Extra Bab

71.2K 2.5K 379
                                    

Pesta yang sangat meriah. Gue benar-benar senang akhirnya bisa balik ke sini, ke kota ini, ke negara ini. Di rumah tempat tinggal gue setelah 5 tahun gue tinggal di Boston mengikuti Dareen. Meskipun gue memang sering datang ke sini tetapi kali ini berbeda. Akhirnya kami memutuskan akan menetap.

Memang membutuhkan waktu yang lama. Selain Perusahaan Dareen harus stabil lebih dulu, Dareen juga menyiapkan orang-orang yang terbaik menjalankan perusahaannya. Salah satunya Joe menggantikannya menjadi direktur di perusahaan-perusahaannya di Boston. Sedangkan ia menjalankan anak perusahaan yang baru berdiri disini. Memulai semua dari awal.

"Selamat kembali, Adela" Raka menjabat tangan gue dengan istrinya yang selalu melingkarkan tangannya seperti ular ke lengan Raka setiap kali kami bertemu.

"Makasih" gue sengaja berlama-lama ga lepasin tangan Raka. Biar si Lila semakin cemburu.

"Ga usah lama-lama jabat tangannya!" Lila menarik lengan Raka dengan raut wajah kesal.

"Selamat buat rumah baru lo" ucap Lila dengan senyum di buat-buat.

"Thanks" balas gue sama ga ikhlasnya. Gue ga akan pernah cocok dengan Lila. Kasian Raka dapat istri model kayak gini.

"Gimana rasanya balik ke sini? " tanya Raka memecahkan ketegangan.

"Seneng. Gue ga perlu jauh-jauh lagi ketemu orang tua gue" dan mengunjungi makam bunda dan Angel. Kata-kata itu hanya bisa gue simpan dalam hati.

"Terus gimana dengan orang tua Darren?" Tanya Raka lagi.

"Awalnya mereka ga setuju. Tapi kami sudah janji 5 bulan setiap tahunnya bakal stay disana" meskipun Dad berat hati menyetujuinya.

Ah, gue jadi mengingat Dad yang berwibawa dihadapan semua orang berubah seperti anak kecil waktu ga setuju dengan keputusan kami. Awalnya sikap kekanakan Dad bikin gue syok. Tetapi kelamaan bikin kesel juga lebih-lebih Dareen yang menahan diri agar ga marah sama kelakuan Dad.

"Kenapa ga selamanya aja tinggal disana?" ketus Lila bikin emosi gue naik.

"Terserah gue mau tinggal dimana? Emang ini tempat lo? Negara lo? Dunia lo?" Tantang gue lepas emosi. Setiap ketemu Lila bikin gue lepas kendali.

"Iya!" balasnya ga mau kalah membusungkan dadanya dengan kedua tangan di pinggang.

Memang dia aja yang badannya menonjol?! Gue juga punya! Gue membusungkan perut gue kedepan dengan posisi tangan sama sepertinya. "Mana! Gue mau liat sertifikatnya!"

"Sudah, kalian jangan kelahi. Ada banyak orang disini" lerai Raka mengingatkan gue dengan sekitar.

Gue menatap sekeliling yang ternyata asik dengan kegiatannya masing-masing. Beruntung musik dimainkan meredam pertengkaran kami. Kalau engga, bisa habis gue! Dareen bakal marahin gue.

"Kita temui Adre, ya" ajak Raka dengan mengandeng lengan istrinya menjauh.

"Eh, tapi aku belum selesai" protes Lila tetap ingin melanjutkan pertengkaran kami.

"Lila. Aku ga suka kamu bertengkar" ucapan Raka membuatnya terdiam. "Ayo kita temui Adre"

"Iya" ia berjalan dengan gontai mengikuti Raka. Ternyata sama aja kayak gue, takut sama suami.

Tapi syukurlah akhirnya tuh orang pergi juga. Membayangkan dia pengen lanjutin adu mulut, gue bakal lepas kendali dan pesta gue hancur berantakan.

"Lo kelahi lagi kan?" Suara di belakang gue bikin gue jantungan.

"Sialan lo!" Maki gue pada Dylan. Bahkan tanpa liat wajahnya pun gue tau.

"Aha.. Lo tadi bilang kata kasar. Gue aduin lo sama Dareen" ancamnya sambil tertawa .

Love From A to DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang