1

17.2K 388 9
                                    

"Maafkan akuu kembali padaku lagi Al.." lirih pria yang sudah hampir gila itu. Karena mencari istrinya sampai dua minggu ini tak kunjung ketemu.

Ia terlihat sangat kacau, baju kemeja yang sudah beberapa hari ini tak kunjung ia ganti. Kembali ia meneguk vodka yang menjadi temannya selama ini, selama istrinya menghilang.

"Aku tau aku salah, Al. Kita ulangi semuanya dari awal ya sayang.. kamu pulang yaaa." ia kembali memeluk figura sang istri. Seakan-akan istrinya sedang ada di hadapannya saat ini.

"Aku janji Al.. aku janji."

"Kamu pulang yaa sayang, aku tunggu kamu."

Rico kembali memejamkan matanya, mengingat setiap detail ia memanfaatkan istrinya, kedengarannya memang kejam. Nyatanya seperti itu memang.

Dengan cara itu ia bisa mendapatkan istrinya. Tidak ada cara lain, dendam yang semasa dulu ia tanam. Kini menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.






----------
Saat istirahat, semua siswa yang ada di SMA Pelita ini berhamburan keluar. Baik kekantin, perpustakaan, berdiri di koridor kelas atau apa saja untuk menghilangkan penat selama jam pelajaran berlangsung di dalam kelas.

Kelas yang merupakan neraka bagi sebagian siswa yang malas.

Alzzurah wanita dengan senyum memikat itu sedang berjalan menuju kantin bersama teman sejak SMP-nya ini, Melfia.

Mereka melewati lapangan basket. Hanya 5 orang anak lelaki yang sedang bermain disana.

Termaksud salah satu kapten basket, yang sangat di gilai para remaja wanita di sekolah ini. Ya siapa lagi pemuda itu. Rico.

"Al, Rico ngeliatin lo tuhh." bisik Melfia kepada Alzzurah.

Al langsung saja menoleh memastikan ucapan Melfia. Sedetik pandangan mereka bertemu, sesegera mungkin Al mengalihkannya keseluruh penjuru arah.

"Yuk ahhh kantin." Al terlihat salah tingkah di sana karena telah tertangkap basah juga memperhatikan Rico. Sang kapten basket.

Dengan segala ketampanan dan Aura yang menarik untuk memikat wanita siapapun untuk dijadikan pacarnya.

Rico hanya tersenyum melihat Al yang sedang salah tingkah, mempercepat jalannya menuju kantin.

Sebenarnya Al juga lapar sehingga mau diajak kekantin pada jam istirahat seperti ini, apalagi kanntin ramai saat istirahat.

Biasanya Al selalu membawa bekal dari rumah, ia tak mau menyia-nyiakan uangnya untuk sekedar makan di kantin yang mahal itu.

Lebih baik uangnya ditabung untuk keperluan Al yang lain. Sungguh dewasa pemikiran Alzzurah. Walaupun ia dari kalangan keluarga yang cukup berada.

"Yahh Al, rame nihh. Bungkus bawa ke kelas aja yah?" Usul Melfia, sebaiknya seperti itu, Al mengangguk mengiyakan usul temannya itu.

Dari pada ia harus berdempet dempetan makan dengan orang yang tidak ia kenal. Melfia kembali dengan membawa 2 bungkus nasi goreng di dalam satu kantung plastik putih.

"Yuk Al."

Bebeda dengan Rico dan Malka, mereka berdua dengan gaya cool-nya melewati para wanita yang sedang makan, sebagian wanita-wanita itu menatap Rico dengan tatapan ingin memakan Rico saat itu juga.

Apalagi peluh yang membanjiri dahi mereka selepas bermain basket.
Rico bisa melihat Al dan Melfia berjalan kearahnya. Dengan sengaja Rico menabrakkan tubuhnya ke Al.

"Aduh maaf!" Al langsung berucap sembari menundukkan wajahnya sesekali mengangguk.

"Sengaja ya lo??" sentak Melfia yang dapat melihat ke-tersengajaan Rico tadi. Al menyenggol lengan Melfia memberi isyarat 'untuk tak memperpanjang masalah dengannya.'

"Hati-hati ya maniss kalo jalan." Ujar Rico dengan nada menggoda, lagi-lagi membuat Melfia tersulut.

"Lo yang salah!!!" Lagi-lagi Melfia tak bisa menahan emosinya sambil menunjuk-nunjuk wajah Rico dengan jari telunjuknya.

Dengan paksa Al menarik tangan Melfia untuk segera menjauhi biang masalah. Bisa saja mereka diserbu para wanita yang memuja Rico. 

Alzzurah merupakan tipikal wanita yang tak perduli dan tidak bisa di bentak. Mungkin semua wanita sama. Sama-sama tidak bisa dikasari.

Faktanya.



"Nggak napsu gue Al." ketus Melfia saat mereka sampai dikelas.

Al sudah menikmati makanannya, Selera makan Melfia sudah hilang ketika ia berhadapan dengan Rico.

Menurut Melfia, Rico hanya membuat emosinya naik, entahlah. Mungkin karena sikap playboy Rico dan sisi-sisi buruk yang Rico punya. Melfia tak habis fikir dengan wanita-wanita yang memuja-nya setiap hari tanpa jengah.

'Wanita-wanita bego' batin Melfia.



Di sisi lain

"Lo kenapa bro ganggu Alzzurah terus perasaan? Ada something lo yaa sama dia?" Tebak Malka. Kembali Rico menyuapkan makanannya.

"Kayaknya. Cewek lemah!" Desisnya sinis.

"Terus mau lo gauli?"

"Ngga kayaknyaa. Mau gue jadiin pacar ajaa." Jawab Rico asal. Kembali ia menikmati nasi goreng tersebut.

"Lo yakin dia masih perawan?"

Rico hanya mengangkat bahunya pertanda ia tak mau ambil pusing. Memang sebagaian siswa yang ada di sekolah ini sudah seperti itu.

Tak heran, apalagi zaman seperti ini yang terlalu renggang hukuman yang ada dinegara kita ini.

"Insting gue buat ngeliat mana cewe pw, mana nggak udah terlalu mudah bro." Katanya pongah

"Gue bakal dapetin dia. Lo liat ajaa. Rico ditolak? Nggak bakal tenang hidupnya!" Lanjutnya

"Anjirr gaya banget lo." Cibir Malka malas. Ia sudah sangat dekat dengan Rico.

"Awas karma. Adik lo cewek bangsat."
Rico hanya tertawa remeh dengan ancaman seperti itu, ia tak percaya dengan kata-kata itu.

Baginya itu hanya hal bodoh yang harus dipercayai. mereka berdua larut dalam perbincangan yang menjerumus ke wanita. Memang sudah menjadi makanan setiap hari bagi keduanya.




-----
Nyoba buat nulis cerita lagi. Kalo responnya banyak dilanjut, kalo dikit yaa di hapus hahaha.. sakit hati dijahyellow gadak yang respon:"(((
Syukur-syukur banyak yang respon dan positif.

Baca cerita kedua akuya, yantg
'So Far Away.'
buka aja profil aku heheh.

22 Agustus 2016

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang