FRUIT 1

59K 1.3K 24
                                    

Yo readers! Jumpa lagi ama author mesum ini /dhuakk!/ yang nyoba bawa kemesuman di genre fantasy. /eaaaa~/

Vote-nya yak biar author tambah semangat nulis yang mesum /plakk!/ maksudnya nulis kelanjutan ini fic. Jyehehe~

Happy reading!!

=========================================

"Dre... Dree.. pinjem PR fisika dong!"

"Duijah! Pagi-pagi dah ditodong hal gituan."

"Plis lah Dre, jangan pelit. Pelit itu dibenci Tuhan ama temen-temen."

"Hghh~ nih." yang dirayu barusan pun mengangsurkan sebuah buku yang diterima penuh sukacita temannya yang merayu barusan. Tak lama, meja itu pun penuh sesak dengan anak-anak lainnya, bergegas merubung buku tersebut bagaikan itu adalah buku sakti yang bisa menyelamatkan nyawa mereka. Dan sang empunya buku memilih menyingkir ke bangku lain.

"Pfftt! Seperti biasanya-bukumu laris manis, Dre." ucap gadis bertubuh irit mendapati fenomena biasa di kelas tersebut akan buku yang dikerubuti para siswa di kelasnya.

"Hmmhh, seperti lu liat deh." yang diajak bicara hanya goleran santai di atas meja entah punya siapa. Si mungil tadi mendekat ke yang goleran. Ini maksudnya golerannya cuma dada ke atas yak. Bukan seluruh tubuh.

"Kamu sih, jenius banget."

"Begitulah."

"Tapi heranku, kenapa kamu gak kepingin lompat kelas aja, Dre?"

"Huumm~ kalo lompat kelas jelas bikin capek lah. Tau sendiri kan berapa meter tinggi kelas di sini?"

"Andrea~ bukan itu juga kalee yang aku maksud."

"Ahahah!" si jenius bernama Andrea ini malah cengengesan menanggapi wajah sebal lawan bicaranya. "Elu sih Vik, gak jelasin detil."

"Plis deh. Aku yakin kamu pasti paham aku ngomongnya ke mana. Kamu kan jenius." sahut si Vika dengan wajah -__-".

"Jyahaha~ oke oke, selow mameenn~" Andrea menegakkan punggungnya. "Gue malas lompat kelas karena... karena... apa yah, huumm~ ya menurut gue sih itu boring banget ntar." ia menggaruk-garuk pipinya yang rada gatal. Ini pasti gegara meja itu gak bersih, batinnya.

"Boring?" Vika memiringkan kepalanya dengan wajah heran.

"Iya. Bayangin aja. Kalo gue sering lompat kelas, lalu ternyata masuk kuliah umur 12 tahun, en lulus kuliah umur 14 tahun, apa asiknya, cobak?" Andrea menyenderkan punggungnya ke dinding. Kebetulan bangku yang ia tumpangi ada di pojokan.

"Itu kan keren!" bantah Vika. Masih heran juga tuh cewe, hal gitu kok dibilang boring?

"Keren darimana kalo gue jadi kehilangan masa kanak-kanak en masa remaja karena musti bekerja. Gak asik deh kalo dah bersinggungan ama dunia orang dewasa." jelas Andrea.

Vika manggut-manggut berusaha keras untuk paham. "Emangnya kalo udah lulus kuliah itu kudu kerja yah?"

"Lah iya kan? Gue ini kan bukan anak orang tajir, Vik. Kalo udah kelar sekolah yah musti kerja. Kasian Opa-Oma gak ada yang ngurus hari tua mereka nanti. Yah walo ini pun mereka udah keliatan tua, sih. Hehe~" ia nyengir santai menanggapi temannya.

Dan Vika hanya membulatkan mulutnya disertai suara khas sebuah hurup vokal yang mengibaratkan bulatnya mulut tadi.

Tak berapa lama kemudian, bel riuh berdering menandakan sekolah dimulai dan anak-anak yang sibuk nyontek PR kudu buruan sebelum para Guru menyebar masuk ke masing-masing ruang kelas.

Devil's Fruit [Book 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang