FRUIT 7

19.6K 663 32
                                    

Sori se-sori2nya yak guys kalo apdetan di fic ini rada slow motion.

Bbrp minggu lalu ane dpt kerjaan translate ing-ind sebuah buku mengenai film serial mandarin dari sodara, dan berakibat ane cedera punggung gegara mantengin leppi sambil duduk berjam2.
//anggep aja ini edisi curcol/

Dan mengakibatkan bbrp proyek ori fic dan FF yg sdh dijadwalkan terpaksa pending dan mundur.

Tp, berkat dukungan yg kalian beri lewat voment, ane niatin terus nulis walo sambil tiduran.

Hayuk kita kepoin chapter ini drpd kalian keburu mules dgr authnya curcol mulu~

========================================================

=[ Author POV ]=

Sudah beberapa hari ini ketegangan antara Kenzo dan Dante terus terjadi. Dari yang kasat mata hingga yang fatamorgana. Intinya, mereka mirip Tom and Jerry, Izaya dan Shizuo, Batman dan Joker, dan apapun yang kalian bisa pikirkan lainnya.

Terkadang mereka harus dilerai karena seringnya Dante yang kehabisan stok sabar di hatinya. Kadang pula anak-anak malah menyoraki dan saling pasang taruhan kalau keduanya berkelahi di taman belakang sekolah sebelum diseret ke ruang guru BP.

"Cih! Sebenernya apa sih yang diributkan dua orang gaje itu?" Andrea menimpali gosipan para cewek di dekat bangkunya. Tangan si tomboy sibuk memainkan bolpoin yang ia putar di sela-sela jari.

"Mereka bukan orang gaje, Ndre. Mereka duo ganteng dari habitat kita," sambar Puput yang seperti tak terima idolanya disebut gaje.

"Ya udah, kalo gitu-- dua orang sok ganteng yang gaje," timpal Andrea yang langsung mendapat sorakan protes dari para netizen--ralat-- para gosipers dan fans duo tersebut.

"Andrea pasti baper ama mereka nih."

"Hidihh~ ngapain gue baper ma tuh duo gaje?"

"Soalnya kamu kalah cakep, Ndre."

"Ishh, sori yak. Gue kagak butuh dikata cakep. Yang penting sehat, waras en naek kelas terus ntar."

"Andrea jangan-jangan naksir salah satu dari mereka."

"WHAT?!"

"Mungkin malah dua-duanya."

"Kalian otaknya dah sengklek semua." Dan Andrea memilih keluar kelas daripada dia ikut-ikutan jadi gila, demikian pikirnya. Seperti biasanya, Shelly membuntut di belakang, segera meraih tangan Andrea dan menggandeng lembut.

"Tak usah ditanggapi yah omongan temen-temen tadi," ucap Shelly halus.

Andrea tersenyum mendengar kalimat sahabatnya yang terasa lebih sejuk dari embun dari negara manapun. "Iya, aku woles aja kok Shel dari tadi. Don't worry." Ia mempererat genggaman tangan mereka dan mengayunkannya santai.

"Andrea. Hai." Tiba-tiba saja salah satu dari makhluk yang jadi sentra gosip sekolah ini telah muncul di depan si tomboy. Andrea sampai harus mengerem langkahnya.

"Ada apa?" jawab Andrea datar.

"Ngobrol, yuk."

"Ogah."

"Huwee~ aku ditolak Andrea." Kenzo pun bertingkah sok mewek ala-ala bocah unyu yang menggerak-gerakkan dua kepalan tangannya di depan mata.

"Isshh, Andrea. Jangan ketus gitu, dong." Shelly menyergahnya.

"Cih. Dia alay sih." Sikap Andrea masih tetap sama.

"Andrea, tuh dengarkan Shelly." Kenzo belum putus asa.

Devil's Fruit [Book 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang