7. Cemburu

8.2K 679 21
                                    

Aliandra, dia cowok berumur 25 tahun, tapi kelakuannya kaya masih 16 tahun, kekanak-kanakan kalau lagi marah.

Prilly sampe kehabisan nafas karna harus berlari mengejar Ali, padahal Ali cuma jalan lebih lebar tergesa-gesa aja nggak sampai lari, Tapi karna Prilly adalah tipe cewek imut jadilah dia lari untuk mengejar langkah panjang Ali.

Prilly baru bisa menahan lengan Ali saat sampai di basment, saat Ali berhenti untuk membuka pintu mobilnya Prilly menahan lengan Ali hingga gerakan tangan Ali terhenti.

"Li, jangan kaya anak kecil deh"

Ali menatap tajam Prilly, kemudian menghentakkan pelan tangan Prilly yang masih memegang lengannya, tanpa mengucap apapun dia justru memilih masuk kedalam mobilnya.

Prilly tak habis akal, dia langsung memutar langkahnya lewat depan dan membuka pintu penumpang di sebelah kanan, Ali hanya menggeram kesal saat melihat Prilly sudah duduk manis di sampingnya.

"Dia cuma temen SMP di Ambon li"

Ali diam, menatap lurus ke depan.

"Tadi nggak sengaja ketemu di mall"

Ali tetap diam.

"Aku juga nggak nyangka temen aku ternyata di Jakarta, karna udah jam makan siang juga waktu itu, ya kami makan siang, sama Sally juga ko nggak berdua"

Ali masih diam, dia sempat melirik sebentar pada Prilly saat Prilly mengiyakan bahwa dia makan bersama Radit.

Prilly mengelus lengan Ali dengan gerakan pelan, dengan harapan Ali bisa sedikit tenang.

"Sorry"

Ali menoleh pada Prilly, kemudian menjauhkan lengannya agar Prilly tak menyentuhnya lagi.

"Aku tuh udah nungguin kamu selama 1 jam lebih tau nggak, kamu dihubungi nggak bisa, pulang-pulang malah denger cerita kamu sibuk sama cowok lain? Great Prilly"

"Tapi kan cuma temen, nggak sengaja juga"

"Tetep aja kamu nggak ngabarin aku, ngebiarin aku nunggu kamu lama, bahkan kamu lupa.."

Ali terdiam karna gerakan tiba-tiba Prilly yang membungkam bibirnya dengan bibir tipis Prilly, Prilly melumat sebentar bibir Ali yang masih tampak terkejut kemudian menjauhkannya lagi.

"Jangan marah-marah, please"

Ali tak menjawab, pandangannya menggelap kemudian tangannya kini meraih belakang kepala Prilly mendorongnya ke depan dan membenturkan bibir Prilly pada bibirnya, Ali nampak tergesa-gesa dengan ciumannya, kali ini benar-benar menuntut, Prilly benar-benar kewalahan saat Ali memaksanya membuka mulut.

Ali mengigigit bibir bawah Prilly membuat Ali dengan mudah mengabsen semua yang ada dalam mulut Prilly dengan lidahnya, Prilly yang sudah terhanyut dengan ciuman Ali pun tak segan-segan melawan lidah Ali. Saat mereka sama-sama kehabisan nafas, akhirnya Ali sedikit menjauhkan diri namun keningnya masih menyatu. Ali menatap tajam Prilly membuat Prilly mengulurkan tangannya mengusap pipi Ali.

"Kamu kenapa sih?" tanya Prilly lirih.

Ali tak menjawab dia malah kembali melumat bibir Prilly, memagutnya dengan lebih lembut dari sebelumnya kemudian bergumam lirih tanpa melepaskan ciuman.

"Aku cemburu, tau!!" gumam Ali.

Setelah kata itu keluar, Ali melepaskan ciumannya dan menjauhkan tubuhnya, keduanya terdiam, tak ada yang memulai bersuara.

°°°°°°°°°°

Hari ini Ali pergi ke Singapore, bertemu dengan salah satu penanam saham di perusahaannya, Prilly mengantar Ali ke bandara sebelum berangkat kerja.

"Hei" Agatha menyapa saat Ali dan Prilly berjalan kearahnya.

"Hai tha" sapa Ali.

"Hai" kini Prilly yang menyapa.

"Duh kamu makin cantik aja" kata Agatha pada Prilly.

"Nggak secantik kamu lah" kata Prilly tersenyum.

"Apaan sih kamu, jadi nganterin mas pacar nih?"

"Hhee iya, sekalian ke kantor abis ini"

"Oh" gumam Agatha.

"Yaudah kamu hati-hati yah ntar di jalannya" kata Ali mengusap kepala Prilly.

"Iya, kamu juga hati-hati, kalau udah sampai hubungin aku"

"Iya" kata Ali kemudian mencium dahi Prilly lembut.

Semua itu tak luput dari perhatian Agatha, dalam hati Agatha sangat tak nyaman dengan apa yang dilihatnya.

"Yaudah aku masuk" kata Ali.

"Iya" kata Prilly penuh senyum.

Semenjak pertengkaran lusa kemaren, dan sejak Ali yang terang-terangan mengatakan bahwa dia cemburu, mereka agak canggung, Prilly ingin sekali bertanya mengapa Ali cemburu? Apa karna cinta?

Namun Prilly tak mau kecewa, jadi dia memutuskan untuk tak bertanya.

°°°°°°°°°°°°°

Pesawat sudah berada di udara, Ali dan Agatha duduk bersebelahan.

Agatha menoleh pada Ali tepat saat Ali juga menoleh, tatapan mereka bertemu namun Ali cepat-cepat memalingkan wajahnya.

"Li" kata Agatha.

"Hmmm" Ali menoleh pada Agatha.

"Kamu bahagia ya?"

Ali mengerutkan keningnya tak tahu arah pembicaraan Agatha.

"Kamu bahagia sama Prilly?"tanya Agatha.

Ali tersenyum kemudian mengangguk, "Dia wanita paling sabar, tegar, dan aneh yang pernah aku kenal" kata Ali.

Agatha segera memalingkan wajahnya menjauhi tatapan Ali, dia ingin sekali menangis mendengar Ali memuji wanita lain.

Agatha senang jika Ali bahagia, namun dia sangat menyayangkan Ali bahagia bersama wanita lain, tak bersamanya.

Sedangkan dirinya harus memilih Indra karna orangtuanya, dan sekarang dia tak bahagia, Indra benar-benar cowok kasar, dan posesif, Agatha sangat menyesal.

Menyesal karna meninggalkan Ali dan memilih Indra.

"Kenapa emangnya tha?" tanya Ali.

"Ah, gpp" kata Agatha mencoba tersenyum.

°°°°°°°°°°°°

Hayooo loh, Agatha nggak sepenuhnya ngelepasin Ali loh, hatinya masih terikat.
Jiahhh

Sumpah aku tau ini pendek banget.
Janji deh ntar malem aku update lagi.
Makasih yang udah semuaa vote+comment.
Makasih juga yang udah follow aku.
Muachhh

Cinta Kita [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang