Fruit 9

14.1K 445 7
                                    

Haihai gais.. /lambai ketjce ke semua readers/... maap kalo slow apdet. Di samping sibuk duta dan dumay (FB) karena lg gandrung main roleplay, juga lagi menyiapkan plot di fic2 ane di watty. Sabar, yak, mumumuu~

Dan gegara Watty skrg bisa nambahin gbr sebanyak apapun di wall cerita, maka ane juga gak mau sia2in kebaikan Watty, en bakal tebar banyak gbr yg berkaitan ama genre fantasy, atau avatar yg sekiranya mirip dg penggambaran para tokoh di sini. Dikira2 aja yak itu gbr siapa, hehe...

 Dikira2 aja yak itu gbr siapa, hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Andrea tak habis pikir. Sungguh tak habis pikir. Kenzo seperti membuatnya sesak nafas. Di manapun seolah pria ganteng itu selalu menampakkan diri bagai kuntilanak alay. Ups, beda gender, kan?

Pokoknya Andrea pusing berbintang-bintang karena lelaki satu itu berlagak mengawasinya dan terus menguarkan kata, "Aku akan menjadi pengawalmu, Tuan Puteri," atau-- "Aku ini bodigatmu, Puteri."

"The hell dah si Kenzo itu!" Andrea tampak kisruh kacau dengan paras kesal menghempaskan pantat di kantin sekolah. Seperti biasa, Shelly, sahabatnya sibuk menenangkan.

"Tapi, Ndre... Kenzo itu udah banyak nolongin kamu, loh." Sang sohib mencoba bersikap netral dan menasehati Andrea agar tidak terlalu kalap melontarkan kejengkelannya.

"Shel, gimana gak kesel, sih, kemanapun aku pergi, selalu dikuntit, entah itu di jalan, atau di---"

"Halo, Princess." Senyum Kenzo terburai bersamaan dengan kemunculannya.

Andrea langsung saja memutar bola matanya, jengah. "Tuh kan, baru juga diomong, udah nongol batang bangkenya," ketus Andrea tak peduli.

Tinggallah sang sahabat yang sibuk menenangkan kedua belah pihak. "Aduh, Ndre... sabar yah, mungkin Kenzo ada alasannya tersendiri mengenai itu." Ia mengusap-usap lengan si tomboy, lalu berpaling ke pria yang kini sudah menaruh pantatnya di sebelah Shelly. "Ken, jelasin dong kenapa sih kamu terus-terusan buntutin Andrea. Kamu udah mirip stalker, loh. Nggak baik." Kali ini ia ganti menasehati Kenzo.

Yang dinasehati malahan nyengir-nyengir aneh. "Yakin kepo pengin tau, nih?" Ia malah pasang tampang jahil ke Shelly yang menunggu jawabannya.

Shelly mengangguk cepat.

"Halaahh! Kagak perlu, dah! Palingan juga alesan alay!" potong Andrea yang segera mendapat bonus cubitan mesra di pinggangnya oleh si sohib. "Adawh! Sakit, beb," keluhnya sambil elus-elus bekas cubitan tadi.

"Makanya jangan nyolot dulu, dong, beb. Dengarkan dulu semua penjelasan dari Kenzo." Shelly tak mau kalah berargumen.

Andrea mendecih, "Tsk! Ya udah buruan aje dah tu orang kasi tau." Ia menatap galak ke Kenzo.

Yang sedaritadi ditunggu malah comot tempe mendoan hangat yang tersaji di depan, lalu pasang tampang inosens ke dua cewek itu. "Ehh? Nungguin ya? Ahaha, sori.. sori... kirain mo bayarin makanku di sini."

Devil's Fruit [Book 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang