Bonus! :)

18.5K 676 72
                                    

Hallo para readers-nya 'caramu mencintaiku' :) Maaf ya baru sempet nyapa sekarang, bukan sombong tapi emang baru ada waktu :) Dan karna author-nya udah nyapa, bisa dong jangan jadi silent readers? Hihi koment, like, vote, author tunggu ya. Oh iya, btw ini ada cerita bonus-nya Al dan Bagas hihi:3

 

Alifia Pov!

 

Aku duduk dengan gelisah di ruang tunggu bandara. Kenapa pesawatnya belum dateng-dateng sih? Apa delay-nya selama itu? Aku udah nongkrong disini hampir 3 jam, dan belum ada kabar apapun dari cowok tengil itu. Ish awas aja kalau udah sampe nanti!

Hari ini adalah hari kepulangan Bagas dari Aussie. Bukan, bukan untuk liburan. Tapi dia sudah menyelesaikan kuliah-nya disana dalam waktu 3 tahun, dan minggu kemaren udah di wisuda ^_^ Walaupun aku nggak dateng kesana (makhlum anak kuliahan nggak se-selo dulu), tapi aku sempet dikirimin video ketika dia wisuda.

Dan hari ini adalah hari yang ku tunggu banget. Gimana nggak? Setelah 2 tahunan LDR (Bagas nggak pernah main ke Indo, alesannya sibuk banget), akhirnya dia bakal balik lagi. Dan setelah dandan serapi mungkin (bahkan dilirik beberapa cowok disini - udah bukan rahasia lagi), dia malah bikin mood-ku ancur dengan memaksaku menunggu hampir 3 jam! Ish kemana sih dia?

Setelah duduk dengan berbagai pose indah nan membosankan, aku berdiri dengan gerah. Oke, karna aku jarang ke bandara aku jadi tidak tau apakah aku menunggu di tempat yang benar atau tidak. Aku jadi curiga pesawatnya Bagas udah sampe daritadi, tapi...

Seorang cowok asing tersenyum sambil mengulurkan bunga mawar merah padaku, aku menatapnya dengan aneh. "Ini buat aku?" tanyaku agak heran. Kenal juga nggak, masa tiba-tiba ngasih bunga? Cowok itu mengangguk dan memaksaku untuk menggenggam tangkai bunga itu, kemudian cowok itu langsung pergi. Ha? Aku melongo menatap punggung cowok itu yang dengan santai melenggang pergi.

Lagian, ini bunga buat apaan lagi? "Kamu yang namanya Al?" aku menoleh mendengar suara seorang ibu bertanya lembut, aku tersenyum dan mengangguk dengan bingung. Kemudian Ibu itu mengulurkan setangkai bunga mawar putih padaku, kemudian seperti lelaki tadi. Ibu itu segera berlalu. Apaan sih ini? Jangan-jangan aku lagi di kerjain di acara supertrap? Tapi kok Ibu itu tau namaku?

"Good luck ya, Al" Seorang cewek yang kelihatan berumur 25 tahunan mendatangiku dan memberikan setangkai mawar pink padaku. Dan dengan pasrah, aku menerimanya tanpa bertanya apa-apa. Percuma aja, paling nih mbak-mbak juga cuma bakalan langsung pergi. Tuh kan! Aku berseru dalam hati melihat mbak-nya langsung berlalu dari hadapanku.

Kali ini bukan lagi seorang ibu, mas-mas, ataupun mbak-mbak yang dateng. Tapi 3 anak kecil yang imut banget berjalan sambil masing-masing membawa mawar berwarna merah, putih, dan pink. "Kakak cantik, ini buat kakak." Kata mereka bebarengan. Aku menerima bunga dari mereka sambil berjongkok di hadapan mereka.

"Makasih ya adek. Oh iya, ini bunga dari siapa?" tanyaku sambil tersenyum ramah. Anak yang berkucir kuda menggeleng lucu.

"Katanya kami gak boleh bilang, ohya kak kami juga disuruh langsung pergi. dadah kakak cantik" katanya sambil menarik kedua tangan temannya. Aku berdiri lagi sambil memperhatikan bunga ditanganku. Ada 6 bunga, dan aku baru menyadari bahwa di tiap bunga mawar putih (warna kesukaanku) selalu ada sepucuk kertas. Aku membacanya. Potongan kertas pertama, 'will you'. Dan potongan kertas kedua membuatku menutup mulutku dengan tanganku yang bebas, karna setelah kata-kata itu digabungkan, membentuk sebuah kalimat pertanyaan.

"Will you marry me?" Oh astaga! Aku tersentak mendengar kalimat pertanyaan dari kertas di bunga itu dikatakan oleh orang yang berada dibelakangku. Yang sekarang sedang memeluk pinggangku lembut, yang menyandarkan kepalanya di bahuku. Oh Astaga, sesaat aku merasa jantungku berhenti berdetak. Kemudian sekarang berdetak dengan kecepatan tak wajar.

Lelaki itu melepas pelukannya dan memutar tubuhku menghadapnya, dan tanpa kusadari bahwa kami berdua sudah menjadi tontonan. "Bagas please, aku malu banget." Kataku sambil menunduk serendah mungkin, tapi yang dilakukan Bagas malah hanya mengacak rambutku lembut. Lalu aku tidak tau apa lagi yang terjadi, ketika Bagas sudah berlutut dihadapanku.

Aku sedikit mendongak padanya, dan melihat ditangannya sudah ada sebuah kotak biru yang diatasnya ditutupi kaca. Aku bisa melihat, ada sebuah cincin berlian putih yang begitu indah. Sangat indah. Kemudian perhatianku terusik ketika Bagas menyentuh tanganku lagi.

"Aku tau mungkin aku belum bisa apa-apa sekarang, mungkin bagimu aku masih seperti anak kecil yang baru selesai kuliah, dan aku tau aku belum pantas buat menanyakan ini sekarang." Dia berhenti sejenak, memberikan jeda untuk kalimatnya. Dan yang kulakukan hanya terus menatap-nya, karena tatapanku seperti terkunci padanya. "Tapi aku mau kamu tau kalau aku serius sama kamu."

Bagas membuka penutup kotak ditangannya, kemudian mengajukannya padaku. "Alifia Dewi Shashani," dia menyebut namaku dengan begitu lembut, dan entah kenapa mataku terasa sangat panas. "Will you maryy me?" Oh good! Sekarang air mata sudah mengalir pelan dipipi-ku yang semakin lama semakin menderas.

Aku nggak pernah sekalipun membayangkan - bahkan berharap - akan dilamar dengan cara seperti ini, dengan disaksikan banyak mata, dan dilamar oleh orang yang paling aku cintai. Bahkan akupun tidak berani berharap. Aku tau ini bukan mimpi, tapi aku tetap ragu bahwa ini mimpi. Kemudian Bagas mennggenggam tanganku lebih erat, seperti meyakinkan bahwa ini bukan mimpi.

Aku menatapnya, dan melihat ke-seriusan dimatanya. yang selanjutnya kulakukan adalah mengangguk, walaupun masih dengan sesenggukan. Bagas tersenyum dan meingkarkan cincin itu di jari manisku, kemudian dia bangkit berdiri dan memelukku.

 

" Terimakasih sudah menjadi hadiah terindah dihidupku, I love you more than anything." Bagas mengecupku lembut, membuatku hampir lupa caranya bernafas. Oh Tuhan, terimakasih telah Engkau berikan lelaki sebaik dia untuk menemani sisa hidupku. Aku akan menjaga-nya, karna aku mencintainya. Sangat mencintainya. Aku mempererat pelukanku padanya.

"I love you too"

 

#Tamat#

 

Hai hallo:) Pertama, aku mau minta maaf sama readers yang khilaf baca ceritaku ini karena tertarik sama sinopsisnya. Sebenernya cerbung ini emang aku tamat-in lebih awal dari rencana. Kenapa? Karena gatau kenapa ada rasa jenuh aja buat ngelanjutin, apalagi respon dari readersnya gak ada ._.v Jadiiii maaf banget kalau ceritanya kesannya nggak niat dan nggak banget, aku tau cerita ini masih banyak banget kekurangannya..

Terakhir, aku mau promosiin ceritaku yang lain :

1. Love Debate ( Mihani - Tate, END )

2. Pieces ( Cerbung pemain semua ceritaku, berjalan )

3. Sweet Story ( Hardian - Regina, Cerpen END )

4. The True Love (Damar - Anaya, END )

5. You can't live without love? (Tian - Anaya, END )

6. Sahabat, aku cinta. (Short Story - Complete )

7.  Beautifull Cheri ( Sequel The True Love, saya post di @Cherolita )

 

Makasih ya udah baca sampai tamat, kalian baik banget:) Thankyou~

Caramu mencintaiku.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang