2

866 52 2
                                    

Berhubung Rivaldinya lagi ultah jadi aku mau ngepost nih, buat ngerayain ultahnya aldi...

26 Agustus 2016

o0O0o

Sisil melangkahkan kakinya memasuki sekolah, rupaya dia belum telat karena bel sama sekali belum berbunyi.

Disepanjang jalan menuju ruang guru, semua pasang mata memandangi Sisil dengan tatapan -idih-siapa-nih-bocah-nerd-banget- bahkan Sisil hanya menanggapi mereka dengan senyum.

"Liat aja lo pada, gua masih baik ya gak ngeluarin lu pada. Haha besok juga lo semua kaget. Ya berhati-hatilah kalian, gua bukan nerd seperti yang kalian lihat. Perlahan-lahan gua bakal buka identitas gua dan yang pastinya identitas gua yang keluarga gua gak tau." Batin sisil dengan senyum smirknya.

Sisil terus berjalan sambil sesekali memperbaiki kacamatanya yang melorot. Sampai dia tidak menyadari bahwa ada seorang siswa yang sedang berlari berlawanan arah dengannya.

Bruk

"Awww" ringis Sisil karena pantatnya jatuh terlebih dahulu ke lantai.

"Nah kena kamu Al, sini kamu ikut saya ke ruang BK!" Ucap seorang guru.

"A...ampun pak. Aduh si bapak ini kuping saya yang ganteng jadi warna merahkan"

Sisil yang kini sudah berdiri hanya bisa meringis karena pantatnya yang masih sakit, dia benar2 kesal sekarang.

"Eh tunggu pak saya mau ngomong sama dia" tunjuk sisil kearah laki2 itu.

"Kamu siapa ya? Kok saya gak pernah liat kamu? Dan.... pakaian kamu?" Tanya guru itu.

"Saya murid baru dan masalah pakaian saya kenapa? Gak ada yang salah kan?" Ucap sisil dengan senyum smirknya.

"Oh tentu tidak. Baiklah kamu mau bicara apa sama si anak badung ini?" Ucap guru itu sambil kembali menjewer kuping laki2 menyebalkan itu bagi sisil.

"Aaaaw pak sakit!"

"Saya cuma mau bilang pak, kalau punya mata itu dipake jangan cumanya bisa ngegunain kaki buat jalan tapi matanya gak digunain juga untuk melihat jalan!" Ucap sisil sedikit membentak. "Saya permisi" ucap sisil kembali dengan halus dan lembut.

Siswa itu menatap sisil dengan tatapan tidak percaya akan apa yang dia lihat barusan, bukan, bukan karena sisil seperti hantu. Melainkan keberanian sisil membentaknya walaupun halus yang membuatnya terdiam.

Bahkan sampai punggung sisil hilang dibalik pintu yang bertuliskan R.Guru itu, siswa itu tetap memperhatikan nya tanpa menoleh sedikitpun.

"Heh anak bandel, urusan kamu dengan saya belom selesai. Ayo ikut saya!" Ucap guru itu kembali menjewer kuping siswa itu dengan kerasnya.

"A...awww pak" ringisnya.

***

Seusai sisil dari ruang guru untuk bertemu kepala sekolah atau ya tangan kanan ayahnya dia langsung diantar menuju kelasnya. Ya kelas XI IPA 1.

Sisil berhenti sejenak didepan pintu kelasnya, bukan hanya karena gurunya yang belum memanggil, tapi juga karena fikirannya yang sedikit belum siap untuk hal baru kali ini.

Why should I ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang