Epilog

15.3K 464 2
                                    

"Emang kelas 12 masih boleh ikut lomba Al?"  Al mengangguk tanpa menghentikan lari-nya keliling lapangan basket, Mita mengangguk-angguk. "Kok elo nggak ikut Far?"

"Gue?" Fara menunjuk dirinya sendiri kaget, karna dia sedang mengobrol dengan Alda. Mita mengangguk. "Oh kalau gue sih dari kelas 11 akhir juga udah keluar."

"Lha kok Al tetep ikut?" Mita bertanya dengan kening berkerut.

"Kayak gak tau Pak Basril aja, mana rela beliau ngelepas anak emas-nya." Fara berdiri sambil menepuk-nepuk bagian belakang rok-nya. "Balik yuk ah, males gue ngeliatin adik kelas. Soksokan semua"

"Dih elo, bilang aja takut kesaing." Mita ngikik geli mendengar jawaban Alda. Fara melotot sebal, kemudian Fara berjalan keluar dari lapangan diikuti Mita dan Alda. Fara menatap ke arah lobi, dan mata-nya menemukan sesosok cowok ganteng.

Badannya atletis banget, dengan kemeja yang digulung lengannya sampai siku. Nggak putih, tapi juga nggak item. Tanpa diliat pun kelihatan banget dia pasti anak kuliahan. Fara sudah hampir melting terpesona, ketika cowok itu tersenyum padanya. Wait, kok wajahnya mirip sama...?

"Hai semua." Fara menatap cowok yang berjalan kedepannya itu. "Al dimana ya?" Ha?

"Kak ... Bagas?" Ajaibnya, merea bertiga secara bersama-an bertanya dengan nada ragu. Kak Bagas tertawa geli sambil mengangguk.

"Emang muka gue gak bisa dikenali ya?" tanyanya geli.

"Iya kak, berubah banget." Mita berkomentar sambil nyengir.

"Kapan pulang Kak? Emangnya di Aussie lagi musim liburan ya?" Alda bertanya heran. Bagas tersenyum.

"Iya, kebetulan kuliah libur. Dan tugas juga nggak numpuk, jadi gue balik." jawabnya ceria. Mereka bertiga mengangguk-angguk, "Ohya, Al dimana?"

"Al di labas kak, ekskul lari." Fara yang menjawab.

"Oh oke, gue duluan ya." jawab Bagas sambil berjalan ke arah labas.

"Gila, Kak Bagas kuliah di Aussie kenapa jadi GANTENG BANGET gitu sih?" Alda yang pertama berkomentar.

"Iyaaa, setahun gak pulkam eh mendadak dateng udah ganteng gitu." Mita mengangguk-angguk.

"Kira-kira gimana ya reaksi Al?" Alda bertanya lebih pada dirinya sendiri.

"Trust me" Fara mendadak bergumam, Alda dan mita menoleh. "Taruhan yuk? Pasti Al bakalan kabur-kaburan lagi.

"Maksudnya..?" Belum sempat Mita menyelesaikan ucapannya, terdengar suara Al yang berteriak.

"ELO SIAPA? SANA JAUH-JAUH!!" Al berlari keluar labas diikuti Bagas yang mengejarnya. Al berlari ke arah Fara, Mita, dan Alda berdiri mengobrol.

"Tuh kan?"

#############

"ELO SIAPA? SANA JAUH-JAUH!!" Demi menjaga gengsi, Al berlari dengan wajah marah menghindari Bagas. Padahal sumpah, Al bener-bener melting liat penampilan Bagas. Keren dan ganteng banget. Tapi sory-sory aja, Al tetap jaga gengsi dong. Enak aja setahun berturut-turut LDR-an, mendadak dateng dan seperti nggak ada apa-apa.

"AL, jangan lari-lari." Al mendengar suara khawatir Bagas, tapi dia cuek aja dan malah berlari makin kencang ke arah Mita, Fara, dan Alda yang menatap mereka geli. Al berdiri ke belakang Fara, Mita, dan Alda. Menutup akses Bagas untuk mendekat padanya.

"APAAN SIH LO? PERGI-PERGI!" Al berteriak ke arah Bagas yang sudah berdiri di hadapan Fara, Mita, dan Alda sambil membungkukan badan. Ngos-ngosan.

"Tega amat lo Al" Mita berkomentar geli. Al makin cemberut mendengar komentar Mita.

"DIA SIAPA SIH? KALIAN KENAL?" Al makin nyolot sambil menunjuk-nunjuk dari sela-sela kepala Mita dan Fara.

"Bener nih nggak kenal?" Bagas bertanya setelah menstabilkan nafasnya. Al mengangguk angkuh, wajahnya dipasang cuek. "Yaudah, aku pulang aja." Bagas menampilkan ekspresi melas, kemudian berbalik dan berjalan dengan sok lemas.

"Tuh Al, marah lho Kak Bagas." Alda berkata sambil tertawa kecil.

"Bodo!" Jawab Al cuek, kemudian dengan santai dia berbalik berjalan ke kelas. Apaan tuh! Nggak ada usaha sama sekali! Cuma ditolak gitu aja langsung lemes, langsung nyerah! Perjuangannya mana? Percuma banget selama ini Al nungguin dia. Ishhh!! Al memberengut.

Al berjalan sambil mengentakkan kaki, mirip anak kecil yang ngambek karna tidak dipenuhi permintaannya. Tiba-tiba sebuah tangan terulur memeluk pinggangnya dari belakang, tanpa menoleh pun Al juga tau siapa orang itu.

"Miss me?" bisik suara itu lembut. Al menggeleng dengan santai, "Are you sure?" kepala orang itu kini bersandar di bahu Al. Memeluk Al dengan mesra, menenggelamkan Al kedalamnya.

"Yes, I'm very very so much sure banget-bangetan!" Jawab Al ngasal. Suara itu tertawa renyah, terdengar lembut ditelinga Al.

"Padahal aku kangen banget sama kamu." Gumam suara itu.

"Elo tau? Elo cowok paling pembohong yang gue kenal." Jawab Al dengan ketus.

"Kok?" Suara itu bertanya sambil melepas pelukannya, dan memutar tubuh Al menghadapnya.

"Kalo lo kangen, elo pasti udah dateng daridulu Bagas!" Jawab Al puas sambil menentang wajah Bagas. Bagas tertawa kecil mendengar jawaban Al.

"Ah ternyata kamu masih sama, masih jadi Al-ku" Bagas menariknya lagi kepelukannya. Al menutupi wajahnya dengan tangan, ketika beberapa adik kelas yang lewat memperhatikan mereka.

"Lepasin kenapa sih, malu tau diliatin gini."

"Nggak akan." Tegas, Bagas menolak. "Kecuali kamu mau bilang kangen ke aku."

"Aku nggak kangen." Al tetap keras kepala, walaupun ia tau ia sangat merindukan pelukan dari cowok didepannya ini.

"Ohya? Tapi kok kamu nikmatin banget aku peluk?" Bagas menggodanya! Menyebalkan! Al mencoba melepas dirinya dari tangan kokoh Bagas, namun tidak bisa. "Bilang jujur dulu ke aku, Alifia Dewi Shashani."

Beberapa anak angkatan Al nyengir sambil menonton mereka, Al makin malu aja. "Oke! Aku bakal bilang, tapi lepasin dulu." Al mendorong tubuh Bagas pelan. Bagas yang sudah mendengar kata menyerah Al, melepas dengan lembut.

"Good, jadi...?" Bagas bertanya sambil menunduk menatap Al, pelan Al mendongak pada Bagas. Oke, kenapa susah banget bilang kangen sih? Al merasakan pipinya memerah. Duh malu..

"Em aku..." kata-kata Al tersendat karena malu, Bagas menunggu dengan sabar. Menatap Al dengan tersenyum geli. Ia kangen banget melihat Al, memeluk Al, dan mendengar suara Al. Walaupun setiap hari mereka pasti telpon-telponan, video call, dan lain-lain. Rasanya tetap lebih indah ketika bertemu dengannya.

"Kamu apa?" bagas menggoda-nya lagi. Al mendongak, kemudian menggigit bibir. Al menarik nafas perlahan.

"Aku..." Bagas menatap wajah Al yang memerah, dan kemudian badannya langsung membeku ketika merasakan sapuan bibir Al di pipi-nya. Pelan, namun meninggalkan bekas di hatinya. Al berbalik dan langsung berlari meninggalkannya. Bagas menatap Al yang sedang berlari sambil meliriknya, kemudian dia tersenyum.

Siapa sangka pengorbanannya yang langsung datang ke sekolah Al setelah turun dari pesawat mendapat balasan ciuman lembut darinya? "Al, I Love you!!"

Bagas berteriak sambil berlari mengejar Al, wajahnya terlihat bahagia.

"Sssstttt!!!" Al meletakan telunjuknya di bibirnya, namun detik berikutnya ia ikut berteriak. "I Love you more, Gas." Ah beruntungnya Bagas bisa dicintai oleh gadis seluar biasa Al. Gue janji bakal bikin elo bahagia Al, gue cinta sama elo. Bagas membatin.

THE END.

Caramu mencintaiku.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang