PART 17

6.5K 213 3
                                    


Malam itu Jalal tak bisa memejamkan matanya di penthouse. Bayangan Jodha yang menyusup pergi saat ia bersitegang dengan Atifa berkelebat.

God ! Apa yang terjadi denganku...?

Apa yang membuatku tak bisa menghilangkan bayangan gadis itu ?

Jalal mengacak-acak rambutnya frustasi.

Diambilnya ponselnya dan mencoba menghubungi Jodha.

Tuuut Tuuut Tuut.....

Tak ada yang mengangkat telpon.

Apa dia pulang kerumahnya ?

Atau ketempat lain ?

Kenapa dia tak mengangkat ponselnya ?

Damn !

Jalal membanting ponselnya di tempat tidur.

****

Di tempat lain...

Jodha tertidur pulas. Ia begitu lelah. Matanya terpejam rapat. Bahkan suara ponselnya di dalam tas tak terdengar olehnya.
Gadis cantik itu hanya ingin melepaskan rasa penatnya saat masuk ke dalam rumahnya yang cukup sederhana. Tak mewah. Hanya beberapa perabot lama dan foto-foto keluarganya di dinding.

*****

Keesokan paginya Jodha bangun dan menyiapkan makanan untuk bibi dan kakak sepupunya yang menunggu sang ibu di Rumah Sakit.
Setelah siap Jodha segera bergegas pergi ke halte bis terdekat.

Di tengah jalan ia memberi pesan pada Salima untuk ijin datang agak terlambat karena mengantar makanan untuk bibinya.

Sesampainya di halte bis Jodha tertegun.

Sebuah mobil mercy terbaru yang mirip dengan mobil sang Boss berada di dekat halte.

Karena kaca mobil yang gelap Jodha tak bisa melihat sang pengendara mobil mewah itu.

Saat gadis itu melewati sisi mobil tiba-tiba kaca mobil pengemudi di turunkan.

"NONA JODHAA ! "

Jodha spontan menoleh.

"ABDUL ? "

"HA nona Jodha..! "

"Kenapa kau disini ? "

"Bos menyuruhku pergi ke rumahmu tapi..aku tak tahu alamatmu. Jadi aku tunggu kau disini saja sesuai petunjuk beliau.."
Ucap Abdul ramah.

"Kenapa ? Apa yang terjadi dengan Pak Jalal ? ", Jodha terlihat khawatir.

"Aku tidak tahu nona Jodha. Yang jelas beliau menyuruhku mengantarkanmu ke penthouse.."

"Em..tentu tapi..aku mau mengantar makanan buat bibi di Rumah Sakit.."

"No problem nona Jodha, aku antar makanan itu buat bibimu tapi kau harus segera ke penthouse.."

Jodha mengangguk.

Abdul keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Jodha di jok belakang.

****

Di PENTHOUSE

Jalal hilir mudik di dalam seperti sebuah setrikaan. Bibirnya tak lepas tersenyum. Abdul rupanya sudah menghubungi lewat telpon kalau ia sedang sedang dalam perjalanan bersama Jodha.

Tiba-tiba....terdengar suara ketukan di pintu.

TOK TOK TOK

"BOSS ! "

ARROGANT CEOOnde as histórias ganham vida. Descobre agora