***

Rere dan Loli mengendap-endap di pintu gerbang depan, takut ketahuan kalau mereka telat masuk kedalam barisan anak baru.

"tuh kan, gara-gara lo nih." Bisik Loli dengan sebal.

"Sstt.. udah jangan berisik." Rere dengan lihai mengamati keadaan dan segera menarik Loli untuk masuk kedalam barisan anak SMP yang udah siap menyambut diri mereka menjadi anak SMA.

Dengan tampang tanpa dosa Rere dan Loli berdiri menghadap ke depan, pura-pura tak terjadi apa-apa. Seorang senior yang sedang memberikan pengarahan di depan sana tiba-tiba menatap mereka dengan tatapan yang aneh.

Senior cowok itu berjalan menuju barisan belakang tepatnya menuju barisan Loli dan Rere. "rasa-rasanya saya nggak lihat kalian tadi." Senior itu berpikir sejenak sambil memperhatikan Rere dan Loli bergantian.

Rere dengan wajah tanpa dosa memberanikan dirinya menatap si senior, "ah, perasaan kakak saja tadi. Kita mah apa atuh bakalan diperhatiin sama kakak." Ujar Rere semaunya.

Senior itu mengangkat salah satu alisnya menatap Rere dengan serius, "kamu yakin?"

Sontak saja Rere tercekat ia yang hendak memberikan alasan tiba-tiba saja lidahnya terasa keluh, ia menelan ludah.

"dia nyerobot kak." Salah seorang dari barisan belakang Rere menimpali segera pula Rere dan Loli menoleh kearah cowok yang membongkar kecurangan Rere dan Loli.

Rere memberikan tatapan kesal pada cowok itu, "cari mati." Umpat Rere dengan nada berbisik.

"siapa yang mati?" tanya senior yang masih mendengar ucapan Rere.

"mampus." Kali ini Loli ikut-ikutan mengumpat.

"siapa lagi yang mampus?"

"Milo kak!" jawab Rere begitu saja.

"Milo? Siapa kamu?" tanya senior dengan tatapan sebal.

"ku-kucing saya kak. Tadi pagi sebelum berangkat kesekolah Milo ditabrak mobil kak. Makanya kita telat, kita makamin Milo dulu kak. Hiks," Rere terisak suaranya bergetar sebelum menlajutkan penjelasannya, "maaf kak. Milo itu kucing kesayangan saya kak. Dia sangat berarti bagi saya. Saya nggak tega kalau biarin dia gitu aja." Tambah Rere dengan mata yang berkaca-kaca.

Loli ikut-ikutan bersedih tangannya merangkul Rere berusaha menenangkan Rere. " sabar ya Re," dukung Loli dan menarik Rere kedalam pelukannya.

Alhasil keduanya mendapati tatapan belas kasian dari banya pasang mata meski sebagian justru memberikan tatapan mencemooh salah satunya cowok yang membongkar keterlambatan mereka.

" tapi kalau telat tetep telat namanya, apapun alasannya kan kak?" potong cowok itu.

Rere yang sedang berusaha mengeluarkan air matanya segera menatap cowok yang sedang menatapnya dengan tatapan mengejek. Di liriknya papan nama yang terkalung di leher lelaki itu, Dedi Tri K. "nih cowok beneran minta dibejek-bejek. Ngajak ribut banget sih." "kita tahu kita telat kak. Kita minta maaf kak," pinta Rere dengan wajah yang memelas.

"yang lain telat dihukum kak. Apakah mereka akan diberikan perlakuan khusu kak? Bukankah anak OSIS selalu bertindak adil?" singgung Dedi dengan organisasi paling beken di bangku SMA.

Loli ikutan geram dengan Dedi yang terkesan mau banget melihat Rere dan Loli dihukum.

Sang senior tampaknya menimbang-nimbang apa yang dikatakan oleh Dedi, ia menghela napas sebelum benar-benar memutuskan akan di hukum atau tidakkah Rere dan Loli. Giliran Rere dan Loli yang menarik napas panjang keduanya cukup khawatir, maklum ini hari pertama mereka masuk SMA dan mereka memiliki misi untuk menjadi duo beken yang keren bukan dikenal karena hukuman di masa MOS sungguh menjatuhkan reputasi mereka yang udah mereka bangun sejak bangku SMP.

Rere dan Loli saling bertatapan sambil mengirimkan telepati.

"aduh Li tuch cowok sinting banget sih."

"iya Re, dia nyebelin banget."

"semoga kita nggak dihukum ya."

"Reputasi Sagica Quent berada di ujung tanduk Re."

"Tidak!!"

"Tidak!!"

"baiklah kalau begitu." Ucap senior, berhasil membuat Loli dan Rere menatapnya. "kalian berdua keluar barisan dan ikut saya."

Rere menatap Loli begitu juga sebaliknya, mereka saling bertatapan. "what?" bisik Rere.

"i don't know." Loli mengangkat kedua bahunya denga pasrah.

Sebelum mereka pergi mengikuti si senior, Rere menyempatkan dirinya menatap Dedi yang masih berdiri tanpa ekspersi menatap padanya. Tanpa ragu Rere memberikan tanda ancaman padanya dengan berpura-pura menggorok lehernya, " i'm wacthing you." Ancam Rere sedangkan Dedi tak bergeming sedikit pun.

Loli meraih tangan Rere dan menariknya mengikuti kemana senior akan membawa mereka pergi.

Sagica Quent adalah sebutan bagi mereka berdua, nama Sagica merupakan gabungan dari zodiak lahir mereka, Rere berzodiak Sagitarius sedangkan Ca berasal dari cancer zodiaknya Loli. Sedangkan kata Quent berasal dari kata Queen yang katanya mereka ubah. Keduanya berobsesi menjadi ratu, yang dikagumi oleh semua orang. Tentu saja salah satu faktor Queen berasal dari grup yang lagi hits Duo Ratu. Dua cewek yang berparas cantik layaknya ratu, begitulah ambisi Rere dan Loli be a Queen.


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------Author Note : banyak typo bertebaran dan kalimat yang emm... (pikir sajalah) so jangan sungkan buat koreksiin ya. voment sangat-sangat (ngarep) Stay be Quent ya!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 26, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sagica QuentWhere stories live. Discover now