PART 13

5.8K 224 3
                                    

Jodha berlari menuju ke ruang kamar ibunya. Saat dia masuk di lihatnya bibi dan kakak sepupunya Sujamal berada di dalam.

"Jodha ",suara lirih ibunya terdengar.

Air mata Jodha mengalir deras, ia pun berlari menghambur memeluk ibunya.

"Ibuuuu", sambil menangis terisak-isak.

Ibunya mengelus rambut putri kesayangannya dengan perlahan.

"Ibumu akan segera masuk ke ruang persiapan untuk operasi Jodha..jangan memberinya air mata kesedihan..justru kau harus memberinya semangat..",celetuk Sujamal menepuk bahu Jodha di belakangnya.

Jodha seperti tertohok. Seketika tangisnya berhenti.
Ia mengangkat dirinya dan segera menghapus air matanya dengan cepat.

"Ma..maafkan aku...kau betul kak ! "

Jodha mengenggam tangan ibunya erat sambil tersenyum menatapnya.
Tetapi saat mata ibunya berarah ke pintu masuk, ia pun ikut menoleh.

DEG!

JALAL !

Apa lagi maunya ? Jerit hati Jodha.

Bibinya dan Sujamal yang juga menoleh segera melempar senyum dan meminta pria tampan itu untuk masuk.

"Siapa dia nak ? ",tanya sang ibu lirih, sambil matanya menatap takjub kepada pria tampan, gagah berwibawa yang baru datang.

Jodha tercekat, ia menjawab dengan terbata-bata.

"Em...Perkenalkan..ibu..dia...bossku.."

Meina terngangga. Tapi sedetik ia lalu tersenyum.

Jodha menambahkan.

"Beliau....yang..membiayai seluruh operasi ibu.."

Sang ibu lebih terkejut lagi. Saat meina hendak bicara ia memberi kode pada bibi angga dan putranya Sujamal dan merekapun mengerti lalu meninggalkan ruangan.

"Terimakasih tuan." ucap Meina lirih.

Jalal mendekat dan berdiri di sebelah bed sang ibu.

"Sama-sama."

"Tuan ?" Meinawati memberi kode kepada Jalal untuk lebih mendekat.

"Ya ibu.......

"Meinawati..

"Ibu meinwati."

"Tuan..bisakah aku meminta bantuanmu satu lagi ? "

Jodha mendelik pada ibunya. Ia menggelengkan kepalanya agar ibunya tak meneruskan kata-katanya.

Meinawati sedikit bimbang. Tapi tangan Jalal menepuk punggung tangan wanita tua itu.

"O..tentu..tak apa..sebutkan saja !"

"Tapi....

"Tak perlu takut ibu. Saya siap membantu ibu.."

"..begini tuan..bila nanti aku tak berumur panjang..bisakah aku menitipkan putriku padamu..", tutur lirih meinawati.

Jodha dan Jalal terdiam. Tak tahu harus berkata apa.

Hening...

Jalal memecah kesunyian dengan bertanya...

"Maksud ibu ? "

"Jangan pernah tinggalkan dia ! Jika bisa nikahilah dia tuan...."

"Ibuuuu...a,.aku..ibu pasti sembuuh..jangan bicara seperti ituuu..huhuhuhu....", Jodha memeluk ibunya dengan tangis meledak.

Meinawati mengelus rambut putrinya sebentar. Tapi ia kembali meneruskan kata-katanya.

"Bagaimana tuan ? "

Tenggorokan Jalal terasa tercekat. Dari awalpun ia ingin menjadikan Jodha "miliknya". Tapi sekarang ia mendapat amanah yang begitu berat dari ibu sang gadis. Perlahan ia menjawab dengan tegas.

"Tentu ibu. Saya berjanji akan menikahinya. Tapiii...bagaimana dengan Jodha ibu ? Apa dia mau menikah denganku ? ", Jalal melirik ke arah Jodha sambil tersungging senyum tipis di bibirnya. Hatinya melambung, berbunga-bunga.

"Jodha putriku..kau mau kan menikah dengan tuan....?

"Jalal."

"Dengan tuan Jalal "

Jodha tersentak mendengar kata2 ibunya. Ia menghapus air matanya perlahan. Hatinya bimbang, semua terjadi begitu cepat. Di tatapnya wajah tampan sang Boss dengan tajam.

"TIDAK." Jodha menjawab tegas.

Jalal mengernyitkan dahi.

"Jodha..jaga sikapmu nak ! "

"Maafkan aku ibu, tapi beliau sudah bertunangan."

Meinawati menatap Jalal dengan tajam.

Jalal menarik nafas panjang. Dan dengan perlahan ia menjawab.

"Wanita itu cuma mengada-ada...dia bukan tunanganku Jodha..",ucapnya sambil menatap Jodha dan Meinawati bergantian.

Jodha tertawa lirih.

"Aku tak percaya...kenapa anda terus saja mengelak ? "

"Karena itu yang sebenarnya. Dia sengaja menyampaikan hal itu di kantorku, supaya semua orang berasumsi demikian. Padahal itu pasti hanya akal-akalannya bersama ibunya."
Jalal mendesis menahan kegeramannya.

Jodha menatap Jalal dengan tajam. Tak mengerti.

Jalal menatap balik, dengan tatapan tak terartikan.

"Aku..aku..tetap tak mau..tak mau berada diantara masalah kalian...maaf..", Jodha memijit kepalanya yang mendadak terasa pening.

Jalal menggeram menahan marah.

Tiba-tiba ia menarik pinggang Jodha dan membawa gadis itu ke dalam pelukannya.

Jodha terkejut, apalagi saat wajah mereka berdekatan. Sehingga ia bisa merasakan hembusan nafas Jalal.
Ia menjadi sangat gugup dan salah tingkah. Tanpa sadar ia meletakkan kedua tangannya di dada Jalal sebagai penahan diri. Dengan tergagap ia berkata,

"A..apa..yang..kaulakukan ?? "

Dan tanpa menjawab Jalal menyergap bibir mungil Jodha dengan lumatan panas.

Emmmphh.....

Jodha meronta-ronta. Tapi tangan jalal sudah mengunci tengkuk dan tubuhnya agar tak bisa lepas.
Pria tampan itu menggoda bibir Jodha agar membuka mulutnya. Dan ia berhasil, lidahnya lalu menari dan membelit liar di dalam mulut Jodha dan membuat gadis itu merasa melayang tinggi. Ciuman yang memabukkan. Lututnya terasa lemas, ia hampir jatuh seandainya Jalal tak memeluknya erat. Ciuman panas yang begitu intens, telah mengobrak-abrik pertahanan Jodha. Dan perlahan gadis itupun membalas dengan melumat dan membelitkan lidahnya. Tanpa disadarinya tangannya sudah melingkar di leher Jalal, meremas helaian rambutnya. Jalal menggerang pelan dalam ciumannya.
Tapi tiba-tiba Jalal melepas ciumannya.

Nafasnya tersengal-sengal.

Wajah Jodha memerah, dengan nafas terengah-engah menatap Jalal yang juga menatapnya dengan sejuta arti.

"Jangan menolakku terus Jodha...aku tak tahan..", bisiknya dengan kecupan di dahi gadis itu.

Oh Tuhan....bagaimana ini.....

Melihat pemandangan indah di depan matanya, Meinawati tak putus tersenyum.

Ya Tuhan...satukanlah mereka dalam cinta dan kebahagiaan selamanya...





Tbc...

Vote guys..thx..

Note :

Sorry, update lama karena bulan ramadhan.

Sengaja gak nulis part dewasa tapi di ganti religi.

Baca juga ya...

"Menggapai Takdir "

Tentang dilema bos muda tampan pemilik hotel diantara dua wanita.

Thanks..

ARROGANT CEODonde viven las historias. Descúbrelo ahora