FRUIT 6

21.2K 694 30
                                    

Nahh~ mulmed kali ini nongolin sosok bernama Kenzo.

Gimana, gais? Keren gak sih? Udah gw ubek-ubekin kolor si embah untuk dapetin ntuh loh.

//slap myself/

Ya udh~ happy reading yak en sori lama apdetannya /ngesot/

===========================================

==[Author POV]==

"Ndre, kamu liat bolpen DR ku?"

Andrea menoleh ke Shelly yang sedang heboh mengacak-acak tasnya. "Nggak, Shel. Kamu sih gak nyiapin itu semalem. Malahan nonton Barb**"

"Isshh~ aku kan sibuk ngurus luka kamu juga, beb."

"Oh iya yah, hehe." Si tomboi nyengir, mengernyit takkala hidungnya dicubit sohib kentalnya.

Semalam mereka memang cukup heboh karena luka itu bagai tak berhenti melelehkan darah. Shelly sudah memaksa untuk membawanya ke rumah sakit untuk minta dijahit, tapi Andrea bersikeras menolak.

"Pokoknya aku bakal lari minggat dari sini dan gak mau lagi kenal kamu kalo kamu maksa, Shel!" pekik Andrea semalam.

Ternyata itu didasari atas ketakutan si tomboi pada jarum. Wohohoo~ begitu rupanya.

"Ahh! Ketemu!" seru Shelly penuh wajah sumringah menemukan bolpen yang dia cari. "Hahaha, ternyata nyelip di buku sejarah."

"Tuh kan, dasar nenek-nenek." Andrea ganti mencubit hidung Shelly, gemas.

"Awwhh, Ndre sakiitt~ ntar tambah mancung gimana?" Shelly memegangi hidung korban bully ringan dari Andrea yang sedang terkekeh.

SRIINNGG~

"Urrfsshh!" Andrea seketika mengaduh membuat Shelly lekas menoleh ke lengan si tomboi.

FWOOSSHH~

Dante lewat di dekat bangku kedua gadis yang sedang fokus pada luka di lengan Andrea. Netranya melirik sekilas ke Andrea diiringi segaris senyum seringai yang tertangkap mata Andrea.

BRAK!

Andrea sudah bangkit berdiri namun Shelly menahannya dan memaksa tubuh Andrea kembali duduk.

"Ndre, jangan. Lebih baik tidak perlu berurusan dengannya, Ndre. Aku.. aku punya firasat buruk tentang dia." Shelly memelas menatap Andrea yang tengah berkobar dalam emosi.

"Tapi, Shel, dia---" dan Andrea pun surut, memaksakan dirinya diam meski hatinya berkobar ingin memaki Dante.

Tetapi, bila memaki Dante, apa tujuannya? Toh Dante cuma lewat di samping bangku mereka. Soal luka yang selalu kambuh tiap ada Dante? Memangnya apa hubungan luka itu dengan si bule?

"Hurrmmhh~" si tomboi menderam menahan diri. Ujung matanya melirik ke Dante yang duduk di belakangnya.

Yang dilirik malahan senyum mengejek, alias menyeringai. Kebayang dong gimana panasnya Andrea. Namun lagi-lagi Shelly tampil sebagai penyejuk di tengah menggelegaknya kobaran bara dari sukma sang sahabat.

RIIIIINGGG~

Saved by the bell --- kata orang amrik sono dah.

Waktu bergulir cepat hingga tanpa terasa sudah memasuki jam ketiga. Para siswa sudah mulai terlihat gelisah di berbagai sudut karena sebentar lagi jam rehat pertama datang.

Belum juga jam ketiga usai, tetiba kelas dimasuki oleh Wakil Kepsek.

"Anak-anak. Karena kelas kalian yang paling sedikit jumlah siswanya di antara kelas 2 Fis lainnya, maka setiap ada siswa baru, kelas kalian lah yang akan menampungnya." Haduh Bu, menampung? Seperti bocoran hujan aja kudu ditampung.

Devil's Fruit [Book 1]Where stories live. Discover now