu buru-buru. Mijoo pun mencegatnya.

"Myungsoo, wae irae?" Tanya Mijoo,
"Annio, Mianhe Mijoo-ya. Kita ketemu pas jam istirahat saja di kantin." Kata Myungsoo, dia pun pergi.

"Mimpi apa aku semalam?, kenapa semua orang tak memperdulikanku?" Gumamnya, Kesal.
Jika hanya Woohyun mungkin tak masalah baginya, tapi Myungsoo. Dia pacarnya, semua yeoja akan merasa jengkel jika dia diperlakukan seperti Mijoo tadi.

Sementara di kelas Kei,
Terlihat Kei sangat lemas, keringat mengucur begitu deras. Dia merasa kepalanya sangat berat. Dia pun menidurkan kepalanya di atas meja.

Kei Pov,
Meskipun aku menyadarkan pikiranku, meskipun aku menghindarinya dan meskipun aku berusaha melupakannya itu sungguh percuma. Aku terus saja memikirkannya dan merindukannya.

Aku selalu berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki, meskipun jauh dan sangat melelahkan. Aku terus melakukannya. Jika aku merasa lelah dan kakiku terasa sakit, aku hanya akan memikirkan tubuhku yg sakit. Dengan begitu, tak ada waktu aku memikirkan namja itu. sejenak aku melupakannya.

Seseorang itu selalu terlihat di mataku, seperti sekarang. Dia datang ke kelasku dan menghampiriku. Dia terlihat mengkhawatirkanku, itu membuatku marah. Tidak, aku marah pada diriku sendiri. Karena aku begitu menyukainya jika dia disampingku.

"Kei, neo gwaenchana?, ahjumma menelponku, dia mengkhawatirkan mu." Tanya Myungsoo,
"Annio, aku baik2 saja. Kau kembalilah ke kelas mu, sebentar lagi bel masuk." Jawabku, mengukir senyumku agar terlihat baik2 saja didepannya.

"Anniya, ku antar kau ke UKS. Wajahmu sangat pucat" sela Myungsoo, dia juga memeriksa dahiku. Ku tepis tangannya.
"Aku tak apa2, aku akan kesana sendiri jika aku merasa sakit. Pergilah, tak usah khawatirkanku." Timpalku, Myungsoo pun tak kunjung pergi. Dia pasti tak percaya padaku.

Bel pun berbunyi,
"Pergilah..." pintaku, aku pun mendorong tubuhnya.
"Arrasseo, jika terjadi apa2 denganmu kau tanggung sendiri." Jawabnya, dia mungkin kecewa dengan sikapku padanya. Dan akhirnya dia pergi.

Jika aku kesakitan sampai tak bisa bangun dan tak sadarkan diri maka aku akan bisa berhenti memikirkannya. Semakin tinggi demamku, semakin berkurang pula aku memikirkannya. Meskipun aku sakit, tapi hatiku terasa lebih baik.

Kei pov end,

Tiba2 ditengah seonsaengnim mengajar, Kei ambruk. Dia tak sadarkan diri. Dia pun dibawa ke UKS oleh teman2nya.

Saat jam istirahat,
Myungsoo menemui Mijoo di kantin. Terlihat yeojanya itu sudah menunggunya.

"Kau menunggu lama?" Tanya Myungsoo sembari duduk disamping Mijoo.
"Anni. Makanlah, aku sudah membawakanmu makanan. " jawab Mijoo. Begitu perhatian.
"Gomawo" ucap Myungsoo, dia pun menyendok makanannya dan memasukkannya ke mulutnya.

"Wae irae?" Tanya Mijoo, melihat Myungsoo yg sibuk dg pikirannya sendiri.
"Eoh? Annio. Lanjutkan makanmu." Myungsoo tersenyum padanya. Mereka pun makan dalam diam. Tak ada suara yg terucap dr bibir mereka, suasana begitu canggung.

"Mianhe,," ucap Myungsoo, Mijoo terkejut mendengarnya.
"Wae? Kenapa kau minta maaf?"
"Kau pasti kecewa denganku bukan?, tak memperhatikanmu dan selalu memikirkan diriku sendiri. Mianhe..." tatapannya begitu tulus,

"Emm, aku kecewa Myungsoo-ah. Kau tak pernah cerita masalahmu, mungkin tak ada yg bisa kubantu tapi jika sedikit saja kau mencurahkan masalahmu padaku setidaknya akan meringankan bebanmu." ungkap Mijoo,
"Mianhe..."
"Apa hanya itu yg bisa keluar dari mulutmu?, baiklah, aku tak ingin memaksamu. " luap Mijoo,

Tak ada jawaban sepatah kata pun dari Myungsoo. Dia terus menatap makanannya. Itu membuat Mijoo semakin kesal.

"Aku sudah selesai makan. Aku pergi. " kata Mijoo, dia pun bangkit dr duduknya. Sedangkan Myungsoo masih diposisinya.

Belum jauh Mijoo pergi, terlihat seorang namja menghampiri Myungsoo.

"Myungsoo-ah, kau pergilah ke UKS." Kata orang itu,
"Wae? Apa terjadi sesuatu dg Kei?" Mata Myungsoo membelalak seketika. Sedangkan Mijoo yg mendengarnya, hanya tersenyum kecut.
"Ne, dia pingsan" jelas namja itu, Myungsoo tanpa pikir panjang, dia langsung pergi. Tak memperdulikan Mijoo yg masih disana.

Hati Mijoo mencelos saat Myungsoo langsung pergi begitu saja mendengar Kei pingsan.
"Apa kau akan begitu jika itu terjadi padaku, Myungsoo-ah?" Gumam Mijoo dalam hati. Tanpa sadari sebutir air menetes dr matanya. Dengan cepat Mijoo langsung menyekanya.

Di UKS,
Myungsoo duduk sembari memegang tangan Kei. Dia begitu khawatir padanya. Pikirannya terlintas memikirkan kejadian tadi. Saat diri nya melintas begitu saja tanpa menjelaskan pada Mijoo lebih dulu.

"Mianhe, Mijoo-ya" gumamnya dalam hati, merasa bersalah pd yeochin nya itu. Dia sadar tak seharusnya dia bersikap begitu. Mendengar Kei yg pingsan, sungguh membuatnya kalang kabut.

Kei pun sadar, Myungsoo dg sigap membantunya bangun.
"Neo, gwaenchana?" Tanya Myungsoo,
Kei hanya mengangguk sembari memegang pelipisnya yg terasa sakit.
"Minumlah dulu," timpal Myungsoo, menyuguhkan segelas air pada Kei.

Yeoja itu pun meneguk habis air itu.
"Kenapa kau disini?," tanya Kei, dg nada ketus.
"Istirahatlah sebentar disini, aku akan meminta ijin untuk mengantarmu pulang." Sahut Myungsoo. Dia pun berdiri, berniat untuk pergi.
"Dwaesseo, kau kembali saja ke kelasmu. Aku jg akan ke kelasku." sela Kei.

Kei pun turun dari tempat tidur,
"Ada apa dengan mu eoh?, kau sakit. Tunggu sebentar disini." Sela Myungsoo,
Tapi Kei tak memperdulikannya, dia tetap memakai sepatunya dan pergi. Myungsoo menghalanginya,
"Kau ingin menyakiti dirimu eoh!" luap Myungsoo, menatapnya tajam.

"Ini tubuhku, aku yg merasakannya. Jadi tak ada urusannya dengan mu." Kata Kei,
"Wae irae?, apa yg terjadi denganmu?" Tanya Myungsoo,
"Aku bosan melihatmu, geuresso, jebal, jangan memperlihatkan wajahmu di depan ku." Kei, dg nada menekan.

Myungsoo mengerlingkan alisnya, bingung dengan sikap Kei.
"Mwo? Apa salahku?" Tanya Myungsoo,
Kei diam, dia hanya pergi begitu saja meninggalkan namja itu.
"Geure! Bersikaplah terus seperti itu! Kau pikir aku akan mendengarnya eoh?? Aku akan terus muncul di hadapanmu! Bahkan dimimpimu sampai kau menjelaskannya padaku!" Luap Myungsoo,

Kei tetap tak bergeming, dia terus melangkah pergi. Matanya memerah menahan gejolak hatinya.
"Jika kau terus seperti itu, bagaimana dengan ku Myungsoo-ah?, kau bagai pupuk dan air yg terus merawat rasa ini menjadi semakin kuat. Bagaimana aku harus mencabutnya?" Gumam Kei dalam hati.

Tbc...

Love Again (Woohyun-Myungsoo-Mijoo-Kei)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ